Ratusan benda cagar budaya di Banyumas terancam kelestariannya
Merdeka.com - Sedikitnya 325 benda cagar budaya di Banyumas, Jawa Tengah, terancam keberadaannya karena tidak satupun diakui Dinas Pemuda Olahrgara Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas. Baru satu yang diakui secara nasional yakni Masjid Nur Sulaiman di Alun-Alun Banyumas.
Kepala Dinporabudpar Banyumas Muntochirin menuturkan, benda yang dinilai masuk kategori cagar budaya itu kondisinya rawan rusak dan hilang. Pertumbuhan industri, perkebunan, pemanfaatan bangunan dan lahan oleh masyarakat, penambangan, bencana alam, wisata yang tidak terkontrol, perusakan dan pencurian yang dilakukan oleh orang tidak bertanggung jawab menjadi faktor yang bisa membuat benda cagar budaya terancam.
"Karena itu proses penyelamatan, pengamanan, pemeliharaan, hingga pemugaran akan lebih mudah apabila cagar budaya tersebut dimiliki oleh negara," ujarnya, Kamis (26/11).
-
Bagaimana cara menjaga keberagaman budaya di Indonesia? Satu di antara cara menjaga keberagaman sosial budaya adalah dengan menerapkan toleransi antarkelompok masyarakat.
-
Kenapa Pasar Gede disebut bangunan cagar budaya? Demi menjaga keunikan pasar, bangunan itu ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.
-
Bagaimana Museum Batik Yogyakarta menjaga warisan batik? Menurut Didik, masyarakat terutama generasi muda harus mencintai sejarah dan budaya sendiri. Minimal punya batik di lemari sebagai bentuk cinta kepada budaya. 'Kalau tidak mampu beli batik tulis dan cap minimal kita punya batik syukur kita tahu namanya. Faktanya agar ktia bisa terus melestarikan budaya ini. kalau kita tahu motifnya dan tahu maknanya, kita akan semakin mencintainya,' pungkas Didik.
-
Siapa Bapak Permuseuman Indonesia? Bicara tentang museum di Indonesia maka akan bicara mengenai sosok Mohammad Amir Sutarga. Dia didaulat sebagai Bapak Permuseuman Indonesia.
-
Bagaimana cara akulturasi budaya terjadi di Indonesia? Proses akulturasi budaya merupakan proses saling memengaruhi antara budaya asing dengan budaya setempat, yang dapat terjadi melalui berbagai faktor. Faktor-faktor yang memengaruhi proses akulturasi antara lain adalah adanya interaksi antara kedua budaya, migrasi, perdagangan, kolonisasi, dan juga globalisasi.
-
Bagaimana Balai Bahasa Jateng berkontribusi dalam pelestarian budaya Jawa? “Kami mohon bantuan Balai Bahasa Jateng. Kita bersama-sama menjaga kelestarian bahasa. Karena bahasa daerah, kalau di Jawa berkorelasi langsung dengan budi pekerti sehingga harus betul-betul kita jaga. Bahasa Jawa itu ada tingkatannya, dari anak kecil kepada orang tua maupun orang lain. Ini nilai budi pekertinya sangat tinggi,“ ujar Sumarno.
Menurutnya, ada beberapa benda yang dinilai masuk kategori cagar budaya, dimiliki perorangan. Untuk pelestariannya dibutuhkan kesepakatan dan kesepahaman kedua belah pihak. Dia mengemukakan ada intensif bagi individu yang memelihara benda kategori cagar budaya.
"Jika pemilik mau bekerja sama melestarikan dan memanfaatkan bangunan atau benda cagar budaya, mereka akan mendapatkan insentif," katanya.
Muntochirin menuturkan, pihaknya sudah menunjuk lima orang sebagai tim ahli cagar budaya untuk melakukan penelitian terhadap 59 cagar budaya yang belum ditetapkan. "59 buah peninggalan sejarah masih berstatus diduga benda cagar budaya. Sementara sisanya, sudah tercatat di seksi sejarah dan purbakala, bidang kebudayaan Dinporabudpar," ungkapnya.
Data Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCB) menyebut ada tujuh cagar budaya yang termasuk peninggalan prasejarah, 41 peninggalan kolonial, delapan peninggalan Islam, dan tiga klasik. Benda cagar budaya di Banyumas, lanjutnya, didominasi gedung sebanyak 25 unit, 11 rumah tinggal, empat masjid, satu gereja, empat kelenteng, dua stasiun kereta, satu pendopo, satu pabrik dan satu rumah adat.
"Selain itu, ada juga beberapa benda cagar budaya peninggalan masa kolonial, peninggalan prasejarah dan Islam seperti situs delapan buah, satu candi, satu makam dan satu petilasan," ucapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mbah Man sendiri sudah berpengalaman selama puluhan tahun dalam pemugaran candi.
Baca SelengkapnyaPemerintah Kabupaten Jember bekerja sama dengan Paguyuban Barang Antik Jember menggelar pameran benda-benda kuno.
Baca SelengkapnyaMuseum ini sangat cocok dikunjungi anak-anak agar tertanam cinta budaya lokal sejak dini.
Baca SelengkapnyaArtefak yang direpatriasi diambil selama intervensi Belanda di Bali tahun 1906, dan arca-arca dari Candi Singhasari.
Baca SelengkapnyaRuang pamer benda purbakala dari Kawasan Cagar Budaya Gunung Sewu sejak pleistosen tengah hingga holosen
Baca SelengkapnyaRegenerasi menjadi isu utama di balik makin menyusutnya jumlah kelompok penghayat kepercayaan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPara perajin payung lukis di Juwiring sudah banyak yang meninggal. Tak banyak generasi muda yang berminat meneruskannya.
Baca SelengkapnyaBKSDA Jawa Tengah melepasliarkan 25 ekor burung langka ke Papua dan Maluku. Satwa endemik itu umumnya diserahkan warga yang memeliharanya secara ilegal.
Baca SelengkapnyaSampai sekarang situs bersejarah yang dibangun pada masa Kerajaan Majapahit ini masih dikeramatkan masyarakat setempat.
Baca SelengkapnyaMahendra menyampaikan, proses evakuasi koleksi di ruangan terdampak kebakaran melibatkan tim ahli.
Baca Selengkapnya