Reaksi pasrah Ahok lihat PDIP dan Gerindra mesra jelang Pilgub DKI
Merdeka.com - Partai Gerindra dan PDIP tengah menjajaki koalisi demi Pilgub DKI 2017. Kedua partai ini pada periode Pilgub 2012 bersatu mengusung Jokowi-Ahok, sebelum akhirnya bermusuhan karena Pilpres 2014.
PDIP dan Gerindra ingin bersatu melawan sang incumben Basuki T Purnama (Ahok) yang memilih maju Pilgub melalui jalur independen bersama Heru Budi Hartono. Ahok awalnya menjadi kader Gerindra saat Pilgub lalu, namun terlibat konflik akhirnya mundur.
Ahok juga awalnya diyakini bakal diusung oleh PDIP karena kedekatan dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Sayang, jelang Pilgub dihelat, hubungan PDIP dan Ahok justru renggang. Malah Gerindra dan PDIP yang ingin bersatu bersama melawan Ahok.
-
Bagaimana PDIP menentukan sikap terkait menjadi oposisi? Oleh sebab itu, pihaknya akan menunggu penghitungan resmi dari KPU sebelum menentukan kesiapan menjadi oposisi.
-
Kenapa PDIP melobi PKB untuk Pilkada Jakarta? 'Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik dengan PKB. Waktu itu kan PDIP belum bisa mengajukan calon sendiri sebab Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 yang membolehkan kami mengajukan calon sendiri belum ada,' tambah dia.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Bagaimana Ahok dukung Ganjar? Menjelang hari pencoblosan, sejumlah pejabat negara makin terang-terangan memberikan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden. Baru-baru ini, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mundur dari jabatannya. Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
-
Kenapa Ahok dukung Ganjar? Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Ahok pun terlihat berbeda sikap saat tahu jika PDIP dan mantan partainya itu ingin bersatu. Ahok lebih merendah, padahal mantan Bupati Belitung Timur itu kerap meledak-ledak dan menyerang balik orang yang coba mengkritiknya.
Kali ini Ahok lebih kalem. Dia mengaku tak masalah jika memang nanti pada akhirnya kalah di pertarungan Pilgub DKI. Berikut reaksi-reaksi Ahok usai tahu PDIP dan Gerindra tampak mesra, dihimpun merdeka.com, Sabtu (28/5):
Ibaratkan Pilgub DKI seperti melamar pekerjaan
Ahok sendiri mengaku tak gentar dengan kian mesranya dua partai yang dulu saling bahu membahu memenangkan pasangan Jokowi-Ahok dalam Pilgub DKI 2012 silam. Menurutnya, mencalonkan diri sebagai kepala daerah seperti orang melamar pekerjaan."Saya cuma ngelamar kerja. Saya nih bukan mimpin orang Jakarta. Saya mimpin Jakarta iya, tapi yang benar saya melamar kerja ke orang Jakarta. Butuh tidak direktur utama seperti saya, yang mimpin Jakarta," kata Ahok di Balai kota, Jakarta, Jumat (27/5).Dari perumpamaan ini, lanjut Ahok, menang tidaknya dirinya menjadi gubernur ditentukan oleh warga DKI. Jika dinilai kinerjanya kurang baik dan jauh dari ekspektasi, maka Ahok mempersilakan warga untuk menjadi pemimpin yang lain."Kalau warga merasa saya kerja kurang baik, kurang transparan, carilah direktur baru," tegasnya.Selain itu, dia mengaku tak mau ambil pusing bila calon yang diusung PDIP dan Gerindra optimis menang melawan dirinya. Sederhananya, berarti warga DKI akan memiliki pemimpin alternatif yang baru."Ya tidak apa-apa, kalau yakin menang, berarti Oktober 2017 orang Jakarta punya gubernur baru," pungkas mantan politisi Gerindra ini.
Tak pikir menang kalah di Pilgub DKI 2017
Ahok mengatakan, tidak masalah jika PDI Perjuangan melakukan koalisi dengan Gerindra untuk bersaing dengannya.Namun dia menegaskan, keputusan untuk maju sebagai calon perseorangan sudah bulat dan tidak dapat diganggu gugat.Sebelumnya, Pelaksana Tugas Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Bambang DH mengingatkan Basuki untuk tidak terlalu percaya diri dapat memenangkan Pilkada Jakarta periode 2017. Walaupun banyak survei yang merilis tingkat popularitas dan elektabilitasnya mantan Bupati Belitung Timur ini tertinggi terus."Bambang DH kan temen. Saya bukan soal percaya diri menang atau kalah. Mungkin Pak Bambang udah lama enggak ketemu, dia berpikiran seperti orang politik umumnya," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (27/5).Menurutnya, pilihan terpending untuk memilih jalur independen karena dirinya telah mendapat kepercayaan dari Teman Ahok. Untuk itu, mantan Bupati Belitung Timur ini tidak ingin terlalu jauh memikirkan menang atau kalah di pesta demokrasi tahun depan."Saya selalu ulang-ulang berkali-kali, yang paling penting buat suatu negara untuk maju adalah kepercayaan, nah saya milih kepercayaan adalah terutama soal menang dan kalah," tutup Ahok.
Pilih rela dikalahkan asal tak kehilangan kepercayaan
Ahok mengungkapkan, dia tidak hanya mengincar kemenangan semata. Karena telah mengambil keputusan untuk mendapatkan dukungan dari Teman Ahok, maka dia memilih tetap bersama mereka walaupun berakhir dengan kekalahan."Saya gak bicara menang kalah, saya gak bicara mesin politik Anda hebat kayak buldoser bisa kalahkan saya, bukan! Saya enggak katakan mesin Anda enggak hebat lho, mesin Anda boleh hebat! Saya memilih rela dikalahkan anda asal ga kehilangan kepercayaan orang yang mengumpulkan KTP buat saya," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (27/5).Mantan Bupati Belitung Timur ini menerangkan, posisinya sebagai Gubernur DKI Jakarta adalah sebuah pekerjaan, sehingga dia hanya akan mempersiapkan yang terbaik menjelang akhir masa jabatannya pada Oktober 2017."Saya tidak pernah takut kalah, saya lebih takut kehilangan kepercayaan itu aja, kalau anda begitu hebat mesti bisa kalahkan saya ya silakan saja, saya akan siapkan sedemikian rupa sampai oktober 2017. Siapapun yang jadi asalkan dia niat baik, pasti Jakarta akan berjalan dengan baik," tutup Ahok.
Ahok: Sudah jadi petahana mau ngapain?
Ahok enggan menanggapi rumor mesranya dua partai yang pernah bahu membahu memenangkan pasangan Jokowi-Ahok pada Pilgub 2012 lalu."Ya itu kan tanya sama PDIP dan Gerindra, sekarang saya siap enggak siap mau ngapain, sudah jadi petahana kamu mau ngapain? Lo mau ngapain, siap enggak siap yaudah," kata Ahok di Balai kota, Jakarta, Jumat (27/5).Sebagai petahana yang maju secara independen, Ahok menyatakan kesiapannya menghadapi pesaing mana pun dalam gelaran pesta demokrasi 5 tahunan di Jakarta itu. Dia lebih memilih fokus bekerja di sisa masa jabatannya Oktober mendatang."Yang penting mikirin kerja saja deh," tegas mantan Bupati Belitung Timur ini.
Bulat maju lewat jalur independen
Ahok mengungkapkan, keputusannya sudah bulat untuk maju dalam Pilkada 2017 melalui jalur perseorangan. Bahkan dia lebih memilih kalah dibandingkan harus pindah melalui jalur partai.Ahok mengatakan, anak-anak muda yang tergabung dalam Teman Ahok telah berusaha keras untuk mengusung dirinya. Ini sudah menjadi alasan kuat bagi dirinya untuk kukuh maju melalui jalur perseorangan."Sekarang apakah enggak kecewa Teman Ahok tiba-tiba saya pindah langsung diusung oleh partai. Kalau masalah diusung mah dari dulu juga sudah diusung kok. Makanya sudah terlanjur begini saya sudah putuskan," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (27/5)."Bukan percaya diri. Bukan sombong saya bilang kalau saya harus kalah pun, enggak jadi gubernur lagi, ya sudah. Yang penting saya tidak mengecewakan Teman Ahok," tambah mantan Bupati Belitung Timur ini.Karena telah mempersiapkan skenario terburuk, Ahok kini lebih menyibukkan diri untuk menyelesaikan tugasnya hingga Oktober 2017. Harapannya, siapapun nanti yang menggantikan posisinya sebagai Gubernur DKI Jakarta tidak dapat bermain curang, termasuk untuk dana corporate sosial responsibility (CSR)."Saya tak ingin kalau Gubernur bukan saya terjadi penyelewengan ini bisa jadi kontribusi masalah, CSR masalah. Kan kita enggak tahu siapa yang jadi gubernur. Ya mudah-mudahan yang pengganti saya jujur, bisa buktikan hartanya, transparan, semua proses transparan," pungkasnya.
Â
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ridwan Kamil menyinggung mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam menata kota.
Baca SelengkapnyaAhok mengatakan penolakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mendukung capres Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaAlasan Ahok mengundurkan diri dari jabatan Komisaris Utama PT Pertamina agar fokus kampanye mendukung Ganjar-Mahfud dalam Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaDua partai parlemen PKS dan PDIP ancang-ancang bakal mendukung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaHubungan PDIP dengan Jokowi dikabarkan memanas, usai
Baca SelengkapnyaAda asumsi Ahok turut berkontribusi atas pendirian PSI.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyatakan siap maju Pilkada
Baca SelengkapnyaPeluang koalisi Partai Golkar dengan PDIP di Pilkada Banten semakin terbuka lebar.
Baca SelengkapnyaGanjar mengatakan, figur yang diusung PDIP diharapkan berasal dari kader, karena salah satu fungsi partai adalah mencetak kader-kader untuk dijadikan pemimpin.
Baca SelengkapnyaAhok mengundurkan diri sebagai Komut PT Pertamina (Persero)
Baca SelengkapnyaAhok bakal fokus memenangkan Ganjar-Mahfud di Jakarta.
Baca SelengkapnyaKeduanya pernah menjadi gubernur. Akankan berpotensi menang jika keduanya berduet?
Baca Selengkapnya