Ratusan Reptil dan Unggas Asal Luar Negeri Dimusnahkan Balai Karantina Bandara Soetta
Merdeka.com - Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Bandara Soekarno-Hatta memusnahkan ratusan ekor reptil dan unggas dari luar negeri yang masuk ke Indonesia tanpa dokumen resmi dan berpotensi membawa hama penyakit.
Kepala Pusat Kepatuhan, Kerja Sama dan Informasi Perkarantinaan Badan Karantina Pertanian, Junaidi menerangkan pemusnahan hewan reptil dan unggas dalam kondisi mati itu masuk ke Indonesia tanpa sesuai dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan.
"Dilakukan tindakan pemusnahan karena tidak dilengkapi dokumen kesehatan dari negara asalnya. Media pembawa ini juga berpotensi membawa hama penyakit hewan karantina (HPHK) dari luar negeri yang dapat membahayakan masyarakat," kata Junaidi Selasa (21/12/2021).
-
Siapa yang bertanggung jawab atas kepunahan burung? Matthews juga menekankan berbagai faktor lain yang mempercepat proses kepunahan burung, termasuk perburuan oleh manusia dan penyakit yang dibawa ke lingkungan baru.
-
Hewan apa saja yang ada di Kebun Binatang Bukittinggi? Kebun binatang ini masih tetap eksis dan memiliki banyak koleksi berbagai jenis satwa yang bisa dilihat secara langsung.
-
Dari mana ular diselundupkan? Ratusan ular itu hendak diselundupkan ke China dari Hong Kong.
-
Mengapa hewan itu dibuang ke laut? Sayangnya, kapten kapal nelayan tersebut; Kapten Akira Tanaka memilih untuk membuangnya kembali agar tidak merusak hasil tangkapan lainnya.
-
Dimana kuburan reptil terbang itu ditemukan? Sebuah kuburan dengan bentuk tidak biasa berisi kerangka reptil terbang purba ditemukan di gurun Atacama, Chili.
-
Apa saja serangga berbahaya yang harus dihindari? Bear Grylls seorang ahli bertahan hidup, merinci daftar panjang serangga besar lainnya yang sebaiknya dihindari, termasuk lebah, nyamuk, dan kutu.
Dalam pemusnahan ratusan hewan reptil dan unggas yang telah mati tersebut, seluruhnya dimasukkan ke dalam mesin incinerator di Instalasi Karantina Hewan Bandara Soetta.
Adapun hewan reptil dan unggas yang dimusnahkan tersebut, antara lain adalah, Ular Cando Pithon, Ular Pelangi, Ular Ball Pithon, Ular Pithon, Ular Pelangi, Kadal Borneo, Biawak Papua, Kura-Kura Indian Star, Kadal Panama, Beard Dragon, Landak dan Kadal Pasir Afrika, Tarantula, Kadal Duri Pasir, Kumbang Kelapa, Burung Murai dan 553 butir telur ayam tetas.
Junaidi menerangkan, bawah ratusan hewan reptil dan unggas yang dimusnahkan tersebut, berasal dari berbagi negara di dunia. Seluruhnya, dipastikan tidak dilengkapi dengan persyaratan dokumen yang lengkap sesuai aturan dan ketentuan berlaku.
"Berasal dari berbagai negara seperti Malaysia, Sri Lanka, Turki, UEA dan Qatar. Seluruhnya tidak dilengkapi dokumen seperti yang dipersyaratkan dalam UU Nomor 21 Tahun 2019," terang dia.
Koordinator Pengawasan dan Penindakan BBKP Bandara Soetta, Hari Yuwono mengungkpkan bahwa, selain reptil dan unggas, BBKP Bandara Soetta juga memusnahkan telur ayam tetas dan komunitas pertanian asal tumbuhan.
"Kami juga memusnahkan 35 kilogram buah delima asal Mesir dan 39 batang tanaman hias asal Amerika Serikat. Karena diduga mengandung organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) yang dapat mengancam sektor pertanian Indonesia," jelasnya
Kepala Badan Karantina Pertanian Soekarno - Hatta, Bambang menyebutkan kalau, kerugian akibat masuknya hama penyakit hewan dan tumbuhan ke Indonesia tidak hanya dalam hitungan komunitasnya, tetapi juga berpotensi mengakibatkan penurunan produksi petani dan membahayakan masyarakat.
"Ini sangat berbahaya, apalagi saat ini kita sedang menggalakkan peningkatan ekspor pertanian. Untuk itu, bagi para importir atau masyarakat agar memastikan komoditas tersebut sehat, aman dan memenuhi persyaratan sanitari dan fitosanitari serta protokol impor negara kita," jelas dia.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku ditangkap oleh petugas di Terminal 2 Bandara Internasional Juanda
Baca SelengkapnyaGatot menuturkan jika Barang Milik Negara (BMN) yang dimusnahkan sebanyak 359.598 item.
Baca SelengkapnyaBKSDA Jawa Tengah melepasliarkan 25 ekor burung langka ke Papua dan Maluku. Satwa endemik itu umumnya diserahkan warga yang memeliharanya secara ilegal.
Baca SelengkapnyaHal tersebut dilakukan dalam rangka mencegah penyakit hewan, pengawasan lalu lintas media pembawa HPHK harus diperketat.
Baca SelengkapnyaMahasiswi asal Korea Selatan ini mengaku suka binatang
Baca SelengkapnyaMeningkatnya kasus cacar monyet atau MPOX di sejumlah negara, BBKK Soekarno-Hatta bersama Angkasa Pura meningkatkan pengawasan penumpang dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaBalai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Jawa Barat memusnahkan 1,5 ton bibit Lilium.
Baca Selengkapnya174 Ribu benih lobster nyaris diekspor secara ilegal ke Singapura. Beruntung upaya tersebut berhasil digagalkan.
Baca SelengkapnyaKKP mendorong Vietnam untuk kerja sama G to Gdalam pengembangan Industri budidaya BBL
Baca SelengkapnyaPelaku berinisial RM mengaku berprofesi sebagai aktor dan produser film Bollywood berwarganegara India.
Baca SelengkapnyaDitjen PSDKP, kata Adin, juga memusnahkan ikan yang membahayakan dan/atau yang merugikan jenis aligator.
Baca SelengkapnyaPria ini ditangkap saat mendarat di Tamil Nadu, India.
Baca Selengkapnya