Ratusan petani tambak udang di Tulang Bawang terusir dari rumahnya
Merdeka.com - Sebanyak 64 kepala keluarga dari 200 petani tambak udang Bratasena Adiwarna di Kecamatan Dente Teladas, Kabupaten Tulang Bawang mengaku kini menjadi telantar, karena terusir dari rumah akibat adanya persoalan dengan perusahaan tambak udang PT Central Pertiwi Bahari.
"Kami semua saat ini tidak memiliki tempat tinggal tetap," kata Subiyanto (42), saat mengadukan nasib petambak warga Dente Teladas kepada Kapolda Lampung Brigjen Ike Edwin, di Lapangan Saburai Bandar Lampung, Kamis (12/5).
Subiyanto memamaprkan, ratusan keluarga petambak Bratasena itu selain terusir juga mengalami penjarahan, sehingga harus rela hidup telantar di pengungsian.
-
Apa yang terjadi pada para petani? Mereka masih selamat meski mengalami luka bakar.
-
Siapa yang melakukan pemalakan? Dijelaskan bahwa oknum di PPDS Anestesi Undip ini meminta uang senilai Rp20-40 juta. Permintaan uang ini bahkan berlangsung sejak dokter Risma masuk PPDS Anestesi sekitar bulan Juli hingga November 2022 lalu. 'Dalam proses investigasi, kami menemukan adanya dugaan permintaan uang di luar biaya pendidikan resmi yang dilakukan oleh oknum-oknum dalam program tersebut kepada almarhumah Risma. Permintaan uang ini berkisar antara Rp20-Rp40 juta per bulan,' ungkap Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril pada Minggu (1/9).
-
Bagaimana Pemkot membantu para petani? Pemerintah melalui PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), membantu mulai dari media tanam, bibit, pupuk, hingga instalasi hidroponik.
-
Apa masalah yang dihadapi petani? Oh, selamat pagi juga. Masalah saya adalah bahwa ladang ini selalu banjir setiap musim hujan.
-
Siapa yang dimusnahkan oleh petani-pemukim? Sebuah studi baru mengungkap bahwa bangkitnya pertanian ini sebenarnya menyebabkan genosida tragis terhadap populasi pemburu-nomaden yang dimusnahkan oleh para petani-pemukim dalam beberapa generasi.
-
Apa yang ditemukan petani di ladang? Seorang petani secara tidak sengaja menemukan gelang kuno langka berusia 3.300 tahun di ladangnya di desa Çitli, distrik Mecitözü, Çorum, Turki.
Pengusiran dan penjarahan itu, berawal dari permasalahan kerja sama antara petani tambak plasma dengan PT Central Pertiwi Bahari (CPB).
"Saat itu, petani plasma hanya memiliki lahan harus meminjam modal dari perusahaan (PT CPB) dengan jangka waktu kerja sama selama 20 tahun, dengan jaminan sertifikat tanah," tutur Subiyanto.
Namun, seiring berjalan waktu, bukannya keuntungan didapatkan. Melainkan sebagian besar petani petambak plasma menanggung utang sebesar Rp 800 juta hingga Rp 1,5 miliar kepada perusahaan.
"Kejadian itu sebenarnya lebih disebabkan tidak seimbangnya pengeluaran pengelolaan tambak udang dengan harga udang saat ini," papar Subiyanto.
Karena itu, mereka awalnya termasuk dalam anggota Forum Silaturahmi (Forsil) petambak plasma beberapa kali melakukan pembahasan untuk mencari solusinya. Namun tak pernah menemukan titik temu.
"Itulah yang menyebabkan kami keluar dari organisasi Forsil, serta kemudian mengadukan nasib kepada menteri di Jakarta," ujar Subiyanto.
Tetapi setelah mereka pulang dari Jakarta, seluruh anggota petambak Forsil justru mengusir dan menjarah rumah petambak.
"Mereka menuduh kami memecah belah Forsil. Padahal tujuan kami mengadu ke menteri untuk minta bantuan agar utang itu tidak dibebankan kepada anak dan cucu kami," katanya.
Akibat pengusiran dan penjarahan itu, Subiyanto mengeluhkan, mereka saat ini hidup telantar di pengungsian di Desa Pasiran Kecamatan Dente Teladas, Tulang Bawang.
"Kondisi kami di pengungsian sudah sangat memprihatinkan, sudah banyak yang sakit dan tidak pernah ada bantuan dari pemkab setempat. Kondisi mengkhawatirkan anak-anak menjadi trauma dan tak sekolah," keluhnya.
Kapolda Lampung Brigjen Ike Edwin, diwakili Irwasda Polda Lampung Kombes Budi Susanto meminta petugas Resmob dan Intelkam Polda Lampung, untuk mendampingi para petani plasma ke Polres Tulang Bawang dan menemui Bupati Tulang Bawang dalam proses mediasi permasalahan itu.
"Mereka ini juga warga kita, jadi apa masalahnya hingga tidak ditindaklanjuti persoalannya," kata Edwin dikutip dari Antara.
Sebelumnya, pihak humas PT CPB/Bratasena Tarpin A Nasri, menyatakan hal itu merupakan permasalahan petambak plasma dengan plasma yang lain, tidak ada kaitannya dengan perusahaan atau inti.
Menurutnya, ada sekelompok petambak plasma ingin melepaskan diri dari kemitraan yang sekarang sudah berjalan harmonis dengan perhimpunan petambak plasma (Forsil). Sehingga membuat petambak plasma lainnya tetap ingin berbudaya dengan kemitraan merasa tidak nyaman atas tindakan sebagian petambak itu.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ibu-ibu ini menangis melihat ladangnya rusak akibat ulah supporter bola yang terlibat kerusuhan.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem juga membuat petani udang rugi puluhan juta rupiah
Baca SelengkapnyaPeristiwa Tanjung Morawa menjadi salah satu tragedi paling berdarah di Indonesia dan runtuhnya Kabinet Wilopo pada saat itu.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya meminta enam tuntutan yakni mencabut omnibus law Undang-undang (UU) Cipta Kerja dan meminta pemerintah menurunkan harga beras, telur dan sembako.
Baca SelengkapnyaPihaknya telah memeriksa 45 orang saksi anggota brimob dibantu penyidik Bareskrim Mabes Polri dan menetapkan ATW jadi tersangka atas kasus penembakan tersebut.
Baca SelengkapnyaWarga menolak aktivitas tambang karena membuat mereka gagal panen dan tercemarnya lingkungan.
Baca SelengkapnyaTidak hanya menganiaya para pedagang, ratusan diduga preman itu juga merusak kios serta menjarah dagangan serta uang para pedagang.
Baca SelengkapnyaTawuran yang melibatkan antardua kelompok kembali memakan korban.
Baca SelengkapnyaPolisi masih mendalami penyebab tawuran di Underpass Manggarai.
Baca SelengkapnyaBerbagai tantangan mereka hadapi, mulai dari proyek penambangan hingga serangan hama tikus
Baca SelengkapnyaPenembakan peluru karet itu telah sesuai prosedur setelah dilakukan imbauan dan tembakan gas air mata.
Baca SelengkapnyaTahanan digunduli guna pemeriksaan identitas, badan atau kondisi fisik dan menjaga atau memelihara kesehatan serta mengidentifikasi penyakit.
Baca Selengkapnya