Rayuan wanita Jepang untuk Soekarno demi proyek pampasan perang
Merdeka.com - Setelah perang dunia II usai, Jepang wajib memberikan kompensasi kepada negara-negara yang pernah dijajahnya. Hal ini berdasarkan Perjanjian San Francisco tahun 1951 yang digagas Amerika Serikat sebagai pihak yang menang perang. Namun awalnya ganti rugi ini tidak berjalan mulus untuk Indonesia.
Sebab, kedua negara masih kukuh dengan angka ganti rugi masing-masing. Setelah menjalani proses yang alot selama enam tahun pasca-perjanjian San Fransisco (1951), pemerintah Indonesia dan pemerintah Jepang akhirnya mencapai kesepakatan soal dana rampasan perang.
Dalam artikel 'Politik dan Aspek Budaya Kompensasi Perang Jepang ke Indonesia' karya Yoshimi Miyake, disebutkan, Perdana Menteri Jepang Kishi dan Presiden Soekarno menyepakati, pemberian dana perbaikan untuk Indonesia dari Jepang sebesar USD 223,08 juta dan bantuan sebesar USD 80 juta, pada November 1957.
-
Bagaimana Danamon bantu perkuat hubungan Indonesia dan Jepang? Dengan partisipasi kembali Danamon, ADMF dan MUFG pada JJM tahun ini, grup ini ingin menegaskan komitmen untuk mendukung penguatan hubungan dan kolaborasi Indonesia dan Jepang dengan memfasilitasi transaksi dan kerja sama bisnis antara entitas usaha kedua negara.
-
Bagaimana Jepang menaklukan Indonesia? Jepang memasuki Indonesia dengan melakukan invasi militer selama Perang Dunia II.
-
Mengapa Jepang menyerang Indonesia? Jepang menilai bahwa keberadaan negara sekutu akan menghambat ekspansinya di kawasan Asia.
-
Bagaimana pasukan Jerman membantu perjuangan Indonesia? Seperti orang-orang Jepang, beberapa eks serdadu Jepang ini pun diketahui pernah menjadi pelatih militer untuk para pejuang Indonesia selama perang kemerdekaan.
-
Mengapa Jepang memberikan insentif uang? Jepang, yang mengalami penurunan populasi signifikan setiap tahunnya, menemukan solusi dengan memberikan insentif uang tunai di beberapa daerah.
-
Apa yang dilakukan Harsono saat dijajah Jepang? Pada zaman pendudukan Jepang, ia sempat bekerja pada kantor berita milik kekaisaran Jepang, Domei, yang berlokasi di Jakarta.
Jumlah tersebut dibayarkan selama dua belas tahun dalam bentuk barang modal dan jasa. Sesuai perjanjian, Jepang membayar ke Indonesia senilai USD 20 juta tiap tahun selama sebelas tahun. Sementara di tahun ke-12, Jepang akan membayar sisanya, USD 3,08 juta.
Banjirnya dana yang datang dari Jepang ternyata menjadi salah satu lahan korupsi. Selain itu, banyak korporasi yang berlomba-lomba mendapatkan proyek-proyek tersebut. Kontrak proyek tersebut umumnya jatuh kepada perusahaan asal Jepang.
Berikut perusahaan dan cara yang mereka tempuh untuk sukses mendapatkan proyek dari dana pampasan perang di Indonesia seperti dirangkum merdeka.com.
Perusahaan Kinoshita
Kinoshita Trading Company berhasil mendapatkan sejumlah mega proyek di Indonesia yang berasal dari dana kompensasi perang Jepang. Kinoshita bahkan berhasil melanjutkan kontrak-kontrak proyeknya selama enam atau tujuh tahun.Dari sekian banyak proyek yang berhasil diperoleh perusahaan yang dimiliki oleh Kinoshita Shigeru (1899-1967) itu, beberapa di antaranya adalah; kontrak-kontrak untuk membangun kapal besar dan kapal patroli, empat hotel besar termasuk Hotel Indonesia, dan bangunan gedung perkantoran Wisma Nusantara berlantai 29 di Jakarta.Namun proyek-proyek tersebut tak datang begitu saja. Proyek tersebut diperolehnya melalui lobi-lobi tingkat tinggi. Kedekatan Kinoshita dengan Perdana Menteri Jepang saat itu Kishi tak bisa diabaikan. Kinoshita sebelumnya merupakan pengusaha sukses di bidang produksi biji besi, besi tua, dan baja di Manchuria pada masa sebelum dan setelah perang di Filipina.Sejak era Manchuria, Kinoshita semakin dekat dengan dengan perusahaan besi dan baja, Fuji Iron and Steel dan Yawata Steel Company. Di saat yang sama, dia bertemu dengan Kishi Nobusuke yang kala itu menjabat sebagai wakil menteri perdagangan dan industri Jepang. Bisnisnya pun semakin berkembang. Namun setelah Perang Dunia II, Kishi dipenjara karena menjadi tersangka penjahat perang. Saat Kishi dibebaskan dari Penjara Sugamo, Kinoshita menawarinya menjadi presiden perusahaan miliknya, sebab dia mengetahui Kishi tak boleh menjadi pejabat sampai 1952.Namun, selang berapa lama Kishi menjabat sebagai Perdana Menteri Jepang dan menjalin kontak dengan Presiden Soekarno soal dana ganti rugi pendudukan Jepang di Indonesia. Pada saat yang sama seorang pedagang China, Chow, bekerja sebagai juru bicara Soekarno dan bertindak sebagai perantara dengan Kinoshita dan Kishi. Dengan cara ini, Kinoshita Trading Company memperoleh hak pertama untuk menjual barang ke Indonesia.
Wanita cantik Kanase Sakiko
Sejumlah mega-proyek yang didapat Kinoshita Trading Company tak datang begitu saja. Perusahaan milik Kinoshita Shigeru (1899-1967) itu memanfaatkan koneksinya, Perdana Menteri Jepang saat itu, Kishi Nobusuke untuk melobi petinggi di Indonesia.Tak hanya itu, Kinoshita juga terkenal royal alias boros untuk menjamu para customernya. Hal itu di kemudian hari mengakibatkan perusahaan itu bangkrut.Salah satu contohnya seperti ditulis Yoshimi Miyake adalah, Kinoshita pernah mengeluarkan USD 100 ribu lebih untuk menjamu Presiden Soekarno saat berkunjung ke Jepang pada 1958. Saat itu, Kinoshita bahkan mendekati Bung Karno dengan cara mengenalkannya kepada model cantik bernama Kanase Sakiko di Kyoto.Kabar ketertarikan Bung Karno pada wanita cantik lantas masuk ke telinga Kinoshita. Tak pikir lama, dia langsung membawakan model cantik tersebut. Pada akhir 1958, Kanase Sakiko dikirim ke Jakarta, namun secara resmi untuk menjadi guru bagi salah satu putri Kinoshita di Jakarta. Sakiko disebut-sebut dekat dengan Bung Karno.Kanase Sakiko kemudian disebut sebagai Mrs Basuki karena nama itu lebih mudah baginya untuk tinggal sebagai istri orang Indonesia. Rumor yang beredar, Kanase Sakiko menjadi salah satu istri Soekarno .
Perusahaan Tonichi
Perusahaan dagang Tonichi asal Jepang yang didirikan pada 1954 oleh Kubo Masao, awalnya adalah perusahaan kecil di bidang perdagangan dan konstruksi. Meski demikian Tonichi memiliki sejumlah tokoh penting di susunan dewan direksinya, salah satunya adalah Kono Ichiroh (salah seorang pemimpin Partai Demokrat Liberal), dan salah seorang tokoh kanan, Kodama Yoshio.Tonichi mulai terlibat dalam hubungan bisnis dengan Indonesia pada 1948, akibat kedekatan personal yang dimiliki Kubo Masao dengan Soekarno . Hubungan antara keduanya tergolong terjadi karena insidental.Saat kunjungan Bung Karno ke Jepang pada 1958 beredar kabar anti-Soekarno telah mengirimkan pembunuh ke Tokyo untuk menghabisi proklamator itu. Saat itu, pihak Kepolisian Tokyo enggan bertanggung jawab jika terjadi sesuatu pada Soekarno . Mereka beralasan kunjungan Bung Karno saat itu bukan kunjungan resmi.Pemimpin sayap kanan, Kodama Yoshio, dan organisasi bawah tanah yang berafiliasi dengannya, Polisi Ginza setuju untuk mengambil tanggung jawab pengamanan Bung Karno. Kubo Masao lantas mendapat tugas karena dia dapat berbicara dalam bahasa Inggris dan Kodama adalah salah satu dewan direksi perusahaannya.Saat Presiden Soekarno dan rombongan berada di Tokyo, sebuah kelompok pemberontak asal Indonesia diam-diam tinggal di sebuah hotel dekat Imperial Hotel tempat Soekarno tinggal. Kelompok Kodama dan Kubo lantas berhasil melindungi Soekarno para pemberontak yang berjumlah enam orang itu.Sejak saat itu, Kubo memperoleh akses pribadi kepada Soekarno .
Naoko Nemoto (Ratna Sari Dewi Soekarno)
Perusahaan Tonichi bersaing dengan perusahaan Kinoshita untuk mendapatkan proyek di Indonesia. Dalam kunjungan Soekarno ke Jepang pada 1958, Kinoshita mendekati Bung Karno dengan cara mengenalkannya kepada model cantik bernama Kanase Sakiko di Kyoto.Tak mau kalah dari saingannya, pendiri Tonichi, Kubo Masao pun mengenalkan Bung Karno dengan seorang penghibur klub malam di Tokyo bernama Nemoto Naoko yang di kemudian hari dinikahi Bung Karno dang berubah nama menjadi Ratna Sari Dewi Soekarno .Setelah pertemuan pertama, keduanya lantas lebih dari dua kali bertemu di Hotel Imperial, sebelum Bung Karno pulang ke Jakarta. Dari Jakarta, Soekarno mengirim surat 'kasih sayang' kepada Nemoto melalui Kedutaan Indonesia di Tokyo. Mereka saling berkirim surat beberapa kali sebelum Soekarno dalam surat tertanggal 18 Agustus, mengundang Nemoto ke Indonesia untuk perjalanan dua minggu.Pada 14 September, Nemoto berangkat ke Indonesia sebagai karyawan Tonichi didampingi oleh Kubo. Namun, setelah tiba di Jakarta pada 15 September, Nemoto menulis dalam suratnya, bahwa Kubo telah menggunakannya untuk kepentingan bisnis di Indonesia. Hal itu disangkal oleh Kubo pada 1966, meski dia mengakui perusahaannya telah menyediakan rumah untuk Nemoto dan Soekarno bertemu di Jakarta.Kubo menyadari Soekarno sangat lemah dengan wanita, terutama wanita Jepang. Dia pun mulai merencanakan strategi untuk menggunakan perempuan sebagai alat untuk mendapatkan akses ke Soekarno .
Baca juga: Pahit & manis bangunan megah Bung Karno dari pampasan perang Cerita uang pampasan perang dari Jepang USD 223 juta pada 1958 Alasan Soekarno gunakan pampasan perang untuk proyek prestisius Cara Jepang lobi Dewi Soekarno demi proyek uang pampasan perang (mdk/tts)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proses masuknya Jepang ke Indonesia berawal pada masa Perang Dunia II pada tahun 1942.
Baca SelengkapnyaBak durian runtuh, dia dan sang suami mendapat banyak keuntungan.
Baca SelengkapnyaJugun Ianfu banyak direkrut dari luar Jepang sehingga sulit berkomunikasi dan tidak mengerti bahasa Jepang.
Baca SelengkapnyaDi hadapan para menteri, Soeharto marah karena anggaran proyek tak juga dicairkan.
Baca SelengkapnyaDibentuk pada masa pendudukan Jepang, badan ini memiliki peran krusial dalam merumuskan dasar-dasar negara dan menyiapkan langkah-langkah menuju kemerdekaan.
Baca SelengkapnyaPutuskan Lahiran di Jepang, Wanita WNI Ini Kaget Dapat Bantuan Rp 50 Juta Lebih
Baca SelengkapnyaJepang-Indonesia juga mempunyai kesamaan isu kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
Baca SelengkapnyaPerjanjian Kalijati adalah awal mula era penjajahan Jepang di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBerikut potret wanita Jepang berparas cantik yang tak disangka punya nasib bagus menjadi istri seorang penguasa Indonesia.
Baca SelengkapnyaKisah sedih para tahanan wanita asal Belanda usai tentara Jepang berhasil menguasai Nusantara.
Baca SelengkapnyaPotret lawas Ratna Sari Dewi istri Bung Karno kembali mencuri perhatian.
Baca SelengkapnyaSamsi Sastrawidagda, pria yang lahir pada 13 Maret 1894 di Solo ini merupakan Menteri Keuangan Pertama di Indonesia.
Baca Selengkapnya