Ratusan Hewan Kurban di Depok Terindikasi PMK
Merdeka.com - 200 hewan kurban yang terindikasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Namun semua hewan tersebut sudah dikarantina dan diberikan pengobatan.
“Ya ditemukan suspect kurang lebih ada 200 hewan,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Depok, Supian Suri, Jumat (8/7).
Sebanyak 200 hewan yang memiliki gejala PMK tersebut belum bisa dibuktikan terkena PMK atau tidak. Pasalnya tidak dilakukan pengecekan melalui uji laboratorium lanjutan.
-
Hewan kurban apa saja yang diperiksa? Rinciannya, ada 2.150 ekor sapi, 17 ekor kerbau, dan 320 ekor kambing/domba.
-
Bagaimana peneliti mengidentifikasi virus di peternakan bulu? Tim peneliti internasional menggunakan teknik yang disebut pengurutan metagenomik, jenis analisis yang memeriksa seluruh sampel DNA dan RNA. Tim meneliti jaringan paru-paru dan usus dari 461 hewan.
-
Dimana hewan kurban diperiksa? 'Dalam rangka pengendalian Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) Dinas KPKP melaksanakan pemeriksaan kesehatan dan kelayakan hewan kurban mencakup kondisi fisik serta kecukupan umur di Tempat Penampungan Hewan Kurban (TPnHK) 5 wilayah Kota Administrasi DKI Jakarta,' kata Eli dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (20/5).
-
Kenapa Pemprov DKI periksa hewan kurban? Hal tersebut untuk memastikan hewan-hewan tersebut bebas dari penyakit menular.
-
Kapan hewan kurban diperiksa? Pengawasan dan pemeriksaan hewan kurban juga dilakukan di tingkat peternak dan pasar-pasar tiban.
-
Apa saja ciri-ciri kambing kurban yang sehat? Hewan kurban yang memiliki nafsu makan yang baik pasti badannya gemuk, warna kulitnya cerah dan mengkilat. Kemudian, moncongnya pun kering tanpa ingus serta gelambir bagian lehernya kempis.
“Tapi ada gejala-gejala itu langsung dipisahkan atau isolasi,” ujarnya.
Dikatakan, kebutuhan konsumsi hewan kurban di kota Depok baik sapi, domba, kambing serta kerbau kurang lebih sekitar 22 ribu ekor. 492 ekor sudah dilakukan vaksin.
“492 ekor yang sudah di vaksin itu dari uji sampel yang kita lakukan ya dari 14 ribu ekor,” jelasnya.
Dia juga sempat meninjau hewan ternak yang dipelihara di RPH Tapos. Dari hasil pantauan, seluruh ternak di sana dinyatakan aman dari bahaya virus penyakit mulut dan kuku atau PMK.
“Alhamdulillah dari hasil pemantauan kami sampai saat ini khususnya di sini bagus semua ya, karena memang antisipasinya sudah sejak dari awal munculnya gejala penyakit itu,” tukasnya.
Pihaknya melalui dinas terkait intens melakukan pemeriksaan hewan kurban. Menurutnya, wabah PMK menjadi perhatian serius, karena virus yang kasusnya mirip dengan Covid-19. Dirinya pun memastikan, ribuan sapi yang ada di RPH Tapos, Depok dalam kondisi sehat semua.
“Karena gejala-gejala itu nggak ada di sini ya,” tegasnya.
Supian menjelaskan, kebutuhan konsumsi hewan kurban jenis sapi, domba atau kambing serta kerbau di Kota Depok, jumlahnya mencapai 22 ribu ekor.
“Sementara kita rawat di Kota Depok dengan berbagai upaya tempat, jumlahnya kurang lebih 8 ribu ekor. Artinya sebagian besar sebetulnya konsumsi buat kurban di kita dan di datangkan dari luar daerah, bukan dari Depok,” terangnya.
Petugas akan melakukan pengecekan terhadap ternak yang baru datang sebelum masuk ke lapak-lapak. “Kadang-kadang kan lapak-lapak itu menampung dari sekian bulan yang lalu gitu ya, tapi alhamdulillah masih bisa termonitor oleh kita,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Depok, Widyati Riyandani mengakui jika stok vaksin untuk hewan ternak terbatas. Dikatakan ada juga peternak yang melakukan vaksinasi mandiri terhadap hewan peliharaannya. Hal itu dirasa sangat membantu pemerintah.
“Terkait vaksin yang sudah diberikan kepada kota depok hanya kurang lebih baru 500 dosis untuk tahap pertama. Jadi tadi yang kita distribusikan khusus untuk yang di kita, sementara masing masing yang punya tempat yang memelihara atau menggemukan hewan ini bisa mandiri sendiri. Tapi secara umum kita sudah mencapai 98 persen untuk tahap pertama vaksinasi ya,” tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemprov Jateng menemukan hewan kurban terserang penyakit diare dan cacar.
Baca SelengkapnyaPetugas juga melaksanakan pemeriksaan dokumen lalu lintas, serta pengawasan terkait kelayakan TPnHK.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga harus memastikan lapak tersebut memiliki surat - surat yang lengkap, surat pernyataan kesehatan yang legal.
Baca SelengkapnyaBeredar kabar puluhan kucing tersebut mati diracun.
Baca SelengkapnyaKetersediaan hewan kurban di Jakarta hingga saat ini ada sebanyak 800 ekor sapi dan 100 ekor kambing.
Baca SelengkapnyaTiga orang meninggal dunia diduga karena konsumsi ternak sapi yang telah mati sebelum disembelih
Baca SelengkapnyaSetelah dilakukan serangkaian penyelidikan diduga penyebabnya adalah kekurangan nutrisi atau malnutrisi.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI menemukan cacing pada lambung kucing yang tewas di Sunter.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, Pemkab belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit antraks.
Baca SelengkapnyaPemeriksaan ini untuk mengidentifikasi kondisi kesehatan dan adanya penyakit yang mungkin dimiliki oleh hewan kurban.
Baca SelengkapnyaStok hewan kurban, sapi dan kambing di Jakarta cukup untuk memenuhi kebutuhan kurban
Baca Selengkapnya