Rekonstruksi pembunuhan purnawirawan TNI AL, pelaku diteriaki maling
Merdeka.com - Polres Metro Jakarta Selatan menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan purnawirawan TNI AL Hunaidi (83) di Pondok Labu, Jakarta Selatan, Jumat (20/4).
Pantauan di lapangan, tersangka Supriyanto mengenakan penutup kepala dengan baju tahanan berwarna oranye dan celana biru. Tersangka datang ke tempat kejadian perkara (TKP) sekitar pukul 14.09 WIB. Dia mendapatkan pengawalan ketat petugas kepolisian.
Kehadiran tersangka sempat membuat masyarakat heboh. Apalagi kebanyakan kaum hawa. Mereka bahkan sempat berteriak-teriak saat tersangka digiring ke rumah korban.
-
Apa yang terjadi saat penggerebekan? Di sana lah penyerangan terhadap anggota polisi terjadi dan diduga dilakukan keluarga GS. Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Siapa yang mengancam warga? 'Setelah kami periksa secara maraton, kami tingkatkan ke penyidikan dan sudah ditetapkan sebagai tersangka,' ungkap Kasatreskrim Polrestabes Palembang AKBP Haris Dinzah, Selasa (19/12). Tersangka Bripka ED dijerat Pasal 335 KUHP tentang perbuatan tidak menyenangkan dengan ancaman paling lama satu tahun penjara.
-
Mengapa perampok mengincar rumah korban? RS yang kesehariannya bekerja sebagai karyawan koperasi simpan pinjam di Kecamatan Kalipare ditengarai sering menyimpan uang tunai dalam jumlah besar di rumahnya.
-
Siapa saja yang menjadi tersangka? Chandrika Chika dan lima orang rekannya telah resmi dijadikan tersangka dalam kasus penyalahgunaan narkoba.
-
Dimana kejadian polisi mengancam warga? Peristiwa itu terjadi di Palembang, Senin (18/12) pukul 11.30 WIB.
-
Kenapa polisi tersebut mengancam warga? 'Kau belum tahu di keluarga aku banyak yang jadi polisi ye, kau belum tahu dengan aku ye,' kata pelaku mengancam korban.
"Maling, maling, woii maling," teriak puluhan ibu-ibu.
Polisi yang mengawal tersangka lantas menenangkan warga. Hingga berita ini diturunkan rekonstruksi masih berlangsung. Rekonstruksi digelar secara tertutup.
Pantauan di lapangan garis polisi terpasang lebih jauh dari area rumah korban. Letaknya kira-kira sisi sebelah kiri dan belakang sekitar 50 meter. Sementara Sisi depan 5 meter. Masyarakat maupun awak media dilarang melewati garis polisi. Polisi dan Pom AL bersenjata lengkap tampak berjaga-jaga di depan pintu pagar rumah korban.
Reporter: Ady AnugrahadiSumber: Liputan6.com
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah pria menggunakan baju loreng mendatangi rumah milik Harmansyah.
Baca SelengkapnyaPemilik rumah menakut-nakuti maling dengan ular, hingga maling teriak histeris.
Baca SelengkapnyaKapendam mengatakan, saat ini Denpom XIV/4 Makassar telah dipanggil keempat anggota TNI itu untuk diperiksa
Baca SelengkapnyaPelaku datang berteriak sambil membawa sebatang besi
Baca SelengkapnyaDiduga rombongan pengantar jenazah tersebut menyerang rumah seorang anggota TNI akibat tersinggung setelah ditegur karena menggeber knalpot.
Baca SelengkapnyaWarga menyebutkan bahwa penggerebekan terduga teroris sudah berlangsung sejak Sabtu dini hari.
Baca SelengkapnyaAksi perampokan di Tambun Bekasi berhasil terekam kamera pengawas CCTV.
Baca SelengkapnyaPolisi membantah kejadian dalam video tersebut berada di kompleks perumahan TNI.
Baca SelengkapnyaTerduga pelaku dan korban diketahui sempat cekcok di jalan gang dekat rumah, tepat di depan rumah tetangganya.
Baca SelengkapnyaPara pelaku menganiaya korban hingga meninggal dunia karena merasa kesal dan emosi.
Baca SelengkapnyaMasalah ekonomi diduga menjadi tekanan hingga menyebabkan TR mengalami perubahan kejiwaan.
Baca Selengkapnya