Ratusan siswa SD di Beji gelar doa bersama untuk almarhum J
Merdeka.com - Siswa SDN Beji 3 Pagi, Depok Jawa Barat menggelar doa bersama untuk almarhum J (7), siswa kelas IA yang menjadi korban penculikan disertai pembunuhan. Doa digelar setelah upacara bendera. Dengan khidmat, sekitar 100 murid mendoakan agar J mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa.
Doa bersama dipimpin oleh Guru Agama SDN Beji 3, Bapak Yaman. Doa bersama juga dihadiri Kepala UPT Beji Manginar, Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok Herry Pansila, Ketua PGRI, Kepala Sekolah dan Dewan Guru.
Kepala SDN Beji 3, Pujiati mengatakan, doa bersama ini sebagai bentuk keprihatinan sekolah dan teman-temannya kepada J. Menurutnya perbuatan Begeng sangat keji karena menghilangkan nyawa anak di bawah umur.
-
Apa yang dilakukan pelaku kepada korban? Mereka melakukan tindakan kekerasan fisik kepada korban.
-
Apa yang dilakukan pelaku terhadap korban? Pelaku mengancam akan memviralkan video-video asusila tersebut, jika korban tidak mau diajak berhubungan badan.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
-
Apa yang dilakukan pelaku pada korban? 'Korban meninggal akibat kekerasan. Ini peristiwa pembunuhan dengan tindak kekerasan, ditali, dicekik. Kami penyidik melakukan penyidikan pembunuhan, tidak soal lain,' kata Endriadi.
-
Dimana anak-anak dikorbankan? Sejauh ini, para peneliti baru bisa mengidentifikasi sisa-sisa 64 anak dari total 106 anak yang ditemukan pada 1967, di sebuah tangki air bawah tanah yang dikenal sebagai chultun, di situs Chichén Itzá, Meksiko Selatan.
-
Siapa yang menjadi korban? Renu Singh, salah satu korban yang terjebak, telah melapor ke polisi dengan klaim bahwa ia telah ditipu sebesar USD 21.000 dan mengungkapkan bahwa ratusan orang lainnya juga mengalami kerugian total mencapai USD 4,1 juta.
"Kok tega banget ya sama anak kecil," katanya, Selasa (9/2).
Dia berharap agar hukuman terhadap pelaku haruslah setimpa. Dirinya mengaku kaget ketika pertama kali mendengar kabar tersebut.
"Enggak nyangka dan masih enggak percaya," ungkapnya.
Saat ini teman-teman J pun masih ada yang kaget. Sampai-sampai ada murid yang tidak masuk sekolah karena ketakutan. J adalah murid kelas IA. Dia biasanya masuk sekolah pukul 09.30-12.00 WIB.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi tersebut diwarnai isak tangis pelajar yang hadir. Dengan membawa foto korban dan spanduk, mereka mengenang para korban kecelakaan bus maut tersebut.
Baca SelengkapnyaSampai saat ini, ada tujuh siswa luka berat yang kini dirawat di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RS UI) Depok.
Baca SelengkapnyaKedatangan jenazah korban kecelakaan maut tersebut disambut duka mendalam oleh keluarga dan para tetangga.
Baca SelengkapnyaKorban maupun keempat tersangka adalah pelaku tawuran dari dua sekolah di wilayah Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaPolisi mengembangkan kasus penganiayaan taruna di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta yang berujung kematian juniornya.
Baca SelengkapnyaEnam pelakutawuran di Ciledug, Kota Tangerang ditangkap polisi. Mereka diduga membacok dan menyiram rivalnya dengan air keras.
Baca SelengkapnyaHasil olah tempat kejadian perkara dan pemeriksaan awal Polsek Serpong, didapati enam orang terduga pelaku yang diduga terlibat dalam aksi kekerasan tersebut.
Baca SelengkapnyaAksi penganiayaan itu terjadi di Jalan Tanjung Pura 2 RT 03/04, Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat, pada Senin, 5 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaTerkait dengan kejadian tersebut, Kepolisian sudah memeriksa sejumlah saksi yang mengikuti latihan pada saat kejadian.
Baca SelengkapnyaTewasnya Ketua OSIS SMA di Klaten ini menyisakan kepedihan mendalam bagi orang tua, keluarga, kerabat sekolah.
Baca SelengkapnyaAksi pengeroyokan tersebut sempat direkam menggunakan smartphone oleh salah seorang temannya hingga kemudian viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaPara pelaku ini menamakan kelompoknya dengan nama Bathrix Putra.
Baca Selengkapnya