Rektor Pertanyakan Data LBH Bali Ada 42 Mahasiswi Udayana Korban Kekerasan Seksual
Merdeka.com - Rektor Universitas Udayana (Unud) Bali, Prof I Nyoman Gde Antara mempertanyakan data yang dikeluarkan oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bali ada 42 mahasiswi jadi korban kekerasan seksual.
"Sampai saat ini yang saya herankan itu teman-teman dari LBH Bali ngomongnya ke media massa tentang angka-angka itu. Terus terang kami sama sekali tidak memegang data-data itu," kata Antara, ke pada wartawan Senin (22/11).
Ia juga menyatakan, pihaknya akan berkoordinasi meminta LBH Bali lebih terbuka memberikan data-data itu, siapa pelakunya, siapa korbannya, dan kapan kejadiannya.
-
Bagaimana cara melapor pelecehan seksual di UGM? UGM memiliki banyak kanal yang bisa digunakan korban pelecehan seksual untuk melaporkan kasus yang dialaminya.
-
Siapa mahasiswa yang tewas di Bali? Mahasiswa asal Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Aldi Sahilatua Nababan (23) ditemukan tewas di kamar indekosnya di Bali.
-
Siapa yang menjadi korban tawuran pelajar di Jakarta? Dahulu, korbannya tidak hanya sesama pelajar, namun juga para guru juga rentan menjadi sasaran.
-
Siapa pelaku pemerkosaan? 'Kejadian ini berawal dari kejadian longsor di daerah Padalarang Bandung Barat. Kebetulan keluarga korban ini rumahnya terdampak sehingga mereka mengungsi ke kerabatnya (AR) untuk sementara,' ucap Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto, Selasa (3/9).
-
Siapa yang diduga melakukan pelecehan seksual? Video itu berisikan pengakuan dan permintaan maaf seorang pria atas pelecehan seksual yang dilakukannya.
-
Siapa yang menjadi korban perundungan? Apalagi saat berkomunikasi melalui panggilan video, R mengaku pada Kak Seto bahwa ia sering menjadi korban perundungan dari teman-temannya maupun guru.
"Itu, yang sebetulnya menjadi titik balik kita. Kalau misalnya dibilang ada 42 korban kekerasan di Unud, itu kami memiliki 35 ribu mahasiswa, 1.700 dosen, 1.600 tenaga kependidikan. Bagaimana, kami bisa mengolah. (Kalau tidak lengkap datanya)," imbuhnya.
Selain itu, pihaknya mengkritisi data kekerasan seksual LBH Bali yang didapat melalui survei dan kuesioner dan menurutnya bagaimana tentang validasi data tersebut.
"Ini yang tidak saya mengerti, kapan survei dan kuesioner itu dilakukan. Validasinya bagaimana, berapa populasinya, kemudian eror rate-nya berapa. Jadi, pada prinsipnya kami sangat terbuka dan akan tegas menyelesaikan kasus ini kalau memang by data. Saya minta tadi itu, pelakunya siapa, korbannya, kapan kejadiannya, di mana kejadiannya," ujarnya.
Ia juga menyebutkan, berdasarkan data LBH yang beredar di media massa, ada 4 staf di Universitas Udayana yang menjadi pelaku kekerasan seksual tersebut dan ada 14 pelakunya merupakan mahasiswa.
"Di situ saya lihat ada empat staf, saya kira ini kalau ada staf kami dengan cepat bisa mengantisipasi dan menindaklanjuti empat orang ini kalau kami tahu orang-orangnya. Kan kami tidak pegang data. Kemudian, 14 katanya itu pelakunya mahasiswa. Ini penting sekali, kapan kejadiannya, di mana," tegasnya lagi.
"Maksud saya begini, jangan-jangan pada saat itu status mereka (mahasiswa dan mahasiswi) pacaran dan itu terjadi di luar kampus. Kan kami tidak bisa bergerak banyak dengan begitu," ujarnya.
Ia juga menyampaikan, selain itu juga ada juga masyarakat atau buruh bangunan di Universitas Udayana yang juga melakukan kekerasan seksual. Pihaknya, juga meminta data validnya.
"Masyarakat yang mana, di mana kejadiannya, kapan terjadi. Sampai ada buruh bangunan itu, itu yang sangat mengherankan. LBH malah mendorong-dorong kami untuk menyelesaikan kasus, kasus mana, datanya siapa, itu yg harus dipertanggungjawabkan oleh LBH Bali," ujarnya.
"Kalau dia sampai memain-mainkan angka ini dengan bukti-bukti yang tidak nyata kami bisa melakukan perlawanan secara hukum kepada LBH Bali, apalagi (Ketua LBH Bali) ini adalah mantan pengurus BEM-nya Unud. Mestinya dia lebih banyak tahu internal kami, tetapi kok begitu caranya. Itu yang saya sayangkan, sangat tidak profesional memberikan angka-angka ini ke masyarakat dan mendesak-desak kami untuk menyelesaikannya. Itu yang sangat kami sayangkan," ujar Antara.
Sebelumnya Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bali menyebutkan ada data 45 mahasiswi yang menjadi korban. Dari total jumlah korban, 42 orang adalah mahasiswi Universitas Udayana dan 3 orang sisanya adalah mahasiswi Universitas Warmadewa.
Direktur LBH/YLBHI Bali Ni Kadek Vany Primaliraning mengatakan, angka itu diperoleh setelah pihaknya bersama organisasi mahasiswa di kedua kampus tersebut membuat posko pengaduan pada akhir 2020 lalu dan sebenarnya tercatat ada 73 pengaduan kekerasan seksual di kedua kampus tersebut. Tapi pengaduan yang langsung dari korban ada 45 kasus. Kekerasan seksual terjadi ketika para korban sedang awal kuliah sampai empat tahun.
"Antara semester awal hingga semester delapan.Sampai sekarang, kami belum memutuskan untuk melakukan upaya hukum," kata Vany, ketika dihubungi, Senin (22/11).
Untuk pelaku mayoritas adalah mahasiswa dan ada juga dosen. Sementara, modus yang dilakukan saat itu ketika sedang bimbingan skripsi. Selain dosen dan mahasiswa, pelaku juga dari pedagang dan pekerja bangunan yang berada di kawasan kampus dan masyarakat umum.
Ia juga menyatakan, bahwa data korban kekerasan seksual itu sudah disampaikan kepada pihak kampus dan untuk kampus Udayana masih belum ada tindakan dan untuk di Kampus Warmadewa pelakunya sudah dikeluarkan.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Puan pun menyoroti pentingnya komitmen perguruan tinggi untuk serius menangani kasus kekerasan seksual yang terjadi.
Baca SelengkapnyaSebelumnya disebutkan ada 40 korban yang melapor ke PPKS UI. Mereka terdiri dari mahasiswa, tenaga pendidik dan warga UI.
Baca SelengkapnyaSatuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual Universitas Indonesia (PPKS UI) menerima 29 laporan kekerasan seksual di kampus itu.
Baca SelengkapnyaSejauh ini yang terdeteksi oleh pihak kepolisian baru dua korban.
Baca SelengkapnyaRektor Universitas Udayana diduga terlihat korupsi Dana Sumbangan Institusi mahasiswa baru seleksi Jalur Mandiri tahun 2018 sampai 2022.
Baca SelengkapnyaDiperiksa Penyidik, Dua Korban Dugaan Pelecehan Eks Rektor UP Berharap Tersangka Segera Ditetapkan
Baca SelengkapnyaJumlah korban itu diungkapkan tim pengacara kedua korban lainnya; DF dan RZ, Yansen Ohoirat.
Baca SelengkapnyaSebenarnya, kata dia, jumlah korban mencapai 15 orang, namun yang berani melaporkan perbuatan rektor tersebut baru 12 orang.
Baca SelengkapnyaBEM UI menyebut unjuk rasa sekaligus sebagai aksi simbolik bahwa UI bukan ruang aman. Kekerasan seksual di UI belum bisa ditangani dengan baik.
Baca SelengkapnyaKorban dugaan pelecehan seksual dilakukan rektor Universitas Pancasila sebelumnya menyurati Kemendikbud.
Baca SelengkapnyaLaporan korban dugaan pemerkosaan bernama RZ telah diterima LPSK.
Baca SelengkapnyaKorban pelecehan seksual yang diduga dilakukan rektor Universitas Pancasila ternyata bukan cuma satu.
Baca Selengkapnya