Ratusan Warga di Bondowoso Datangi Puskesmas Rebut Jenazah Positif Covid-19
Merdeka.com - Kasus warga jenazah pasien yang sudah terkonfirmasi positif Covid-19, masih terus terjadi. Di Bondowoso, Jawa Timur, ratusan warga dari salah satu desa, mendatangi Puskesmas Pujer. Mereka memaksa untuk mengambil jenazah seorang kerabatnya sebelum dilakukan pemulasaran berdasarkan protokol Covid-19.
Kejadian pada hari Minggu (25/7) itu terekam dalam sejumlah video dan viral di media sosial. Peristiwa ironis dibenarkan oleh Kepala Puskesmas Pujer, dr Widjajanto.
"Ya memang benar, dia pasien yang sudah terkonfirmasi positif Covid. Kami akan menerapkan protokol tapi warga menolak," kata Widjajanto saat dikonfirmasi, Senin (26/7).
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Dimana jasad korban ditemukan? Jasad RN ditemukan di dalam ruko Jalan Boulevard, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
-
Siapa yang ajak warga Cianjur peduli demam berdarah? Relawan Ganjar Pranowo Ajak Warga Cianjur Peduli Pencegahan Demam Berdarah
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Mengapa warga membongkar makam di Desa Ngalian? Mereka sudah yakin kalau makam itu palsu sehingga mereka tidak ragu untuk membongkar makam.
Peristiwa bermula saat tiga hari yang lalu, warga Desa Mangli, Kecamatan Pujer mengantarkan seorang perempuan berusia 51 tahun ke Puskesmas Pujer.
"Kondisinya sudah parah. Dia positif Covid dengan komorbid penyakit jantung. Kita mau rujuk ke rumah sakit, tapi keluarga menolak," jelas Widjajanto.
Diduga, keluarga pasien tersebut termakan isu bahwa setiap pasien yang dibawa ke rumah sakit, akan 'di-Covid-kan'.
"Ya mungkin terpengaruh dari media-media sosial itu," lanjut Widjajanto.
Karena itu, perempuan 51 tahun itu kemudian dirawat di Puskesmas Pujer, meski dengan peralatan seadanya. Lalu perempuan tersebut meninggal pada hari Minggu (25/7). Sesuai protokol kesehatan, Puskesmas Pujer hendak memulasarakan jenazah sesuai protokol kesehatan. Namun keluarga menolak keras.
"Keluarganya datang dengan membawa massa. Ada sekitar dua mobil pikap yang dibawa," ujar Widjajanto.
Saat itu, Puskesmas Pujer sebenarnya sudah dijaga oleh 10 personel polisi dan belasan personel Koramil Pujer. Namun, massa yang jumlahnya jauh lebih besar membuat aparat tidak bisa berbuat banyak.
"Kita sudah menjelaskan, bahwa setiap pasien Covid semestinya melewati protokol kesehatan. Demi kebaikan bersama. Padahal sebenarnya, keluarga almarhumah juga bisa ikut memandikan jenazah dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)," paparnya.
Namun, penjelasan petugas Puskesmas Pujer tidak diindahkan warga. Ratusan warga desa membawa jenazah almarhumah pasien Covid menggunakan mobil pikap, sebelum sempat dimandikan secara protokol oleh petugas. Dari video nampak, tidak ada satupun warga yang menggunakan APD. Bahkan, beberapa di antaranya tidak mengenakan masker.
"Ke depan kami hanya bisa mengimbau agar protokol kesehatan untuk ditaati oleh semua pihak," pungkas Widjajanto.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan Yogyakarta saat ini tengah menunggu hasil tes darah dari 45 pasien.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 bisa meluas jika masyarakat tidak mengindahkan pola hidup sehat dan menjaga jarak
Baca SelengkapnyaPenyakit difteri kembali ditemukan di Garut, Jawa Barat. Seorang warga Kecamatan Samarang dilaporkan meninggal dunia setelah mengalami gejala difteri.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal diidentifikasi atas nama Binti Tri Wahyuni (55), warga Dusun Pasir, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung.
Baca SelengkapnyaSejumlah pasien demam berdarah dengue sampai saat ini masih menjalani rawat inap.
Baca SelengkapnyaKasus demam berdarah di Probolinggo merupakan yang tertinggi di Jawa Timur.
Baca Selengkapnya