Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Reaksi Ahok saat Sanusi & bos Podomoro kongkalikong di perda Zonasi

Reaksi Ahok saat Sanusi & bos Podomoro kongkalikong di perda Zonasi Ahok. ©2014 merdeka.com/fikri faqih

Merdeka.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menetapkan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, M Sanusi sebagai tersangka kasus dugaan suap dari PT Agung Podomoro Land (APL) terkait pembahasan revisi Raperda Zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (RZWP3K) dan Raperda Tata Ruang Strategis Jakarta Utara.

Sanusi jadi pesakitan KPK bersama dengan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land, Ariesman Widjaja dan Trinanda Prihantoro yang tak lain karyawan PT Agung Podomoro Land. Dalam kasus ini pengusaha mencoba memengaruhi pemerintah daerah dalam mengambil keputusan sehingga tidak menghiraukan kepentingan umum.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pun langsung bereaksi saat Sanusi dan bos PT Agung Podomoro bermain proyek di lingkungan Pemprov DKI Jakarta. Ahok menyinggung gaya hidup Sanusi. Dia mengaku tahu betul gaya hidup Sanusi.

"Saya cuma tahu dia hidupnya mewah saja. Jam tangannya miliaran dan mobilnya miliaran semua," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (1/4).

Selain jam tangan seharga miliaran rupiah, Ahok menyebut deretan mobil mewah pun dikoleksi oleh Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta tersebut. Dia menambahkan, Sanusi adalah golongan atas dalam strata sosial.

"Dia naik Mercedes S-Class, Range Rover, Jaguar, Alphard. Wah sudah kelas atas lah," ujarnya.

Bukan hanya menyinggung Sanusi, Ahok juga mengaku kenal dengan bos PT Agung Podomoro Land, Ariesman Widjaja. Apa lagi, rumah Ahok dan Ariesman terbilang cukup dekat atau tetanggaan.

Ahok menyayangkan cara yang ditempuh Agung Podomoro Land dengan menyuap Sanusi untuk memuluskan proyek tersebut. Ahok mengatakan seharusnya perusahaan besar yang bergerak di bidang properti itu tidak perlu menyuap agar proyek itu berjalan dengan lancar. Padahal tanpa uang pun, proyek akan beres asal sesuai prosedur.

"Enggak merasa dikhianati, saya merada memang kadang-kadang pengusaha itu tidak percaya kami bersih. Saya tidak tahu apa motifnya, tapi kadang pengusaha takut kalau ketemu pejabat atau orang politik seolah mesti bawa duit atau dimintai duit," sindir Ahok.

Ahok dengan tegas menyatakan jika Pemrov DKI tidak akan terlibat dalam perkara rasuah tersebut. "Enggak mungkin kita terlibat, justru kita yang menciptakan 15 persen. Justru yang saya lihat ini kewajiban yang mau di deal mungkin," ungkap dia.

Ahok justru merasa heran kenapa sampai saat ini, dua raperda tersebut belum juga diparipurnakan. Dengan ada kasus Sanusi, dia makin curiga ada permainan dalam pembahasan raperda ini.

"Saya enggak ngerti kenapa mereka enggak paripurna, kita tinggal paripurna loh, sudah tiga empat kali saya dateng enggak ada orang, saya enggak tahu alasannya apa, apa dugaan orang karena duitnya enggak merata saya engga tahu tuh. Saya uda curiga pasti ada sesuatu nih. Yang jelas saya enggak mau nego kalau kamu enggak mau ya sudah bubar," beber dia.

Dengan terbongkarnya praktik suap di mega proyek itu, Ahok menegaskan proyek reklamasi teluk pantai utara Jakarta itu tidak akan berhenti. Ditegaskannya, proyek akan dilanjutkan hingga rampung.

"Tetap jalan karena ada Perda nya tahun 95 dan ada kepresnya. Sebetulnya kalau menurut saya jalan saja, itu kan cuma ada revisi (Perda) mau masukin kewajiban tambahan yang jadi masalah kan di situ," ucap Ahok.

Menurut Ahok, dalam perda yang akan direvisi dia mengajukan syarat lahan terbuka yang lebih besar dari para pengembang. Hal ini karena dalam aturan yang lama, pengembang hanya wajib menyerahkan 5 persen dari lahan kepada Pemprov DKI.

"Kepres 95 termasuk Perdanya bilang, hanya atur gini, pengembang wajib berikan 5 persen wilayah dari pulau kepada DKI. Waktu saya baca itu, saya bilang ga boleh, kenapa? Waktu ga disebutin pun kita sudah dapat 40 persen lebih dari fasilitas umum (fasum) fasilitas sosial (fasos). Kalau kamu sebut hanya 5 persen, bisa saja kalau pengembangnya pintar, mereka katakan 5 persen ini sudah termasuk fasum fasos, kan saya suda kasih kamu 48 saya kelebihan 43 persen," pungkas Ahok.

(mdk/eko)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Bertemu Pramono Anung-Rano Karno di Taman Semanggi, Ahok Kasih Saran ini Jika Terpilih Gubernur Jakarta
FOTO: Bertemu Pramono Anung-Rano Karno di Taman Semanggi, Ahok Kasih Saran ini Jika Terpilih Gubernur Jakarta

Dalam pertemuan tersebut, Pramono Anung-Rano Karno membahas dinamika Jakarta bersama Ahok sebagai bekal maju pada Pemilihan Gubernur.

Baca Selengkapnya
Tak Mau Kalah dari Ahok, Pramono Anung Janji Berani 'Gebuk' Pengembang Nakal di Jakarta
Tak Mau Kalah dari Ahok, Pramono Anung Janji Berani 'Gebuk' Pengembang Nakal di Jakarta

Pramono Anung berjanji bakal menindak pengembang nakal bila diberi mandat memimpin Jakarta.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Isi Pertemuan Pramono-Rano dengan Ahok di Taman Semanggi, Selanjutnya Sowan ke SBY
VIDEO: Isi Pertemuan Pramono-Rano dengan Ahok di Taman Semanggi, Selanjutnya Sowan ke SBY

Ketiganya tampak berbincang dekat tulisan 'Semanggi'. Ahok terlihat menjelaskan proyek jembatan Simpang Susun Semanggi.

Baca Selengkapnya
Bertemu Pramono-Rano Karno, Ahok Ceritakan Sumber Dana Pembangunan di Taman Simpang Susun Semanggi
Bertemu Pramono-Rano Karno, Ahok Ceritakan Sumber Dana Pembangunan di Taman Simpang Susun Semanggi

Menurut Ahok, pasangan Pramono Anung-Rano Karno ingin mengetahui secara gamblang sejarah pembangunan simpang susun Semanggi.

Baca Selengkapnya
Langganan Banjir, Pramono Bakal Bebaskan Lahan Bantaran Kali Krukut
Langganan Banjir, Pramono Bakal Bebaskan Lahan Bantaran Kali Krukut

Calon Gubernur Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung meninjau bantaran kali Krukut di Mampang Prapatan, Jakarta, Selasa (15/10).

Baca Selengkapnya
Tegas, Said Didu Menolak Mediasi dengan Apdesi
Tegas, Said Didu Menolak Mediasi dengan Apdesi

Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu menolak mediasi yang diinisasi pimpinan pusat Asosiasi Pemerintah Desa Serluruh Indonesia (Apdesi)

Baca Selengkapnya
Minta Polisi Profesional, Said Didu Klaim Punya Bukti Kuat Dukungan Apdesi soal Pembebasan Lahan di Kronjo
Minta Polisi Profesional, Said Didu Klaim Punya Bukti Kuat Dukungan Apdesi soal Pembebasan Lahan di Kronjo

Said dilaporkan Maskota HJS, ketua Apdesi Kabupaten Tangerang yang juga Kades Blimbing, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang.

Baca Selengkapnya
Pramono: Legacy Saya, Menyelesaikan dari Gubernur Sebelumnya
Pramono: Legacy Saya, Menyelesaikan dari Gubernur Sebelumnya

Calon Gubernur Jakarta, Pramono Anung mengaku hanya ingin meneruskan apa yang sudah dilakukan oleh para pemimpin Jakarta sebelumnya.

Baca Selengkapnya
Fantastis, Nilai Proyek di Kasus Korupsi Pengerukan Alur Pelayaran Capai Rp500 Miliar
Fantastis, Nilai Proyek di Kasus Korupsi Pengerukan Alur Pelayaran Capai Rp500 Miliar

Sekiranya ada empat pelabuhan pengerjaan pengerukannya dikorupsi.

Baca Selengkapnya
Kejari Bongkar Korupsi Proyek Pelabuhan Batang Rugikan Negara Rp12 Miliar, Dua Orang Ditetapkan Tersangka
Kejari Bongkar Korupsi Proyek Pelabuhan Batang Rugikan Negara Rp12 Miliar, Dua Orang Ditetapkan Tersangka

Kejaksaan Negeri Batang menetapkan dua tersangka lantaran terlibat tindak pidana korupsi dalam proyek pelabuhan Batang tahun 2015.

Baca Selengkapnya
KPK Bongkar Kasus Korupsi Proyek Pengerukan Alur Pelayaran di Empat Pelabuhan, Sembilan Orang Ditetapkan Tersangka
KPK Bongkar Kasus Korupsi Proyek Pengerukan Alur Pelayaran di Empat Pelabuhan, Sembilan Orang Ditetapkan Tersangka

Proses penyelidikan hingga saat ini masih dilakukan KPK.

Baca Selengkapnya
Soal Nasib Pembangunan Giant Sea Wall, Pramono dan Ridwan Kamil Setuju Dilanjut, Pongrekun Beri Catatan
Soal Nasib Pembangunan Giant Sea Wall, Pramono dan Ridwan Kamil Setuju Dilanjut, Pongrekun Beri Catatan

Debat ketiga Pilkada Jakarta mengambil tema tentang tata ruang.

Baca Selengkapnya