Ratna Sarumpaet, SBY, Jokowi dan isu makar gulingkan pemerintahan
Merdeka.com - Belakangan isu makar kembali ramai menjadi perbincangan hangat. Terlebih 10 tokoh ditangkap karena diduga makar.
Sedikit mundur ke belakang, pada tahun 2013 saat era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) isu kudeta berhembus kencang. Saat itu, disebut bakal ada demo besar-besaran pada 25 Maret untuk menggulingkan presiden dan menggantikan dengan pemerintahan transisi.
Salah satu penggerak demo kala itu adalah Ketua Presidium MKRI, Ratna Sarumpaet. Mereka menilai SBY sebelum menyelesaikan masa tugasnya pada 2014 banyak mengundang masalah. Banyak di antaranya yang tak selesai, termasuk penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu).
-
Siapa yang dituduh melakukan kudeta? Istri Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Sarah Netanyahu menuduh para panglima militer Israel berusaha melakukan kudeta terhadap suaminya, berdasarkan bocoran rekaman audio yang diperoleh media Israel, Haaretz.
-
Siapa saja tersangka dalam kasus suap ini? Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengatakan pihaknya juga menetapkan anggota DPRD Kabupaten Labuhanbatu Rudi Syahputra Ritonga, serta dua pihak swasta bernama Efendy Sahputra dan Fajar Syahputra sebagai tersangka.
-
Siapa yang dijerat kasus oleh pemerintah? Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh mengungkapkan, keheranannya atas kasus yang menjerat eks timses Anies Baswedan yakni Tom Lembong.
-
Siapa yang menjadi tersangka kasus korupsi? Harvey Moeis menjadi tersangka dalam kasus korupsi Tata Niaga Komoditas Timah Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk periode 2015-2022.
-
Siapa yang ditetapkan tersangka dalam korupsi Bansos Jokowi? Pada kasus ini, satu orang telah ditetapkan menjadi tersangka yakni Direktur Utama Mitra Energi Persada sekaligus Tim Penasihat PT Primalayan Teknologi Persada tahun 2020, Ivo Wongkaren, alias IW.
-
Siapa yang ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi? Kejaksaan Agung secara resmi mengumumkan status Harvey Moeis sebagai tersangka, langsung mengirimnya ke tahanan.
Ratna juga menilai, Komisi Pemilihan Umum (KPU) selaku penyelenggaraan pemilu dan tahapan-tahapan yang tengah berlangsung turut bermasalah. Atas alasan itu, pemerintahan transisi diharapkan dapat segera memperbaiki dengan Undang-Undang Pemilu, serta Partai Politik.
"Paket SBY-Boediono harus turun, pemerintahan transisi yang logis," lanjut Ratna kala itu.
Namun ia juga meminta agar militer dan pemerintahan SBY tidak negatif thinking yang hanya melihat demo sebagai tindakan makar ataupun gerakan pembangkangan. "Mereka yang militer dengar apa yang kami lakukan jangan mau hanya dengar mau demo. Tanya apa yang kami inginkan," tegas dia.
Ratna juga menilai statement Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro yang menyatakan di media akan menyerbu MKRI, kalau akan melakukan makar itu suatu hal yang memalukan. "Itu tidak sopan, dia digaji dengan uang rakyat. Dia siapa?" kata Ratna dengan lantang.
Tanggal 25 Maret 2013 pun tiba. Penjagaan ketat ibu kota pun dilakukan. Panser, TNI dan Polisi berjaga hampir di setiap sudut ibu kota.
Namun nyatanya, apa yang ditakutkan SBY tidaklah terjadi. Ratna dan yang lainnya melakukan pembagian sembako kepada 3.000 masyarakat yang kurang mampu di depan gedung LBH Jakarta. Ratna Sarumpaet mengatakan, mereka akhirnya memilih menggelar aksi di depan gedung YLBHI karena banyak aparat keamanan yang berjaga-jaga.
"Lihat dimana-mana banyak tentara berjaga. Ini sangat tidak sopan. Makanya kita memindahkan aksi di depan LBH karena tidak ingin membenturkan rakyat dengan tentara," ujar Ratna.
Ratna menilai Indonesia adalah negara yang demokratis di mana rakyat bebas mengeluarkan pendapat. Tetapi ketika menyangkut kedudukan jabatan presiden, SBY dinilai lupa dengan demokrasi. "Pokoknya hari ini awal dari perlawanan. Kita akan siapkan people power," katanya.
Rezim pun berganti dengan kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) yang memenangkan Pemilu 2014. Dua tahun pemerintahan berjalan isu makar kembali mencuat. Lagi-lagi nama Ratna Sarumpaet terseret.
Muncul isu makar tersebut saat Kapolri Jenderal Tito Karnavian mencium adanya gerakan yang akan menunggangi aksi demo 25 November dan 2 Desember. Tito pun sejak dini menegaskan akan menindak tegas siapapun pendemo yang melanggar hukum dalam upaya penyampaian aspirasi pada demo nanti.
Setelah berbagai kesepakatan, 2 Desember hanya diisi oleh doa bersama. Namun, subuh sebelum doa bersama dimulai, polisi bergerak.
Ratna Sarumpaet bersama sembilan orang lainnya ditangkap polisi dengan tuduhan makar. Bahkan, mereka ditetapkan menjadi tersangka.
Namun, polisi masih belum memaparkan bukti-bukti yang dimiliki. Polisi masih terus memeriksa kesepuluh orang tersebut di Mako Brimob.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal itu diungkapkan tim kuasa hukum SYL saat membacakan nota eksepsi di Pengadilan Negeri (PN) Tipikor Jakarta Pusat, Rabu (13/3).
Baca SelengkapnyaMenteri Jokowi yang baru terjerat kasus korupsi adalah Syahrul Yasin Limpo.
Baca SelengkapnyaPemeriksaan tersebut sehubungan dengan kasus korupsi dugaan gratifikasi hingga pemerasan pada Pemkot Semarang.
Baca SelengkapnyaKorupsi pada BUMD Riau tersebut bersumber dari operasional pada blok migas.
Baca SelengkapnyaSelain Risnadar, KPK turut menetapkan dua orag lainnya sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaStafsus Jokowi Buka Suara Soal Beredar Dokumen Hoaks Reshuffle Semua Menteri PDIP
Baca SelengkapnyaUntuk diketahui dugaan korupsi di PT SPR Langgak mencapai Rp40 miliar.
Baca SelengkapnyaProses penyidikan dugaan pemerasan Syahrul Yasin Limpo dengan pihak terlapor pimpinan lembaga anti rasuah itu masih berlangsung.
Baca SelengkapnyaAda isu yang mencuat bahwa Wali Kota Semarang telah ditetapkan sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaUpaya penghilangan barang bukti yang dimaksud berkaitan dengan transferan anggaran Ganti Uang (GU) Pemkot Pekanbar.
Baca SelengkapnyaM. Jasin belum bersedia memberikan statement apapun saat dihampiri awak media yang melayangkan sejumlah pertanyaan.
Baca SelengkapnyaPemeriksaan Syamsuar dilakukan di Markas Polda Riau, Jalan Pattimura, Pekanbaru.
Baca Selengkapnya