Rapor merah presiden, mahasiswa se-Jatim ingatkan janji manis Jokowi
Merdeka.com - Ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jawa Timur turun ke jalan, Jumat (27/3). Mereka menggelar aksi rapor merah untuk Joko Widodo (Jokowi) di depan Gedung Grahadi Surabaya, Jalan Gubernur Suryo.
Para demonstran yang terdiri dari Universitas Airlangga, Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS), Universitas Brawijaya Malang dan beberapa perguruan tinggi swasta di Jawa Timur itu, tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia. Dalam orasinya, para demonstran menyebut, sejak dilantik sebagai presiden pada 20 Oktober 2014 lalu, Jokowi belum menunjukkan kepemimpinan yang pro-rakyat.
"Kita di sini, ingin mengingatkan Jokowi atas kerjanya sejak dilantik sebagai presiden. Selama 168 hari, kebijakan-kebijakan yang diambil Jokowi tidak pro dengan rakyat. Tidak seperti janji-janjinya yang tercantum dalam Nawa Cita-nya," teriak salah satu orator.
-
Dimana Jokowi blusukan? Saat melakukan kunjungan ke daerah, Presiden Jokowi selalu menyempatkan diri untuk blusukan ke pasar tradisonal
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Apa yang dilakukan warga saat Jokowi berkunjung? Padahal korban tersebut hanya membentangkan spanduk berisikan 'Selamat Datang Pak Jokowi, Kami Sudah Pindah, Kami Pilih Ganjar' pada saat Jokowi berada di pasar Agrosari, Wonosari.
-
Siapa yang menggugat Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI)
-
Di mana Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
Kembali sang orator melanjutkan, mungkin Jokowi sudah lupa dengan janji-janjinya dulu. Maka sebagai mahasiswa, sebagai rakyat kita wajib mengingatkan. "Sekarang apa yang sudah diberikan Jokowi?," tanyanya yang disambut teriakan serempak massa aksi: Tidak ada!
"Makanan semua mahal. Mana pemimpin yang katanya pemimpin pro rakyat. Uang Unas juga mahal. Saya tanya sekali lagi sekarang, mana Jokowi? Hari ini kita berkumpul di sini untuk kembali mengingatkan Jokowi dengan janji-janjinya," teriaknya lagi.
Sementara itu, koordinator aksi, Bayu dari Universitas Brawijaya Malang menyampaikan analisanya terhadap kepemimpinan Jokowi selama ini. Di bidang ekonomi, katanya, saat ini rupiah terhadap dolar melemah. Harga bahan bakar minyak (BBM) yang dilepas ke mekanisme pasar yang melanggar amanat konstitusi dalam Pasal 33 UUD 1945.
"Di bidang hukum, saat ini terjadi konflik antar lembaga hukum. Dan masih banyak lagi, kebijakan-kebijakan Jokowi yang sama sekali tidak pro rakyat, kita berikan rapor merah buat Jokowi," kata Bayu.
Pantauan di lapangan, selain berorasi secara bergantian, para demonstran juga terlihat membawa beberapa poster tuntutan, Bendera Merah Putih, bendera kampus masing-masing, hingga membawa map merah sebagai simbol rapor merah untuk Jokowi.
"Di sana (Gedung Grahadi) juga ada pemimpin, yaitu Pakde Karwo (Soekarwo) sebagai gubernur Jawa Timur. Karena yang bisa ketemu Jokowi hanya Pakde Karwo, maka kita meminta pada Pakde Karwo untuk menyampaikan tuntutan kita," teriak orator yang lain.
"Kita tidak mungkin semua bisa ketemu Jokowi, maka kita minta Pakde Karwo keluar, untuk menemui kita," lanjutnya yang disambut teriakan massa: Pakde Karwo keluar (dari Gedung Grahadi). "Sekali lagi, Pakde Karwo, keluar! Pakde Karwo, BBM mahal. Pakde Karwo keluar demi perubahan."
rapor merah untuk Jokowi versi para demonstran; di bidang hukum, nilai Jokowi C+, nilai D di bidang ekonomi, pangan (E), energi (C+), pertahanan dan keamanan negara (B), dan nilai 1,80 untuk IP Semester, IP Lulus dan IP Beban.
Sementara itu, untuk menjaga kondusifitas dan keamanan Gedung Grahadi, ratusan personel polisi dari Polrestabes Surabaya membentuk pagar betis, dan sebagian mengatur arus lalu lintas yang padat karena imbas aksi para mahasiswa.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tuntutan pemakzulan Jokowi itu dilakukan karena orang nomor satu di Indonesia itu dianggap telah melemahkan demokrasi.
Baca SelengkapnyaBEM UGM mengkritik kinerja pemerintahan Presiden Jokowi melalui baliho dan sertifikat.
Baca SelengkapnyaMereka mendesak KPU untuk bekerja secara profesional serta bersikap adil dan netral dalam pelaksanaan Pemilu 2024 pada 14 Februari besok.
Baca SelengkapnyaAliansi Mahasiswa Bekasi-Karawang menggelar demonstrasi di Jalan Cut Meutia, Kota Bekasi, Selasa (6/2). Mereka membakar foto Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca SelengkapnyaDalam aksinya, mahasiswa menentang Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) yang disampaikan Presiden Jokowi di Sidang Tahunan MPR.
Baca SelengkapnyaJokowi menuturkan, setiap masyarakat Indonesia bebas berpendapat.
Baca SelengkapnyaMereka meneriakkan yel-yel meminta Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk mundur dari jabatannya dan segera pulang ke kampung halaman Solo.
Baca Selengkapnyanies Baswedan mengaku senang berbagai kampus turut menyuarakan kepeduliannya terhadap kondisi demokrasi.
Baca SelengkapnyaAksi bertajuk "Jogja Memanggil" ini membawa sejumlah tuntutan di antaranya penolakan pada revisi RUU Pilkada.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menanggapi santai soal kritik BEM UGM. Jokowi pun enggan berbicara banyak.
Baca SelengkapnyaHasto mengatakan, perguruan tinggi merupakan cerminan dari kekuatan moral.
Baca SelengkapnyaTercatat BEM UGM dua kali memberikan kritik dalam bentuk poster dan baliho kepada Presiden Jokowi
Baca Selengkapnya