Ratna, mahasiswi Akbid Sari Mutiara ditemukan tewas di kampusnya
Merdeka.com - Seorang mahasiswi Akademi Kebidanan (Akbid) Sari Mutiara, Ratnawati Gea (19), ditemukan tewas di kampusnya di Jalan Kapten Muslim, Medan, Senin (9/5). Keluarga menilai kematian perempuan muda itu tidak wajar.
"Soalnya semalam dia sehat-sehat saja di rumah saya di Jalan Murai, Perumnas Mandala. Selama libur ini dia di rumah saya," kata Lina, bibi Ratnawati di RS Bhayangkara, Medan.
Lina bercerita, kemarin petang Ratnawati minta diantarkan pulang ke asramanya. Mahasiswi semester II yang tinggal di Desa Petapahan, Rampung, Kanipar, Riau itu mengaku harus segera kembali karena hari ini mereka akan berangkat praktik ke Saribu Dolok, Simalungun.
-
Mengapa mumi remaja meninggal? Penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa gadis tersebut, yang diperkirakan berusia antara 14 dan 17 tahun, meninggal karena komplikasi saat melahirkan, dengan tengkorak janin yang ditemukan di jalan lahir.
-
Bagaimana mahasiswi itu bisa tewas? 'Hasil pemeriksaan fisik sementara kita indikasikan kemungkinan pembunuhan karena terdapat luka terbuka pada beberapa bagian tubuh. Di punggung tangan dan sekitarnya,' kata Rizka.
-
Siapa yang menemukan mayat? Mayat tersebut diduga merupakan korban pembunuhan lantaran terdapat luka-luka di tubuhnya. Mayat pertama kali ditemukan oleh petugas kehutanan, Suyitono.
Tiba-tiba pagi tadi, Lina dihubungi salah seorang dosen di Akbid Sari Mutiara. "Sekitar pukul 9.30 Wib tadi saya ditelepon dan disuruh datang. Kata ibu itu, si Ratna sakit," sambung Lina sambil menangis.
Ternyata setelah sampai di kampus Akbid Sari Mutiara, Lina mendapati keponakannya telah tewas di gedung Magnolia, Lantai II, Kampus Akbid Sari Mutiara.
"Saya lihat dia sudah digotong di tangga. Kemudian dibawa ke sini untuk diautopsi," jelasnya.
Lina mengaku sudah melihat jasad Ratna di kamar mayat RS Bhayangkara. Dia mendapati sejumlah titik di tubuh keponakannya itu membiru, seperti di kaki, dengkul dan pinggang.
Jasad Ratna masih diautopsi di kamar mayat RS Bhayangkara Medan. Pihak keluarga masih menunggu di luar ruangan.
Sementara Kapolsek Helvetia Kompol Hendra Eko Tri Yulianto mengatakan kasus itu masih diselidiki. Mereka sudah memeriksa dua saksi, termasuk Sri Wahyuni, petugas cleaning servis yang pertama kali menemukan tubuh Ratna.
Berdasarkan pemeriksaan sementara ada indikasi Ratna melakukan tindakan bunuh diri. "Soalnya di lokasi ditemukan bungkus obat Resichin, muntahan, dan 1 unit Hp, dan cangkir. Namun kasusnya masih kita selidiki," pungkasnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mahasiswa tingkat pertama yang meninggal diduga dianiaya senior itu bakal diberangkatkan ke kampung halamannya pada Minggu (5/5) besok.
Baca SelengkapnyaAkun Instagram @FOLKSHIT menunggah isi buku Harian ARL yang diduga bunuh diri karena tekanan dari dokter senior.
Baca SelengkapnyaPolisi masih mendalami motif dari korban yang menjatuhkan diri lantai enam gedung kampus itu.
Baca SelengkapnyaKorban dan temannya dianiaya berkedok hukuman ala seniornya.
Baca SelengkapnyaTerdapat sejumlah luka di tubuh mahasiswa STIP diduga tewas dianiaya senior
Baca SelengkapnyaMahasiswa STIP tewas diduga dianiaya di dalam toilet
Baca SelengkapnyaPihak keluarga korban sebelumnya mengancam menuntut kampus dan mendesak pelaku penganiayaan dihukum berat.
Baca SelengkapnyaPolisi sudah memeriksa 10 saksi terkait kematian mahasiswa tersebut.
Baca SelengkapnyaJasad korban inisial E (18). Sejumlah saksi menlihat korban sempat mau loncat sebelum akhirnya ditemukan tewas.
Baca SelengkapnyaAulia Risma Lestari ditemukan meninggal dunia dalam rumah kos di daerah Lempongsari, Kota Semarang Senin (12/8).
Baca SelengkapnyaSelain dugaan perundungan, dr Aulia Risma juga pernah melaporkan beban kerja ke Undip namun tak direspons.
Baca SelengkapnyaKorban diketahui bernama SA (21) yang merupakan mahasiswa jurusan Geofisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA).
Baca Selengkapnya