Rebutan kantor DPW PPP Jatim, kubu Romi akan usir loyalis SDA
Merdeka.com - Ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jawa Timur versi Romahurmuziy (Romi), Musyafak Noer akan mengusir paksa massa PPP kubu Suryadharma Ali (SDA) dari Kantor DPW Jawa Timur. Bahkan, lantaran kecewanya terhadap aksi massa kubu SDA, Musyafak mengancam akan melaporkan ke Kepolisian.
"Laporan bisa ke Polrestabes atau Polda Jatim. Laporan secepatnya akan kita kirim. Kita ini PPP yang sah secara hukum dan terdaftar secara legal," tegas Musyafak Noer dalam konferensi pers, Jakarta, Kamis (29/1).
Musyafak melanjutkan, pihaknya memang menyayangkan aksi masuk paksa massa SDA ke Kantor DPW PPP Jawa Timur, dengan cara merusak gembok pagar dan pintu masuk kantor. Terlebih lagi, tidak ada pemberitahuan sebelumnya akan menempati kantor untuk menyambut kedatangan SDA di Surabaya.
-
Siapa yang diadukan ke DKPP? Dalam sidang pemeriksaan dugaan pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu (KEPP) perkara nomor 19-PKE-DKPP/I/2024, Nus Wakerkwa mengadukan Ketua KPU Hasyim Asy’ari berserta anggota KPU Mochammad Afifuddin dan Parsadaan Harahap.
-
Kenapa PPP mau gugat ke MK? 'Tentu kalau kita di internal PPP, data kita sih lebih dari itu. Tetapi karena keputusannya masih seperti itu ya tentu akan melalui proses regulasi aturan yang ada dengan masuk ke MK,' kata Amir.
-
Siapa yang akan PDIP ajukan sebagai saksi? PDIP tidak fokus pada selisih perolehan suara paslon nomor 03 Ganjar-Mahfud dengan paslon pemenang. Wakil Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud Henry Yosodiningrat mengungkapkan, PDI Perjuangan siap membawa sejumlah bukti dan saksi ke Mahkamah Konstitusi (MK) di antaranya seorang kepala kepolisian daerah (kapolda) terkait gugatan hasil Pilpres 2024 setelah diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
-
Siapa yang minta PPP gugat ke MK? Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Amir Uskara meminta agar tidak ada persepsi partai berlambang kabah tidak lolos Parlementary Threshold (PT) 4 persen.
-
Siapa yang dilaporkan ke polisi? Polda Metro Jaya diketahui mengusut dugaan kasus menyebarkan hoaks Aiman lantaran menuding aparat tidak netral pada Pemilu 2024.
-
Bagaimana PPP akan menghadapi sengketa pemilu? 'Jika terjadi persengketaan baik di internal sesama kader (caleg) maupun eksternal akan diserahkan terakhir ke MK. Tentunya, kader yang membidangi hukum dari PPP akan kolaborasi agar setiap persengketaan bisa ditangani sebaik-baiknya,' sambungnya.
"Kalau mereka mengatakan sudah izin untuk masuk kantor, itu bohong. Mereka telah melakukan kebohongan publik secara terang-terangan. Sampai sekarang saya tidak diberitahu baik secara lisan maupun tertulis," akunya.
Apalagi, masih kata dia, mereka mengklaim kalau aksinya itu dihadiri DPC-DPC se Jawa Timur. "Jawa Timur ini solid, dan menjadi barometer politik. Semuanya mendukung Muktamar Surabaya, karena secara legalitas disahkan oleh Kemenkum HAM," papar dia.
Menurut Musyafak, massa SDA tengah mencari sensasi dan menggoda kekompakan DPW PPP Jawa Timur. "Mereka (kubu SDA) beranggapan, kalau bisa mengotak-atik Jawa Timur, sebagai barometer politik nasional, mereka akan bisa menjarah DPW-DPW di luar Jatim yang konsisten dengan hasil Muktamar Surabaya," tegasnya.
Selain akan melaporkannya ke polisi, Musyafak juga mengancam, jika usai acara massa SDA tidak segera keluar dari kantor, seluruh kader PPP Jawa Timur versi Muktamar Surabaya akan mengusir paksa.
"Nanti akan kita ambil alih. Tidak kami izinkan orang di luar struktur yang menduduki kantor kita. Bargaining-nya hari ini, habis acara, harus keluar semua. Kalau memang diperlukan bawa massa, pasti kita lakukan. Tapi untuk mengamankan kantor saja," jelasnya.
"Ini yang harus kami lakukan. Itu kebijakan kami. Jika tidak, kalau ingin bentrok, sudah kita lakukan pagi tadi. Tapi tidak kita lakukan, karena kita menjalankan sikap akhlakul karimah. Meskipun mereka tidak. Kita tetap akan bernegosiasi agar mereka mau keluar, jika tidak akan kita paksa," sambung dia.
Sebelumnya, usai menguasai Kantor DPW PPP Jawa Timur di Jalan Kendangsari, Surabaya secara paksa, Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP versi Muktamar Jakarta, SDA mengklaim pihaknya yang berhak berkantor di tempat tersebut.
Sebab, mantan Ketum DPP PPP ini menganggap kepengurusan partai versi Muktamar Jakarta yang sah dan bekekuatan hukum. Bahkan, SDA mengaku yakin gugatannya terhadap surat keputusan Kementerian Hukum dan HAM akan menang di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), yang direncanakan akhir Februari 2015 sudah diketahui hasilnya.
"Tidak seratus persen lagi, tapi sejuta persen kami yakin menang di PTUN. Sesuai aturan internal partai, kami inilah yang benar, sah secara hukum," tegas SDA. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Tim Hukum DPP PDI Perjuangan akan melaporkan Rossa ke Polda Metro Jaya," kata Juru Bicara PDIP, Chico Hakim
Baca SelengkapnyaRonny menyebut kecurangan TSM bisa dilihat dari adanya pengerahan atau mobilisasi kepala desa untuk mendukung salah satu paslon di Pilgub Jateng.
Baca SelengkapnyaRakernas ke-V PDIP akan merumuskan garis besar strategi pemenangan untuk Pilkada Serentak 2024.
Baca SelengkapnyaKeberadaan Kusnadi di KPK bukan atas sebuah panggilan melainkan mendampingi Hasto yang diperiksa penyidik KPK.
Baca SelengkapnyaNamun demikian, PDIP mulai tancap gas lagi berkomunikasi dengan berbagai kelompok.
Baca SelengkapnyaKomaruddin mengatakan mahkamah partai tidak hanya memecat Tia Rahmania, tetapi juga Rahmad Handoyo.
Baca SelengkapnyaPeserta aksi mengaku kecewa karena DPP Partai Golkar tidak mengusung kadernya pada Pilkada Jambi dan justru mendukung politisi dari partai lain.
Baca SelengkapnyaKetua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Puan Maharani menanggapi soal rencana pelaporan Anggota DPR Terpilih Tia Rahmania ke Bareskrim
Baca SelengkapnyaPDIP mencium ada upaya membegal partainya melalui Kongres PDIP yang bakal digelar dalam waktu dekat.
Baca SelengkapnyaInvestigasi yang dilakukan tim kuasa hukum PDIP kubu Luthfi-Yasin sangat masif mengerahkan aparat desa.
Baca SelengkapnyaManuver KIM Plus membuat PDIP kesulitan mengusung kader mereka di Pilkada 2024. Di beberapa daerah, PDIP membutuhkan koalisi untuk memenuhi syarat dukungan.
Baca SelengkapnyaRossa dilaporkan gara-gara melakukan penggeledahan di kediaman advokat PDIP.
Baca Selengkapnya