Rawat bapak dan nenek serba kekurangan, gadis manis ini tetap tegar
Merdeka.com - Diusianya yang masih belia Dewanti Rustini Putri harus memikul beban berat dalam hidupnya. Gadis kelahiran 13 Juli 2001 itu harus membantu neneknya Omih (85), yang terbaring lemas di kasur dan bapaknya yang kondisinya suka melemah saat bekerja, Iwan Riswanto (42).
Tapi Dewanti tetap kuat melalui hari-harinya. Selain tanggung jawab utama sebagai anak sekolah, gadis akrab disapa Wanti itu juga harus membantu orang se-isi rumahnya. Paling tidak, dia tidak mau merepotkan orangtuanya.
Tidak terlihat keluh di wajahnya yang manis itu. Bahkan dia tetap bersemangat di hadapan ayah dan nenek kesayangannya tersebut. "Saya enggak malu hidup kaya gini," terang Wanti dengan senyum kepada merdeka.com.
-
Bagaimana Nenek Ngatemi menjaga kesehatannya? Menurut petugas kesehatan pendamping haji daerah kloter 73, nenek Ngatemi saat ini dalam kondisi sehat dan tidak memiliki keluhan penyakit apapun. Meski tampak sehat dan bersemangat, dalam berhaji nenek Ngatemi menggunakan alat bantu berjalan seperti tongkat dan kursi roda yang sudah disiapkan oleh pihak keluarga.
-
Siapa yang membantu Ibu Dewi? 'Ada bagian yang khusus mengupas bawang, ada bagian mengiris bawang pakai mesin, terus bagian menggoreng. Semua pekerja yang bantu saya tetangga sekitar rumah,' kata Dewi.
-
Bagaimana SalingJaga Ibu Berdaya membantu ibu? Terlepas dari itu, bersama content creator sekaligus momfluencer Dwi Handayani dan Dhannisa Cho, serta dipandu oleh psychotherapist dari Sanggar Jiwa Tumbuh, para ibu diajak untuk melakukan body psychotherapy, social dreaming, dan support circle sebagai proses menjaga kesehatan mental serta memproses berbagai emosi yang muncul dalam perjalanan menjadi seorang ibu.
-
Apa isi kata-kata buat ibu? 'Aku tidak pernah melihat ada sesuatu sekuat dirimu, aku tidak pernah melihat siapapun setegar dirimu, aku ingin suatu hari aku menjadi seperti dirimu, I Love You Mama.'
-
Kenapa ibu merasa tidak cukup baik? Ibu sering kali diberi tekanan oleh norma sosial dan penilaian orang lain.
-
Bagaimana Selvi bantu orangtuanya? Selvi sering membantu orang tuanya dalam berjualan, bahkan setelah ia menjalin hubungan dengan Gibran Rakabuming Raka.
Wanti hidup di rumah kecilnya Desa Mekarsari, Kampung Gambung, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Jumat (20/3).
Kondisi rumahnya jauh dari kata mewah. Bahan dasar bangunannya terbuat dari gubug. Terlihat atap langit-langitnya terdapat cela. Sekat antar ruangan hanya dihalangi poster dan spanduk di jalanan. Radio dengan suara rombeng membuat hangat isi rumahnya.
"Kalau saya yang penting bapak dan nenek sehat, enggak apa-apa kondisinya kaya gini juga," kisahnya.
Saban harinya Wanti bangun tidur pukul 05.00 WIB. Dia kemudian mempersiapkan keperluan sehari-hari untuk dirinya sekolah dan sarapan neneknya. Pukul 06.00 WIB Wanti berangkat sekolah dengan berjalan kaki yang ada di kaki bukit Gunung Tilu tersebut.
Pulang sekolah Wanti menyibukkan diri dengan latihan kasidahan. Ya, Wanti memang menyukai musik nuansa islami. Bahkan mimpi terbesarnya bisa tampil di pentas nasional untuk berkasidahan.
Dari situ juga Wanti tak kadang mendapatkan rupiah. Meski tidak seberapa, tapi itu bisa meringankan beban orangtuanya. "Ya kadang-kadang dapat. Kan suka tampil di masjid-masjid," paparnya.
Wanti merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara. Dia kini tinggal dengan ayah dan neneknya karena, ayahnya sudah berpisah sejak tiga tahun lalu. Dia kerap berdoa agar suatu hari kehidupannya bisa berubah ke arah yang lebih baik.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sang kakak laki-laki ini sampai masuk grup sekolah adiknya dan dipanggil 'Bu' dikira ibunya.
Baca SelengkapnyaDua kakak beradik itu pun bertahan hidup dengan memprihatinkan.
Baca SelengkapnyaSeorang gadis asal pelosok Sukabumi, Jawa Barat sempat mencuri perhatian warganet di media sosial.
Baca Selengkapnya