Ratusan rumah tiga desa di Kudus rusak diterjang angin kencang
Merdeka.com - Ratusan rumah di tiga desa di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengalami kerusakan akibat diterjang angin kencang, Jumat (3/3) petang.
"Ketiga desa tersebut, yakni Desa Kandangmas (Kecamatan Dawe), Desa Honggosoco, dan Rejosari (Kecamatan Jekulo)," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bergas Catursasi Penanggungan seperti dilansir Antara, Sabtu (4/3).
Berdasarkan keterangan warga yang terdampak, kata dia, bencana tersebut terjadi pada pukul 17.30 WIB. Peristiwa tersebut, katanya, di awali dengan turun hujan, kemudian disertai tiupan angin kencang.
-
Bagaimana angin kencang merusak rumah warga? 'Kebanyakan itu genteng mbak, jadi ada yang asbes. Kalau genteng sampai kabur kena putting beliung itu. Kalau korban Alhamdulillah tidak ada,' kata Heru Cahyono, Kepala Desa Watuagung, mengutip YouTube Liputan6 pada Jumat (12/1).
-
Bagaimana kerusakan bangunan akibat gempa Bandung? Bangunan rumah yang hancur rata-rata sudah terbuat dari tembok batu bata. Kondisi hancurnya juga beragam, ada yang rusak ringan hingga cukup berat.Salah satu yang mengalami kerusakan parah adalah bangunan SDN Cirawa, di Kertasari, Kecamatan Cibereum, Kabupaten Bandung.Mengutip Jabar Quick Response, dampak dari gempa ini membuat atap dari beberapa ruang kelas roboh.
-
Kerusakan apa yang terjadi akibat gempa Bantul? Bupati Halim menambahkan dampak dari gempa tersebut sebagian besar mengakibatkan kerusakan rumah ringan, rata-rata pada bagian atap. Sementara itu bangunan utama tetap utuh.
-
Apa yang rusak akibat gempa Batang? Gempa itu menyebabkan kerusakan pada sejumlah bangunan.
-
Dimana angin kencang menyebabkan kerusakan? Di daerah Plengkung Wijilan dekat Alun-Alun Utara Yogyakarta, sebuah delman jadi korban setelah tertimpa pohon yang ambruk akibat angin kencang.
-
Dimana rumah itu ambruk? Viral di media sosial video yang memperlihatkan detik-detik rumah ambruk di Tuban, Jawa Timur.
Akibat peristiwa tersebut, lanjut dia, ada satu korban luka akibat tertimpa runtuhan atap rumah.
Sementara jumlah rusak maupun bangunan tempat usaha yang mengalami kerusakan, katanya, untuk Desa Kandangmas sebanyak 336 rumah, di Desa Honggosoco sebanyak 54 rumah, dan Desa Rejosari sebanyak lima rumah.
Kerusakan yang terjadi berupa genteng rumah warga yang tersapu angin. Untuk itu, dia mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam, seperti bencana puting beliung.
Setelah mendapatkan informasi bencana tersebut, lanjut dia, petugas BPBD Kudus bersama relawan pada Jumat (3/3) malam menuju lokasi kejadian untuk membantu membersihkan puing-puing rumah yang terbawa angin.
Peristiwa puting beliung di ketiga desa setempat, katanya, yang pertama terjadi. Ia mengatakan bencana serupa memang berulang kali melanda Kudus, termasuk terminal induk juga perna diterjang angin kencang hingga merusak atap bangunan.
(mdk/msh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kecamatan Batang menjadi daerah yang paling banyak terdampak gempa.
Baca SelengkapnyaTercatat sebanyak 93 bangunan mengalami kerusakan akibat peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem yang terjadi membuat ratusan rumah warga rusak.
Baca SelengkapnyaDipastikan tidak ada korban jiwa pada peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaIwan Setiawan meminta agar meningkatkan kewaspadaan jika terjadi cuaca ekstrem
Baca SelengkapnyaGempa magnitudo 4,2 menggetarkan Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (7/12) pagi.
Baca SelengkapnyaAkibat banjir, sejumlah rumah mengalami kerusakan berat.
Baca SelengkapnyaHujan deras yang melanda Kota Bogor tadi malam telah menyebabkan banjir dan tanah longsor di beberapa lokasi.
Baca SelengkapnyaGempa bumi tersebut merusak rumah maupun gedung fasilitas publik.
Baca SelengkapnyaBanjir di Kudus karena hujan lebat yang mengguyur sejak Sabtu (10/3) lalu.
Baca SelengkapnyaDinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) sedang melakukan asesmen rumah terdampak bencana untuk pemberian bantuan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta waspada karena potensi cuaca ekstrem merujuk keterangan BMKG berpotensi terjadi hingga 21 April 2024.
Baca Selengkapnya