Ratusan Anggota KPPS Meninggal, Ombudsman Sesalkan Lambatnya Reaksi KPU
Merdeka.com - Ombudsman Republik Indonesia (ORI) mempertanyakan sikap Komisi Pemilihan Umum (KPU) maupun KPU Daerah (KPUD) terkait meninggalnya ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
Komisioner Ombudsman Adrianus Meliala mempertanyakan, apakah KPU maupun KPUD langsung bergerak cepat saat mengetahui ada petugas KPPS yang meninggal.
"Ketika setelah dua atau tiga hari pemungutan suara, usai ada pemberitaan petugas Pemilu meninggal, apakah ada reaksi cepat dari KPU atau KPUD? Jika ada, apa? Jika tidak mengapa?" katanya di kantornya, Jakarta Selatan, Kamis (23/5).
-
Kenapa petugas pemilu di Klaten meninggal? Camat Gantiwarno Retno Setyaningsih mengatakan, beberapa hari sebelumnya ia sempat mengeluh sakit. Walau begitu pada hari pemungutan suara, Dewi berada dalam kondisi fit. 'Tapi kan KPPS banyak kerjaannya. Mungkin capek. Beliau punya Riwayat penyakit gula,' kata Retno dikutip dari ANTARA pada Kamis (15/2).
-
Mengapa KPU perlu membuat peraturan pemilu? Menyusun peraturan pemilu yang mengatur aturan dan prosedur yang harus diikuti oleh semua peserta pemilu, seperti tata cara pencalonan, penggunaan surat suara, kampanye, pengawasan, dan penghitungan suara.
-
Siapa petugas pemilu yang meninggal di Klaten? Di Klaten, Jawa Tengah, seorang petugas KPPS meninggal dunia setelah sempat bertugas di TPS 04 Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno. Ia bernama Dewi Indriyani (43), sebelumnya diketahui bahwa ia memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
-
Apa tugas utama KPPS Pemilu? Tugas utama KPPS meliputi persiapan ruang pemungutan suara hingga pelaporan hasil pemungutan suara.
-
Siapa saja yang harus terlibat dalam menjaga kerukunan di pemilu? Cara ini perlu dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Masing-masing harus saling mendukung untuk menciptakan demokrasi yang sesuai dengan asas luber jurdil.
-
Bagaimana petugas pemilu di Sleman meninggal? Di Kabupaten Sleman, seorang petugas satuan perlindungan masyarakat (linmas) dilaporkan meninggal dunia sehari setelah mengamankan pemungutan suara Pemilu 2024. Petugas linmas itu bernama Sukidi, bertugas di TPS 1 Bulus Kidul, Candibinangun, Pakem, Sleman.
Dia menilai, tak ada reaksi cepat dari KPU, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) maupun Kementerian Kesehatan (Kemenkes) agar korban meninggal lantaran Pemilu tak bertambah banyak.
"Diduga kurang, atau tidak ada reaksi cepat atau optimal dari KPU, Bawaslu, ataupun Kemenkes untuk mencegah jangan sampai lebih banyak jatuh korban," ujarnya.
Adrianus mengaku heran, mengapa KPU atau KPUD tak lebih dahulu turun untuk mempertanyakan riwayat penyakit mereka yang bertugas sebagai KPPS.
"Data Kemenkes sejauh ini memperlihatkan bahwa petugas Pemilu yang meninggal karena kelelahan tersebut memiliki riwayat sakit yang memungkinkan kematian tiba-tiba, yakni penyakit jantung, gula, dan tekanan tinggi," jelasnya.
Maka dari itu, dia meminta agar penyelenggaraan Pemilu selanjutnya, KPU atau KPUD terlebih dahulu mendata para petugas KPPS tentang riwayat penyakit. Menurut dia, jangan demi percepatan jalannya Pemilu mengorbankan orang lain.
"KPU atau Bawaslu harus memiliki unit atau bagian yang menangani kesehatan para petugas Pemilu," tutupnya.
Reporter: Fachrur RozieSumber: Liputan6.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KPU RI akan menjalankan kewajiban dengan memberikan hak terhadap yang ditinggalkan
Baca SelengkapnyaDia berharap, dengan upaya yang lebih serius maka tidak ada dari mereka yang menjadi korban di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaDalam proses administrasi nantinya lebih dulu akan diverifikasi ahli waris sebagai penerima santunan.
Baca Selengkapnya"Kemarin agak sedikit ya, tapi ada yang meninggal ya," kata Dewan Pakar Timnas AMIN, Bambang Widjojanto
Baca SelengkapnyaData tersebut berdasarkan hasil laporan dari 37 Provinsi dan 508 kabupaten/kota yang menggelar Pilkada.
Baca SelengkapnyaPSC 119 merupakan layanan cepat tanggap darurat untuk masyarakat, termasuk anggota KPPS.
Baca SelengkapnyaKomisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Barat (Sumbar) mencatat 12 petugas Pemilu Sumbar meninggal dunia dan 50 orang jatuh sakit pada pelaksanaan Pemilu.
Baca SelengkapnyaKPU melaporkan enam petugas KPPS meninggal dunia dan 115 orang mengalami kecelakaan atau sakit saat Pilkada Serentak 2024
Baca SelengkapnyaKepala Dinas Kesehatan Sulsel Ishaq Iskandar mengungkapkan jumlah petugas KPPS yang sakit jumlahnya terus bertambah.
Baca SelengkapnyaKPU Catat per 16 Februari: 23 Petugas KPPS dan 3 PPS Pemilu Meninggal Dunia
Baca SelengkapnyaKepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi merinci data petugas pemilu yang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaData KPU per Senin 19 Februari 2024 mencatat jumlah petugas Pemilu meninggal dunia mencapai 71 orang.
Baca Selengkapnya