Reaksi Bharada E Usai Jalani Lima Jam Pemeriksaan di Komnas HAM
Merdeka.com - Bharada E bersama lima ajudan atau ADC Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo nonaktif telah merampungkan pemeriksaan yang dilakukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) pada Selasa (26/7).
Berdasarkan pantauan merdeka.com, Bharada E keluar sekitar pukul 18.22 WIB, dari lantai atas gedung Komnas HAM. Dia diperiksa sekitar lima jam.
Dengan memakai kemeja hitam Bharada E keluar tanpa memberikan komentar sedikit pun.
-
Apa yang terjadi pada perwira tersebut di dalam tahanan? Dalam video, tampak sekumpulan pria berpakaian serba oranye, bertuliskan 'Narapidana Militer'. Sementara tentara yang menjadi tahanan baru, mengenakan seragam loreng dan dipajang di tengah lapangan. Pangkat yang melekat di pundaknya tidak ada artinya. Perwira itu digojlok oleh para tahanan senior. Perwira itu diperintah untuk menyebutkan nama dan pangkatnya.
-
Siapa saja yang diperiksa polisi? Hari ini, tiga saksi diperiksa unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangerang Selatan, Jumat (23/2).
-
Mengapa perwira tersebut diperlakukan seperti itu? Dijelaskan dalam video, bahwa setiap prajurit yang sudah masuk ke rumah tahanan maka dianggap sama. “Tidak ada yang spesial di penjara militer meski setinggi apapun pangkatnya,“
-
Dimana ajudan bos KKB ditembak? Basoka Lawiya, ajudan pimpin KKB Intan Jaya Undius Kogoya di Paniai ditembak mati Satgas Damai Cartenz-2024, Rabu (22/5).
-
Apa yang dilakukan Brimob di depan gedung Kejagung? 'Iya (benar ramai konvoi Brimob). (Kondisi Kejagung) Pintunya ketutup, enggak perhatiin cuma ya motornya doang. Rame-rame,' ucapnya saat ditemui, Minggu (26/6).
-
Apa yang terjadi saat penggerebekan? Di sana lah penyerangan terhadap anggota polisi terjadi dan diduga dilakukan keluarga GS. Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
Bharada E hanya melintas melewati terjangan pertanyaan wartawan. Dengan pengawalan ketat, dia pun pergi meninggalkan gedung Komnas HAM memakai mobil Kijang Innova B 1005 RFP.
Sebelum Bharada E, terlihat juga beberapa ajudan yang keluar lebih dulu sekitar pukul 17.20 Wib. Mereka pun sama tidak memberikan komentar usai menjalani pemeriksaan yang dimulai sekitar siang tadi.
Adapun pemeriksaan, kepada enam ajudan yang hadir pada hari ini dilakukan secara terpisah. Hal itu sebagaimana disampaikan Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam.
"Mereka diperiksa secara terpisah, masing-masing yang diperiksa," ucap Anam saat jumpa pers usai pemeriksaan para ajudan.
Alasan Pemeriksaan Ajudan
Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Ahmad Taufan Damanik meminta kepada Tim Khusus yang dipimpin Irwasum, Komjen Pol Agung Budi Maryoto untuk menghadirkan Bharada E dalam pemeriksaan, Selasa (26/7).
"Saya minta supaya hadir, Bharada E harus datang. Model pemeriksaan tentu kami bisa menggali sebanyak- banyaknya," kata Taufan kepada awak media.
Pasalnya, Taufan mengatakan jika sampai saat ini baru lima ajudan atau ADC Irjen Pol Ferdy Sambo yang memenuhi panggilan. Sementara dua ajudan lagi masih belum diketahui kedatangannya.
"Ada lima ajudan ferdy sambo memenuhi panggilan pemeriksaan adua orang lagi. Bharada E belum hadir. karena itu kita masih hubungi tanyakan kembali kepada Mabes Polri keberadaan bhadara E," ucapnya.
Menurut Taufan, pihak sangat membutuhkan keterangan dari Bharada E. Yang diketahui sosoknya adalah orang yang terlibat langsung dengan Brigadir J ketika baku tembak berlangsung di rumah Kadiv Propam, Irjen Pol Ferdy Sambo.
"Karena komnas Ham membutuhkan keterangan dengan Bharada E. Kami sudah komunikasi dengan pak Irwasum. total ada tujuh ajudan dipanggil oleh Komnas HAM. Pagi ini baru datang lima orang," ucapnya.
Sebelumnya, Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menjelaskan alasan pemeriksaan para ajudan Irjen Ferdy Sambo agar pihaknya mendapatkan satu informasi yang penting guna menggambarkan rangkaian peristiwa baku tembak tersebut.
"Jadi ADC ini menjadi salah satu pilar utama dalam konstruksi peristiwa dan bagaimana melihat peristiwa kematian Brigadir J ini," ujarnya.
"Jadi kami kepingin komprehensif, analisa analisa yang berkembang di publik saat ini, kami kepingin tahu persis apa dan bagaimana peristiwa itu terjadi," tambah dia.
Adapun pemanggilan para ajudan ini, usai pihak Komnas HAM menggali keterangan dari tim forensik yang dipimpin Kapusdokkes Polri, Irjen Pol Asep Hendradiana sebagaimana permintaan dari Komnas HAM.
Penggalian keterangan dengan tim forensik dilakukan Komnas HAM guna memastikan sejumlah luka-luka yang dialami di tubuh Brigadir J sebagaimana hasil temuan.
Sekedar informasi jika kasus baku tembak yang terjadi di rumah singgah Irjen Ferdy Sambo pada Jumat (8/7/2022) pukul 17.00 WIB. Turut melibatkan Brigadir J yang tewas akibat tembakan dari Bharada E.
Adapun baku tembak itu ditengarai adanya dugaan pelecehan yang dilakukan Brigadir J kepada istri Irjen Pol Ferdy Sambo. Untuk saat ini kasus yang ditangani Polda Metro Jaya berkaitan dengan perkara pelecehan, dan pengancaman serta kekerasan terhadap Istri Ferdy Sambo.
Sementara untuk kasus lainnya pun juga ditangani Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri yang turut mengusut kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J. Laporan itu dilayangkan oleh kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wakil Menteri Hukum dan HAM (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej atau Eddy Hiariej diperiksa penyidik KPK selama kurang lebih tujuh jam.
Baca SelengkapnyaPrabowo terlihat memakai kemeja berwarna biru muda, sedangkan Gibran memakai kemeja flanel berwarna gelap.
Baca SelengkapnyaETH mengaku tidak ada yang luar biasa dalam proses hukum ini.
Baca SelengkapnyaBambang Widjojanto mempermasalahan status tersangka dugaan gratifikasi di KPK
Baca Selengkapnya