Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Rektor Pertanyakan Data LBH Bali Ada 42 Mahasiswi Udayana Korban Kekerasan Seksual

Rektor Pertanyakan Data LBH Bali Ada 42 Mahasiswi Udayana Korban Kekerasan Seksual Rektor Universitas Udayana I Nyoman Gde Antara. ©2021 Merdeka.com/M Kadafi

Merdeka.com - Rektor Universitas Udayana (Unud) Bali, Prof I Nyoman Gde Antara mempertanyakan data yang dikeluarkan oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bali ada 42 mahasiswi jadi korban kekerasan seksual.

"Sampai saat ini yang saya herankan itu teman-teman dari LBH Bali ngomongnya ke media massa tentang angka-angka itu. Terus terang kami sama sekali tidak memegang data-data itu," kata Antara, ke pada wartawan Senin (22/11).

Ia juga menyatakan, pihaknya akan berkoordinasi meminta LBH Bali lebih terbuka memberikan data-data itu, siapa pelakunya, siapa korbannya, dan kapan kejadiannya.

"Itu, yang sebetulnya menjadi titik balik kita. Kalau misalnya dibilang ada 42 korban kekerasan di Unud, itu kami memiliki 35 ribu mahasiswa, 1.700 dosen, 1.600 tenaga kependidikan. Bagaimana, kami bisa mengolah. (Kalau tidak lengkap datanya)," imbuhnya.

Selain itu, pihaknya mengkritisi data kekerasan seksual LBH Bali yang didapat melalui survei dan kuesioner dan menurutnya bagaimana tentang validasi data tersebut.

"Ini yang tidak saya mengerti, kapan survei dan kuesioner itu dilakukan. Validasinya bagaimana, berapa populasinya, kemudian eror rate-nya berapa. Jadi, pada prinsipnya kami sangat terbuka dan akan tegas menyelesaikan kasus ini kalau memang by data. Saya minta tadi itu, pelakunya siapa, korbannya, kapan kejadiannya, di mana kejadiannya," ujarnya.

Ia juga menyebutkan, berdasarkan data LBH yang beredar di media massa, ada 4 staf di Universitas Udayana yang menjadi pelaku kekerasan seksual tersebut dan ada 14 pelakunya merupakan mahasiswa.

"Di situ saya lihat ada empat staf, saya kira ini kalau ada staf kami dengan cepat bisa mengantisipasi dan menindaklanjuti empat orang ini kalau kami tahu orang-orangnya. Kan kami tidak pegang data. Kemudian, 14 katanya itu pelakunya mahasiswa. Ini penting sekali, kapan kejadiannya, di mana," tegasnya lagi.

"Maksud saya begini, jangan-jangan pada saat itu status mereka (mahasiswa dan mahasiswi) pacaran dan itu terjadi di luar kampus. Kan kami tidak bisa bergerak banyak dengan begitu," ujarnya.

Ia juga menyampaikan, selain itu juga ada juga masyarakat atau buruh bangunan di Universitas Udayana yang juga melakukan kekerasan seksual. Pihaknya, juga meminta data validnya.

"Masyarakat yang mana, di mana kejadiannya, kapan terjadi. Sampai ada buruh bangunan itu, itu yang sangat mengherankan. LBH malah mendorong-dorong kami untuk menyelesaikan kasus, kasus mana, datanya siapa, itu yg harus dipertanggungjawabkan oleh LBH Bali," ujarnya.

"Kalau dia sampai memain-mainkan angka ini dengan bukti-bukti yang tidak nyata kami bisa melakukan perlawanan secara hukum kepada LBH Bali, apalagi (Ketua LBH Bali) ini adalah mantan pengurus BEM-nya Unud. Mestinya dia lebih banyak tahu internal kami, tetapi kok begitu caranya. Itu yang saya sayangkan, sangat tidak profesional memberikan angka-angka ini ke masyarakat dan mendesak-desak kami untuk menyelesaikannya. Itu yang sangat kami sayangkan," ujar Antara.

Sebelumnya Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bali menyebutkan ada data 45 mahasiswi yang menjadi korban. Dari total jumlah korban, 42 orang adalah mahasiswi Universitas Udayana dan 3 orang sisanya adalah mahasiswi Universitas Warmadewa.

Direktur LBH/YLBHI Bali Ni Kadek Vany Primaliraning mengatakan, angka itu diperoleh setelah pihaknya bersama organisasi mahasiswa di kedua kampus tersebut membuat posko pengaduan pada akhir 2020 lalu dan sebenarnya tercatat ada 73 pengaduan kekerasan seksual di kedua kampus tersebut. Tapi pengaduan yang langsung dari korban ada 45 kasus. Kekerasan seksual terjadi ketika para korban sedang awal kuliah sampai empat tahun.

"Antara semester awal hingga semester delapan.Sampai sekarang, kami belum memutuskan untuk melakukan upaya hukum," kata Vany, ketika dihubungi, Senin (22/11).

Untuk pelaku mayoritas adalah mahasiswa dan ada juga dosen. Sementara, modus yang dilakukan saat itu ketika sedang bimbingan skripsi. Selain dosen dan mahasiswa, pelaku juga dari pedagang dan pekerja bangunan yang berada di kawasan kampus dan masyarakat umum.

Ia juga menyatakan, bahwa data korban kekerasan seksual itu sudah disampaikan kepada pihak kampus dan untuk kampus Udayana masih belum ada tindakan dan untuk di Kampus Warmadewa pelakunya sudah dikeluarkan.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ketua DPR Minta Perguruan Tinggi Serius Tangani Kasus Kekerasan Seksual di Lingkungannya
Ketua DPR Minta Perguruan Tinggi Serius Tangani Kasus Kekerasan Seksual di Lingkungannya

Puan pun menyoroti pentingnya komitmen perguruan tinggi untuk serius menangani kasus kekerasan seksual yang terjadi.

Baca Selengkapnya
UI Buka Suara soal Dugaan Kekerasan Seksual di Dalam Kampus
UI Buka Suara soal Dugaan Kekerasan Seksual di Dalam Kampus

Sebelumnya disebutkan ada 40 korban yang melapor ke PPKS UI. Mereka terdiri dari mahasiswa, tenaga pendidik dan warga UI.

Baca Selengkapnya
Puluhan Orang Alami Kekerasan Seksual di Kampus UI, Ini Rincian Korban dan Pelaku
Puluhan Orang Alami Kekerasan Seksual di Kampus UI, Ini Rincian Korban dan Pelaku

Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual Universitas Indonesia (PPKS UI) menerima 29 laporan kekerasan seksual di kampus itu.

Baca Selengkapnya
Sudah 2 Melapor, Polisi Buka Pengaduan untuk Korban Dugaan Pelecehan Rektor Universitas Pancasila
Sudah 2 Melapor, Polisi Buka Pengaduan untuk Korban Dugaan Pelecehan Rektor Universitas Pancasila

Sejauh ini yang terdeteksi oleh pihak kepolisian baru dua korban.

Baca Selengkapnya
Rektor Universitas Udayana Bali Ditahan di Lapas Kerobokan Terkait Korupsi
Rektor Universitas Udayana Bali Ditahan di Lapas Kerobokan Terkait Korupsi

Rektor Universitas Udayana diduga terlihat korupsi Dana Sumbangan Institusi mahasiswa baru seleksi Jalur Mandiri tahun 2018 sampai 2022.

Baca Selengkapnya
Diperiksa Penyidik, Dua Korban Dugaan Pelecehan Eks Rektor UP Berharap Tersangka Segera Ditetapkan
Diperiksa Penyidik, Dua Korban Dugaan Pelecehan Eks Rektor UP Berharap Tersangka Segera Ditetapkan

Diperiksa Penyidik, Dua Korban Dugaan Pelecehan Eks Rektor UP Berharap Tersangka Segera Ditetapkan

Baca Selengkapnya
Fakta Baru Kasus Dugaan Pelecehan Mantan Rektor UP Edhie Toet, Tujuh Korban Tak Berani Lapor Polisi
Fakta Baru Kasus Dugaan Pelecehan Mantan Rektor UP Edhie Toet, Tujuh Korban Tak Berani Lapor Polisi

Jumlah korban itu diungkapkan tim pengacara kedua korban lainnya; DF dan RZ, Yansen Ohoirat.

Baca Selengkapnya
Rektor UNU Gorontalo Dilaporkan Lakukan Pelecehan Seksual ke 15 Dosen dan Tenaga Pendidik
Rektor UNU Gorontalo Dilaporkan Lakukan Pelecehan Seksual ke 15 Dosen dan Tenaga Pendidik

Sebenarnya, kata dia, jumlah korban mencapai 15 orang, namun yang berani melaporkan perbuatan rektor tersebut baru 12 orang.

Baca Selengkapnya
BEM Bongkar Pelecehan Seksual di Kampus UI: 40 Mahasiswa hingga Dosen Jadi Korban, Pelaku 30
BEM Bongkar Pelecehan Seksual di Kampus UI: 40 Mahasiswa hingga Dosen Jadi Korban, Pelaku 30

BEM UI menyebut unjuk rasa sekaligus sebagai aksi simbolik bahwa UI bukan ruang aman. Kekerasan seksual di UI belum bisa ditangani dengan baik.

Baca Selengkapnya
Kemendikbud Turun Tangan Usut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Rektor Universitas Pancasila
Kemendikbud Turun Tangan Usut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Rektor Universitas Pancasila

Korban dugaan pelecehan seksual dilakukan rektor Universitas Pancasila sebelumnya menyurati Kemendikbud.

Baca Selengkapnya
Korban Dugaan Pelecehan Rektor Universitas Pancasila Minta Perlindungan LPSK
Korban Dugaan Pelecehan Rektor Universitas Pancasila Minta Perlindungan LPSK

Laporan korban dugaan pemerkosaan bernama RZ telah diterima LPSK.

Baca Selengkapnya
Korban Dugaan Pelecehan Rektor Universitas Pancasila Diduga Lebih dari Satu, Salah Satunya Pegawai Honorer
Korban Dugaan Pelecehan Rektor Universitas Pancasila Diduga Lebih dari Satu, Salah Satunya Pegawai Honorer

Korban pelecehan seksual yang diduga dilakukan rektor Universitas Pancasila ternyata bukan cuma satu.

Baca Selengkapnya