Razia Cegah Anarko, Polisi Tangkap Peserta Demo Bawa Ketapel
Merdeka.com - Polisi merazia sejumlah massa yang akan berdemonstrasi menolak Undang-undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker), Selasa (13/10). Salah seorang anggota organisasi masyarakat (ormas) pun ditangkap karena kedapatan membawa ketapel.
"Baru saja kita mengamankan seseorang dari daerah Banten setelah kita lakukan razia ternyata di dalam tasnya isinya adalah ketapel," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus di Monas, Selasa (13/10).
Polisi menduga pria ini telah merencanakan untuk bertindak anarkis. Saat ini, orang tersebut telah digiring ke Polda Metro Jaya.
-
Siapa yang ditangkap karena kerusuhan? 'Kami telah mengidentifikasi beberapa pelaku, dan saat ini kami baru menangkap satu orang, sementara yang lainnya masih dalam pengejaran,' ujar Kusworo.
-
Bagaimana polisi menanggapi demo buruh? Polisi saat ini sudah melakukan rekayasa lalu lintas. Adapun, exit tol Cikarang dialihkan ke exit tol lain seperti Bekasi Barat maupun Cibitung.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Siapa yang terjaring razia? Hasilnya, puluhan muda-mudi yang bukan suami istri terjaring razia saat asyik berduaan di sejumlah kamar kos.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
"Yang memang niatnya ya itu dia menggunakan pakaian untuk demo tapi tujuannya lain pasti arahnya akan ke masalah kerusuhan. Ini masih kami dalami di Polda Metro Jaya," ucap dia.
Yusri menegaskan, razia akan terus digencarkan oleh aparat keamanan untuk mencegah hadirnya perusuh diantara para pengunjuk rasa.
"Kami bergerak dengan persuasif dan humanis tetapi kalau ada yang mencoba-coba anarkis di Jakarta ini kami sudah sepakat akan tindak tegas dan terukur," ujar dia.
Yusri mengaku belum mengetahui jumlah peserta unjuk rasa yang diamankan.
"Data lengkapnya masih kita tunggu, TNI-Polri masih bergerak di perbatasan-perbatasan masuk ke Jakarta, di stasiun kereta maupun di terminal-terminal bus," ucap dia.
Cegah Anarko
Polisi merazia di stasiun dan terminal yang menjadi salah satu akses masuknya kelompok Anarko Sindikalisme yang diduga menyusup ke masa demo Omnibus Law dan melakukan kerusuhan.
"Kita antisipasi takutnya kelompok- kelompok anarko ini bikin kerusuhan. Kalau kita temukan akan kita amankan mereka lagi. Itu antisipasi kami secara preventif," kata Yusri saat dikonfirmasi, Senin (13/10).
Polisi menduga ada kelompok yang niatnya bukan melakukan demonstrasi. Melainkan menciptakan suasana kisruh dan rusuh. Alasan itu dijadikan dasar Polisi melakukan razia.
Selain itu, Polisi juga melakukan patroli di dunia maya untuk mengawasi arus penyebaran informasi. Sekaligus mencari provokator yang melakukan provokasi di dunia maya.
"Kita polisi tetap meningkatkan patroli cyber untuk memantau provokator yang melakukan pabrifikasi lah provokasi di dunia maya. Kita juga koordinasi dengan Menkominfo dan platformnya," jelasnya.
12 Ribu Personel Disiapkan
Sebelumnya, 12 ribu personel sudah dikerahkan Polda Metro Jaya untuk mengantisipasi adanya aksi unjuk rasa hari ini. Kabarnya, massa akan menggelar aksi di sekitaran Jalan Medan Merdeka.
"Pengaman, 12 ribu personel terdiri dari Polri, TNI, dan pemprov, tapi masih ada kami siapkan yang standby," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus saat dihubungi, Selasa (13/10).
Yusri mengatakan pengamanan aksi kali ini akan dipusatkan di Monas dan sekitar akses menuju Istana Negara.
"Pusatnya di Monas, cadangan kami di DPR RI," ujarnya.
Selain itu, Yusri pun mengatakan nantinya akan ada sejumlah pengalihan arus lalu lintas khususnya untuk arus lalu lintas akses menuju Istana Negara.
"Di daerah Patung Kuda ya. Mungkin beberapa pengalihan arus di dekat situ," ujarnya.
Reporter: Ady Anugrahadi dan Bachtiar (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Reaksi polisi kabur diskak advokat karena debat keras soal halangi bantuan hukum untuk para demonstran yang ditangkap.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau tidak melintas di Jalan Merdeka Barat lantaran adanya demo ini.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya mereka meminta pemerintah mencabut Omnibus Law Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja beserta PP Turunannya.
Baca SelengkapnyaMantan aktivis 98 itu mengaku akan mengadvokasi para demonstran yang ditangkap polisi.
Baca SelengkapnyaDelapan warga yang ditangkap itu akan diproses hukum sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.
Baca SelengkapnyaHingga malam hari, massa demonstran tolak Revisi UU Pilkada masih bertahan di depan Gedung DPR.
Baca SelengkapnyaRibuan buruh dari berbagai elemen gelar demo menolak kewajiban iuran Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang digagas pemerintah.
Baca SelengkapnyaPolisi sudah sempat mengamankan 30 ban bekas sebelum demo berlangsung.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat orator dari atas mobil komando mendesak agar barrier dibuka sehingga massa bisa menyampaikan aspirasi di depan Istana Merdeka.
Baca SelengkapnyaOmbudsman menemukan beberapa demonstran mengalami luka-luka diduga dipukul oknum kepolisian
Baca SelengkapnyaSebuah video penganiayaan terhadap petugas Satpol PP saat aksi demo buruh beredar di media sosial.
Baca SelengkapnyaPengeroyokan itu terjadi di Jalan Raya Banjaran-Soreang, Rabu (20/12) lalu.
Baca Selengkapnya