Rekonstruksi Kasus Kematian Taruna ATKP Makassar, Polisi Temukan Fakta Baru
Merdeka.com - Rekonstruksi kasus tewasnya Aldama Putra Pongkala (19), taruna angkatan 1 Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar di tangan seniornya, Muhammad Rusdi (21), berlangsung di kampus ATKP, Jalan Salodong, Kecamatan Biringkanaya, Senin (18/3).
Rekonstruksi dipimpin Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Indratmoko. Kegiatan yang dimulai pukul 11.30 WITA ini disaksikan direktur ATKP Makassar Achmat Setio Prabowo dan jajarannya.
Rekonstruksi juga dihadiri ayah korban, Pelda Daniel Pongkala, (43). Dia datang dengan kenakan seragam dinas TNI.
-
Kenapa pelaku menikam mahasiswa? 'Motifnya, pelaku merasa ditipu dan sakit hati kepada korban,' ungkapnya.
-
Siapa yang membunuh mahasiswi itu? 'Kita segera gelar perkara. Yang pasti pelaku sudah kita amankan,' kata Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Kompol Rizka Fadhila, Selasa (12/12). Berdasarkan informasi dihimpun, tersangka pelaku berinisial D. Dia merupakan mantan pacar korban.
-
Siapa mahasiswa yang tewas di Bali? Mahasiswa asal Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Aldi Sahilatua Nababan (23) ditemukan tewas di kamar indekosnya di Bali.
-
Kapan upacara wisuda taruna Akpol? Upacara wisuda Prajurit Bhayangkara Taruna (Prabhatar) Akademi TNI dan Akademi Kepolisian (Akpol) digelar di Lapangan Sapta Marga, Kompleks Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah, Selasa (28/11).
-
Siapa pelaku utama pembunuhan siswi? Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihhartono di Palembang, Kamis, mengatakan bahwa pelaku utama IS pada saat malam pertama sempat mengikuti Yasinan di rumah korban.
-
Dimana kejadian pembunuhan terjadi? Kejadian itu mengudang perhatian yang kemudian neneknya keluar dari kamar.'Juga ditusuk oleh terduga pelaku saat keluar. (Urutannya) Bapaknya. Bapaknya, neneknya, baru ibunya,' ujar dia.
Namun rekonstruksi baru dimulai setelah kedatangan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Ulfa Aldrianti yang juga Kasi Pidum Kejari Makassar dan Tabrani, Kasi Barang Bukti dan Rampasan Kejari Makassar.
Korban diperankan rekan satu angkatan, Aldama bernama Muhammad Farrel. Tampak Pelda Daniel Pongkala juga terlibat dalam adegan rekonstruksi itu. Dia hadir di adegan pertama saat mengantar putranya ke kampus ATKP dengan menggunakan sepeda motor.
"Anak saya turunkan di sini. Sudah jauh-jauh masuk, dia lambaian tangan dan saya balas begini (acungkan jempol tangan). Lalu saya tinggalkan," kata Daniel Pongkala di hadapan penyidik sebelum dimulai adegan pertama.
Setelah adegan pertama ini lanjut adegan berikutnya saat korban Aldama dipanggil tersangka Muhammad Rusdi menuju gazebo depan pedestarian, depan pos sekuriti sebelum dimulai pengecekan barang lanjut apel pagi bersama rekan-rekannya.
Dia dipanggil Muhammad Rusdi karena tidak pakai helm saat tiba di kampus bersama ayahnya. Di gazebo itu sudah ada taruna lain selain Aldama dan hanya Muhammad Rusdi yang senior.
"Kamu menghadap sebentar," kata Muhammad Rusdi ke Aldama, gara-gara tidak kenakan helm itu.
Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Indratmoko mengatakan, ada banyak adegan yang akan dipraktikkan jadi kemungkinan sampai malam. Itu semua rangkaian kejadian satu hari hingga korban meninggal dunia.
"Rencananya ada 47 adegan yang akan dipraktikkan, nanti itu bisa bertambah, bisa berkurang sesuai fakta yang terungkap nanti. Kita akan hadirkan semua saksi sebagaimana di dalam BAP. Termasuk nanti pihak ATKP dari pembinaan karakter," kata Indratmoko.
Intinya, kata Indratmoko lagi, Rekonstruksi ini digelar per kegiatan, perwaktu. Mulai dari korban datang ke kampus, kembali ke barak hingga apel malam saat terjadinya penganiayaan.
Polisi menemukan adanya fakta baru dalam rekonstruksi. Namun polisi belum bersedia beberkan temuan atau fakta baru itu.
"Rekonstruksi ini berdasarkan keterangan saksi-saksi untuk tercapai sebuah rangkaian kejadian. Kemudian dari beberapa adegan yang dipraktikkan tadi, ada temuan yang masih dipelajari dulu terkait itu. Lengkapnya nanti setelah proses penyidikan pasti kita akan kabari," kata Indratmoko.
Ditanya apakah fakta baru itu ada hubungannya dengan hasil autopsi jenazah korban yang menyimpulkan kematian karena gagal pernapasan akibat kekerasan benda tumpul, Indratmoko juga masih berkelit. Kata dia masih dipelajari lagi karena sebelumnya penyidik fokus saat kejadian penganiayaan.
Adapun mengenai berkas dari tersangka Muhammad Rusdi, sudah tahap satu atau dilimpahkan ke Kejaksaan. Makanya, jaksa juga dihadirkan dalam kegiatan rekonstruksi itu.
"Kita bekerja berdasarkan fakta. Kita penyidik, tidak bisa berandai-andai. Kita tunggu proses selesai," tandasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban diduga meninggal akibat menerima kekerasan dari senior di lingkungan kampus pada Jumat (3/5) pagi.
Baca SelengkapnyaDitemukan sejumlah luka di tubuh mahasiswa STIP tewas diduga dianiaya senior
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut kasus ini ditangani dengan sangat hati-hati karena ada di ranah pendidikan. Termasuk untuk menetapkan tersangka baru.
Baca SelengkapnyaTidak ada fakta baru yang terungkap dalam proses rekonstruksi yang digelar secara tertutup.
Baca SelengkapnyaKorban dan temannya dianiaya berkedok hukuman ala seniornya.
Baca SelengkapnyaOlah tempat kejadian perkara dilakukan di atas jembatan Kuranji, Jalan Bypass Kilometer 9 pada Kamis (27/6) sekitar pukul 03.00 WIB.
Baca SelengkapnyaMahasiswa tingkat pertama yang meninggal diduga dianiaya senior itu bakal diberangkatkan ke kampung halamannya pada Minggu (5/5) besok.
Baca SelengkapnyaKeempat rekan tersangka turut menyaksikan penganiayaan yang menewaskan Putu.
Baca SelengkapnyaGidion mengatakan, korban bersama keempat orang lainnya dibawa ke kamar mandi.
Baca SelengkapnyaSekujur tubuh mahasiswa STIP tewas penuh luka bekas penganiayaan
Baca SelengkapnyaHasilnya Autopsi ditemukan sejumlah luka memar pada tubuh korban.
Baca SelengkapnyaPolisi telah menetapkan senior tingkat II tersangka Mahasiswa STIP tewas dianiaya
Baca Selengkapnya