Ratusan anak di Dolly alami berbagai tindak kekerasan
Merdeka.com - Yayasan Crisis Center Cahaya Mentari (CCCM) menyatakan selama 2006 hingga 2014 ditemukan sebanyak 397 kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di lokalisasi Gang Dolly Kota Surabaya. Hal itu diungkapkan aktivis Yayasan Crisis Center Cahaya Mentari, Mariani.
Menurut Mariani, dari 397 kasus tersebut, rinciannya, kekerasan domestik atau kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga sebanyak 81 kasus, terdiri atas 49 laki-laki dan 32 perempuan. Kekerasan seksual anak sebanyak 45 kasus, terdiri atas 15 laki-laki dan 30 perempuan.
"Untuk anak laki-laki biasanya menjadi korban sodomi. Sedangkan untuk perempuan karena diperkosa. Para pelaku kekerasan biasanya orang dekat seperti keluarganya sendiri," kata Mariani seperti dikutip dari Antara, Rabu (2/7).
-
Bagaimana korban terjebak ke dalam budak seks? Korban yang baru lulus SMK tidak berpikir panjang untuk menemui pelaku lantaran dijanjikan pekerjaan untuk mengelola kafe di Kota Solo. Ternyata ini hanya modus pelaku. Selama lima bulan, sejak Mei-September 2022, korban disekap dan disetubuhi pelaku berinisial JM itu.
-
Bagaimana cara anak-anak dikorbankan? Dilansir dari laman Live Science, 76 anak-anak itu dibelah dadanya dan dalam keadaan telanjang dengan pakaian berada di sampingnya. Dada mereka telah dipotong terbuka dari tulang selangka hingga ke tulang dada. Tulang rusuk mereka dipaksa terbuka, yang kemungkinan untuk mendapatkan akses ke jantung mereka.
-
Siapa pelaku pemerkosaan? 'Kejadian ini berawal dari kejadian longsor di daerah Padalarang Bandung Barat. Kebetulan keluarga korban ini rumahnya terdampak sehingga mereka mengungsi ke kerabatnya (AR) untuk sementara,' ucap Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto, Selasa (3/9).
-
Siapa yang disekap dan diperkosa? Penyidik Satreskrim Polres Lampung Utara, Lampung, segera merampungkan berkas enam tersangka penyekapan dan perkosaan siswi SMP inisial NA (15).
-
Kenapa anak-anak dikorbankan? Arkeolog Ungkap 1000 Tahun Lalu Ratusan Anak Jadi Tumbal Pengorbanan untuk Dewa Hujan, Ternyata Ini Tujuannya atau dikorbankan untuk mendukung siklus pertanian jagung dan sebagai korban persembahan kepada dewa hujan oleh penduduk pada masa kejayaan Chichén Itza .
-
Siapa yang melakukan pelecehan terhadap korban? Kapolres Cimahi AKBP Tri Suhartanto menyampaikan bahwa peristiwa pelecehan seksual dilakukan oleh pelaku hingga korban mengalami kehamilan terjadi di wilayah Kabupaten Bandung Barat.
Menurut dia, kekerasan dalam segi ekonomi, seperti memaksa menjadi pengemis, sebanyak delapan kasus terdiri atas enam anak laki-laki dan dua perempuan.
Sedangkan anak berhadapan dengan hukum seperti terlibat kasus kejahatan sebanyak 18 kasus yang terdiri atas 16 anak laki-laki dan perempuan dua anak. Anak tidak sekolah sebanyak 81 kasus dengan rincian 54 laki-laki dan 27 perempuan.
Penelantaran anak sebanyak 14 kasus terdiri atas laki-laki sebanyak 11 anak dan perempuan 3 anak. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebanyak 134 kasus dengan rincian menimpa laki-laki sebanyak 19 anak dan perempuan 115 anak. Sedangkan untuk trafficking atau perdagangan manusia sebanyak 16 kasus dengan rincian dua laki-laki dan 14 perempuan.
"Anak-anak yang tinggal di sekitar lokalisasi ini kondisinya sangat memprihatinkan," katanya.
Bahkan sebagian besar mereka sudah dewasa sebelum waktunya. Artinya, mereka sudah mengonsumsi tontonan dan juga berperilaku yang tidak seusianya. Contohnya, gemar pesta seks, pesta minuman keras dan juga pesta sabu.
"Biasanya pesta-pesta ini dilakukan di makam Jarak dan juga makam Kembang Kuning. Di dua tempat inilah banyak anak-anak yang belajar melakukan tindakan kriminal," katanya.
Psikiater dr Agung Budi Setiawan SpKJ mengatakan, jika banyak lembaga yang melakukan pendampingan terhadap anak-anak yang ada di lokalisasi Dolly, bisa dipastikan jumlah kasus yang ditemukan akan lebih banyak lagi.
Hal ini dikarenakan kasus kekerasan terhadap anak ibarat fenomena gunung es. Banyak sekali kejadian yang tidak terlaporkan. "Dari jumlah data tersebut, itu tentu sangat memprihatinkan. Saya kira para pelaku sudah mengalami gangguan mental. Gangguan mental itu sama saja dengan gila. Inilah yang sulit tertangani karena gila gangguan mental ini tidak seperti gila pada umumnya," katanya.
Menurut Agung, ada hak-hak yang harus diberikan pada anak-anak, di antaranya hak atas perlindungan dan hak atas penelantaran. Tapi saat ini, yang banyak terjadi adalah hak atas perlindungan.
Ini terbukti dengan masih banyaknya kasus kekerasan yang menimpa pada anak-anak. Parahnya, lanjut dia, pelakunya adalah orang-orang terdekat. Jika anak sudah menjadi korban kekerasan, maka anak tersebut berpotensi untuk menjadi pelaku kekerasan yang sama.
"Jika ada anak menjadi korban sodomi, maka kemungkinan besar ketika dewasa nanti, anak tersebut akan menjadi pelaku sodomi," katanya.
Agung mengungkapkan, ada dua hal penting yang mampu membuat seorang anak menjadi pribadi yang baik. Pertama, selama dalam kandungan dia merasa nyaman karena orang tuanya tidak pernah bertengkar, kemudian mendapatkan gizi yang cukup.
Kedua, setelah lahir, anak itu hidup di lingkungan yang berperilaku positif. Yang pertama adalah mikrokosmos dan yang kedua makrokosmos. "Ibarat tanaman, jika anak itu di tanam di tanah yang subur, maka ketika tumbuh bisa berbuah. Sebaliknya, jika di taman di tanah yang tidak subur, bisa jadi tanaman itu nantinya akan mengganggu," katanya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang montir di Palembang inisial B (30), diduga melakukan aksi sodomi terhadap lima bocah laki-laki.
Baca SelengkapnyaKemenPPPA mencatat korban kekerasan didominasi oleh anak perempuan
Baca SelengkapnyaPelaku merupakan remaja laki-laki yang masih berusia 12 tahun.
Baca SelengkapnyaPria bernama Jeaco Aminoto (29) diringkus polisi karena diduga mencabuli 6 remaja laki-laki.
Baca SelengkapnyaMiris, Siswi SMA di Tapanuli Tengah jadi Korban Pemerkosaan 10 Laki-laki
Baca Selengkapnya4 Anak asal Sumsel diperbudak jadi pekerja seks komersial (PSK) dan dipaksa melayani tamu 10 sampai 20 orang per hari.
Baca SelengkapnyaBullying dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk fisik, verbal, atau perilaku sosial yang merugikan korban.
Baca SelengkapnyaPerempuan juga mengalami bentuk kekerasan non-kontak seperti pelecehan daring atau verbal.
Baca SelengkapnyaRemaja Putri 16 Tahun di Flores Timur Digilir 12 Pria, Seorang Pelaku Berusia Anak-Anak
Baca SelengkapnyaKetiga pelaku kini ditahan di Rutan Mapolres Buleleng.
Baca SelengkapnyaPara tersangka mencabuli korban dengan mengiming-imingi korban uang jajan.
Baca SelengkapnyaSelama disekap korban tidak diberi makan dan minum, hanya disuruh menenggak minuman keras
Baca Selengkapnya