Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Reaksi Setelah 4 Hari Disuntik Vaksin Sinovac

Reaksi Setelah 4 Hari Disuntik Vaksin Sinovac Calon Vaksin buatan Gamaleya Research Institute of Epidemiology and Microbiology Rusia. ©REUTERS/HO-The Russian Direct Investment Fund (RDIF)/aa.

Merdeka.com - Lemas dan menggigil dirasakan Dika, usai disuntik vaksin anti Covid-19 buatan Sinovac Biotech. 28 Agustus lalu, mahasiswa di salah satu perguruan tinggi Bandung ini disuntik vaksin asal China tersebut.

Setelah berpikir berulang kali untuk menjadi relawan vaksin Sinovac, Dika akhirnya memutuskan untuk ikut membantu penanganan virus asal Wuhan China tersebut.

"Lemas sedikit saja sih. Jadi pengen langsung tidur di rumah, terus kayak menggigil kedinginan gitu, tapi setelah itu biasa saja," ujar Dika saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (1/8).

Orang lain juga bertanya?

Tidak ada perubahan pola hidup selama empat hari usai disuntik vaksin. Baik nafsu makan, maupun jam tidurnya tetap sama seperti biasa. Walaupun sehabis disuntik ia merasa mengantuk, malamnya ia tetap tidur larut.

"Saya baca-baca katanya ada yang nafsu makannya bertambah. Saya teh enggak, padahal pengen, biar berat badan naik hahaha," ujarnya diselingi canda.

"Tetap saja sih tidurnya jam 2 pagi. Sudah kebiasaan kali ya, namanya juga anak semester akhir. Yang lain sudah lulus saya masih skripsi," imbuhnya sambil tertawa.

Keputusannya menjadi relawan vaksin Covid-19 ini tergolong berani. Bahkan, Dika tak memberitahu kepada orangtuanya. Dika menjadi satu dari ribuan relawan yang disuntuk di Puskesmas Ciumbuleuit.

Hatinya tak bisa bohong, awalnya rasa takut menghantui Dika. Tapi tekadnya untuk menjadi relawan sudah sangat bulat. Tak bisa digoyahkan lagi.

Dia pertama kali tahu informasi soal pendaftaran relawan melalui media sosial Twitter. Dika memberanikan diri untuk daftar pada 13 Agustus lalu ke RS Hasan Sadikin Bandung melalui WhatApp.

Dika mengaku, butuh waktu cukup lama untuk memberanikan diri menjadi relawan vaksin buatan China ini. Bahkan tidak terbesit sama sekali di pikirannya. Saat ia membaca persyaratan pendaftaran, ia merasa dirinya memenuhi syarat, namun masih banyak keraguan dan ketakutan di dalam dirinya. Ia mengaku takut jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Takut sih awalnya. Takut banget malah. Apalagi di twitter dibercandainnya kaya gitu kan. Kesannya yang jadi relawan tuh kelinci percobaan," kenang dia.

Selain itu, pria berusia 22 tahun itu juga mengaku takut, bila ternyata hasil test kesehatan sebelum disuntik vaksin, menunjukkan bahwa dirinya merupakan pasien Covid-19 ataupun pernah kontak erat dengan pasien Covid-19.

"Iya takutnya kan malah pas diperiksa, ternyata saya yang positif Covid atau ternyata punya penyakit apa gitu, tapi ya bismillah aja deh sehat," ujarnya.

Ketakutan yang ia pikirkan selama dua minggu itu pun hilang juga saat dirinya dinyatakan lolos kriteria relawan vaksin Sinovac.

Kriteria yang harus dipenuhi pertama adalah usia. Hanya boleh berusia antara 18 sampai 59 tahun, kemudian, syarat yang dikeluarkan oleh tim riset uji klinis vaksin Covid-19 Unpad yaitu relawan harus sehat dan tidak sedang hamil. Tertulis bahwa, relawan tidak boleh punya riwayat penyakit apapun. Penderita asma, diabetes, tumor, ginjal, hati, jantung, epilepsi, penyakit kelainan syaraf lain dan penyakit kelainan darah lainnya tidak diperbolehkan mendaftar.

Selain itu, seseorang yang memiliki gangguan sistem imun dan yang punya riwayat alergi terhadap suatu vaksin bisa dipastikan tidak lolos menjadi relawan vaksin. Suhu tubuh juga harus normal.

Selain itu, relawan juga harus tinggal di Bandung dan tidak berencana pindah dari Bandung selama penelitian vaksin Sinovac ini belum selesai. Hal ini dikarenakan, para relawan yang sudah disuntikkan vaksin akan selalu dicek kondisi kesehatannya secara berkala selama enam bulan.

Penyuntikan vaksin Sinovac ini diberikan di enam lokasi yang telah ditentukan di Kota Bandung. Di antaranya RS Pendidikan FK Unpad di Sukajadi, Balai Kesehatan Unpad di Dipati Ukur, kemudian empat puskesmas di Garuda, Dago, Sukaparkir dan Ciumbuleuit. Dalam sehari, penyuntikan hanya dilakukan pada 20 hingga 25 orang di setiap titik penyuntikan.

Seperti yang diketahui, dari 1.620 relawan yang akan disuntikkan vaksin, tidak semuanya akan disuntikkan vaksin Covid-19. Hanya 540 orang saja, sedangkan sisanya sebanyak 1.080 orang akan mendapatkan cairan plasebo. Penentuan pemberian vaksin atau plasebo tersebut dilakukan secara acak.

Dika pun mengaku mengetahui akan hal itu, ia hanya berharap, tidak terjadi efek samping yang membahayakan tubuhnya. Ia berharap, uji klinis ini bisa berjalan lancar dan kedepannya, Indonesia bisa punya vaksin virus Corona.

"Ya semoga saja aman. Jangan sampai kenapa-kenapa. Ngeri juga soalnya, kasihan orangtua saya hahaha," katanya.

"Kalau merasa ada perubahan yang tidak biasa, disuruh langsung hubungi dokternya, biar diperiksa katanya," tutupnya.

Ketua Tim Peneliti Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari FK Unpad, Kusnandi Rusmil menyampaikan bahwa para dokter akan selalu memantau para relawan yang sudah disuntik vaksin.

Mulai dari tiga hari, lima hari, 14 hari pasca penyuntikan, dan seterusnya. Para relawan vaksin Covid-19 juga dilindungi oleh asuransi. Hal ini ia sampaikan saat jumpa pers di Rumah Sakit Pendidikan Unpad Kota Bandung, Rabu, 22 Juli 2020.

Sementara itu, Juru Bicara Tim Riset Uji Klinis, dr Rodman Tarigan, mengungkapkan, efek samping yang akan dialami oleh relawan pasca disuntik vaksin Sinovac. Normalnya, kata Rodman, lengan atau badan orang yang disuntik akan merasa pegal dan nyeri.

Selain itu, lengan akan bengkak sampai warna kulit berubah menjadi kemerahan di bagian area penyuntikan. Menurutnya efek yang ia sebutkan tadi merupakan hal yang wajar.

"Ya efeknya umumnya timbul rasa sakit biasa seperti habis disuntik, lalu pegal-pegal, nyeri, bengkak kemerahan. Itu hal-hal yang ringan ya," ujar Rodman saat dihubungi merdeka.com, Selasa (1/9).

Rodman mengatakan, sejauh ini ia belum mendapat laporan terkait efek samping yang timbul dari relawan di luar dari yang ia sebutkan. Bahkan kata dia, seseorang yang disuntik vaksin Covid-19 juga bisa demam, tapi sejauh ini, ia belum mendapat laporan terkait relawan yang sampai timbul demam. Rodman pun berharap, para relawan tidak ada yang mengeluhkan demam sampai masa uji klinis ini berhasil.

"Laporan yang masuk ke saya masih normal semua ya. Kadang-kadang malah timbul demam, tapi laporan demam sampai hari ini belum ada, seterusnya semoga tidak ada efek demam," ujarnya.

Rodman pun mengatakan, tidak ada efek samping seperti mengantuk, lemas, dan lapar. Menurutnya, jika ada relawan yang melaporkan tiga situasi tersebut, maka perlu dikonfirmasi kembali kepada para relawan itu terkait jam tidur maupun jam makan sebelum pemeriksaan. Menurutnya, ketiga efek samping itu bukan efek yang biasa dari penyuntikan vaksin.

"Kalau dia merasa lemas dan ngantuk harus ditanya lagi. Mungkin terlalu lama menunggu saat diperiksa atau dia kurang tidur. Deg-degan semalaman karena takut, jadinya enggak bisa tidur deh. Kan bisa saja, jadi banyak faktor," ungkapnya.

"Kalau kelaparan kan bisa juga karena nunggunya kelamaan dan belum sempat makan, jadi habis disuntik merasa lapar," imbuhnya.

Dia pun menambahkan, memang ada pemberitaan yang menyebutkan salah satu driver ojol merasa nafsu makannya bertambah pasca disuntik vaksin Sinovac. Terkait hal itu, tim riset akan melakukan penelitian lebih lanjut.

"Soal nafsu makan jadi bertambah, nanti kita teliti lebih lanjut lagi, tapi jadi bagus kan itu. Jadi nafsu makan tapi mungkin itu efek yang lain kali ya atau sugesti," ujarnya

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil pun ikut membagikan ceritanya soal efek samping yang ia alami pasca disuntik vaksin. Ia mengungkapkan bahwa dirinya merasakan kantuk dan lapar yang tidak seperti biasanya. Seperti yang diketahui, Ridwan Kamil atau yang akrab disapa Kang Emil ini ikut menjadi relawan uji klinis fase ketiga vaksin dari Biotech Sinovac, China.

"Selama 5 menit pegal, cenat-cenut dan mati rasa agak terasa di sepanjang tangan kiri. Namun setelahnya alhamdulillah normal, hanya jadi rada mengantuk dan lapar yang tidak biasanya," kata Kang Emil dikutip dari akun twitternya @ridwankamil (29/8).

Rodman mengungkapkan, jumlah orang yang mendaftar menjadi relawan vaksin ini memang banyak sekali. Pada pertengahan Agustus saja sudah melebihi target. Namun Rodman mengakui, tidak semua pendaftar lolos uji kesehatan.

"Saat ini masih dibuka ya pendaftarannya. Ya dibuka karena jumlah yang daftar sama yang lolos tidak sama. Ada yang sudah dipanggil, tapi ternyata tidak jadi datang ke lokasi pemeriksaan. Ada yang tidak jadi. Ada juga yang datang, tapi pas dicek dia sakit," kata Rodman.

Rodman mengatakan, banyak relawan yang mengaku tidak memiliki riwayat penyakit saat mendaftar, namun saat diperiksa, ternyata memiliki riwayat penyakit komorbid, maupun penyakit lainnya.

"Iya jadi dia ngakunya tidak ada penyakit, tapi pas kita periksa ternyata punya penyakit. Jadinya dia tidak memenuhi kriteria, ya akhirnya tidak bisa kita ikutkan," ungkapnya.

Selain itu, relawan juga harus tinggal di Bandung dan tidak berencana pindah dari Bandung selama penelitian vaksin Sinovac ini belum selesai. Hal ini dikarenakan, para relawan yang sudah disuntikkan vaksin akan selalu dicek kondisi kesehatannya secara berkala selama enam bulan.

Hingga saat ini, totalnya ada 2.300 subjek yang akan disuntikkan. Jumlah tersebut memang melebihi target hampir 700 dari subjek yang dibutuhkan. Namun Rodman menegaskan, memang tidak bisa menyiapkan subjek dengan jumlah yang sama persis dengan target yang akan diriset. Hal ini dikarenakan pada hari H pemeriksaan maupun penyuntikan, subjek yang datang jumlahnya tidak sesuai. Cenderung lebih sedikit karena berbagai macam alasan.

"Totalnya ada sekitar 2.300 subjek. Kalau yang daftar sih masih banyak, tapi ya gitu seperti yang saya bilang. Misalnya di satu titik penyuntikan, seharusnya tanggal sekian 40 orang yang disuntik, tapi yang datang cuma 30 atau 35. Nah sisanya ada yang sakit, ke luar kota, urusan mendadak dan lain sebagainya," ungkapnya.

Pasca disuntik, para relawan akan diperiksa secara berkala. Oleh karena itu, syarat utama relawan vaksin Sinovac ini yaitu harus berdomisili di Bandung atau tidak akan meninggalkan Bandung selama riset sedang dilakukan. Rodman berharap, kedepannya para relawan bisa menyesuaikan waktu para peneliti. Sehingga tidak lagi ditemui relawan tersebut tidak datang saat pemeriksaan.

"Yang jadi relawan tidak harus menetap di Bandung dan tidak boleh pergi kemana-mana, boleh pergi-pergi dari Bandung. Misalnya dia ada keperluan di Jakarta, tapi harus kembali lagi. Ada jadwal pemeriksaannya, relawannya yang harus menyesuaikan kita (Tim riset uji klinis)" kata Rodman.

Penyuntikan vaksin Sinovac ini diberikan di beberapa fasilitas kesehatan di Kota Bandung. Di antaranya RS Pendidikan FK Unpad di Sukajadi, Balai Kesehatan Unpad di Dipati Ukur, kemudian empat puskesmas di Garuda, Dago, Sukaparkir dan Ciumbuleuit. Pada awalnya, telah ditetapkan kapasitas maksimal jumlah dokter yang menyuntik maupun jumlah subjek yang akan disuntik setiap harinya. Namun kata Rodman, kemungkinan kapasitasnya akan ditambah.

"Iya dokter spesialisnya 20 dan dokter umumnya 30 tapi nanti kita lihat lagi, mungkin bisa kita tambah lagi. Untuk jumlah relawan yang disuntik juga tidak selalu 25. Ada yang 30, bahkan di Unpad sama di LBM Eijkman 50 relawan sehari," ujarnya. (mdk/rnd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Selama Ini Tak Pernah Mengelu, Ini Potret Vidi Aldiano Ungkap Efek Samping Kemo dan Mengaku Badan Terasa Ngilu
Selama Ini Tak Pernah Mengelu, Ini Potret Vidi Aldiano Ungkap Efek Samping Kemo dan Mengaku Badan Terasa Ngilu

Di saat yang sama, netizen juga mengungkapkan kekaguman mereka akan perjuangan VIDI dan mendoakan agar segera sembuh. Semangat, VIDI!

Baca Selengkapnya
Ogah Disuntik Vaksin Rabies Usai Digigit Anjing, Bocah 6 Tahun di Empat Lawang Meninggal
Ogah Disuntik Vaksin Rabies Usai Digigit Anjing, Bocah 6 Tahun di Empat Lawang Meninggal

Keluarga memilih agar korban menjalani rawat jalan sebelum meninggal dunia.

Baca Selengkapnya
Kasus Bayi Meninggal Usai Imunisasi
Kasus Bayi Meninggal Usai Imunisasi

Petugas kesehatan langsung datang ke rumah Bayi MKA, dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit.

Baca Selengkapnya
12 Potret Nia Ramadhani Jalani Tindakan Lepas Kuku Gara-gara Cantengan di RS, Berusaha Tenang saat Kesakitan
12 Potret Nia Ramadhani Jalani Tindakan Lepas Kuku Gara-gara Cantengan di RS, Berusaha Tenang saat Kesakitan

Nia Ramadhani akhirnya memutuskan untuk ke rumah sakit dan mengambil tindakan melepas kuku kakinya lantaran cantengan

Baca Selengkapnya
Penjelasan Ahli Kesehatan Usai Heboh Efek Samping Vaksin AstraZeneca hingga Ditarik dari Peredaran
Penjelasan Ahli Kesehatan Usai Heboh Efek Samping Vaksin AstraZeneca hingga Ditarik dari Peredaran

Komnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.

Baca Selengkapnya
'Reuni Pembawa Malapetaka', Cerita Cewek Teman Kuliahnya Insecure Usai Reuni, Terkena Maag Berujung Meninggal
'Reuni Pembawa Malapetaka', Cerita Cewek Teman Kuliahnya Insecure Usai Reuni, Terkena Maag Berujung Meninggal

Simak pengalaman seorang warganet menceritakan pengalaman pahit berawal dari reuni hingga berakhir hilangnya nyawa sahabatnya.

Baca Selengkapnya
Heboh Efek Samping Vaksin AstraZeneca Picu Kasus TTS, Begini Penjelasan Ilmiahnya
Heboh Efek Samping Vaksin AstraZeneca Picu Kasus TTS, Begini Penjelasan Ilmiahnya

Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya