Rektor UII cerita pengunduran diri & kesedihan saat mahasiswa tewas
Merdeka.com - Harsoyo menjelaskan alasan pengunduran diri sebagai Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) di depan ribuan mahasiswa, dosen dan karyawan yang memadati Lapangan Sepakbola UII, Minggu (29/1). Di depan ribuan orang, Harsoyo yang mengenakan batik berwarna biru dan berkopiah hitam ini memaparkan pengunduran dirinya yang menyebabkan kehebohan tersendiri di UII.
"Tidak benar ada desakan dari Menristekdikti agar saya mengundurkan diri. Saya sudah memersiapkan pengunduran diri saya sejak sebelum bertemu menristekdikti," ujar Harsoyo.
Harsoyo sempat menelepon Ketua Badan Wakaf UII, Luthfi Hasan. Harsoyo menelepon Luthfi pada Selasa (24/1) setelah ada tiga orang mahasiswa peserta diksar mapala UII yang meninggal dunia.
-
Siapa mahasiswa yang tewas di Bali? Mahasiswa asal Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Aldi Sahilatua Nababan (23) ditemukan tewas di kamar indekosnya di Bali.
-
Apa yang terjadi pada mahasiswa tersebut? Mahasiswa bernama Alwi Fadli tewas ditikam oleh pria inisial P (23) yang hendak menyewa kekasihnya terkait prostitusi online.
-
Bagaimana mahasiswi itu bisa tewas? 'Hasil pemeriksaan fisik sementara kita indikasikan kemungkinan pembunuhan karena terdapat luka terbuka pada beberapa bagian tubuh. Di punggung tangan dan sekitarnya,' kata Rizka.
-
Apa penyebab mahasiswi UPI itu meninggal? 'Kepala UPT K3 menyatakan benar ada seorang mahasiswi UPI yang terjatuh dari Lantai 2 Gedung Gymnasium. Pihak kepolisian masih menyelidiki kejadian tersebut, jenazah dibawa RS Sartika Asih. Latar belakang kejadian belum diketahui,' terang dia.
-
Mengapa mahasiswa KKN sedih berpisah? Kita disambut oleh warga dengan sangat hangat dan dilepas dengan kesedihan yang sampai sekarang masih terasa. Begitu tulusnya warga dan juga mama papa piara ikut mengantar kami sampai ke dermaga dan pelabuhan.
-
Siapa mahasiswi UPI yang meninggal? Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, Perempuan itu berinisial AM. Ia salah satu mahasiswa UPI yang menempuh program studi Pendidikan Masyarakat, Fakultas Ilmu Pendidikan.
"Saya nangis menceritakan kematian tiga orang mahasiswa saya. Saya gagal melindungi anak-anak saya. Saya bilang ke Pak Luthfi, saya leren wae, Pak (saya istirahat atau mundur saja Pak). Pak Luthfi menjawab sabar dan tawakal. Saya tidak tahu itu jawaban setuju atau tidak setuju terhadap rencana pengunduran diri saya," terang Harsoyo.
Harsoyo melanjutkan, pada Kamis (26/1), dia sudah mengetik surat pengunduran diri. Sekitar pukul 06.00 WIB, surat pengunduran diri dikirim Harsoyo kepada Luthfi. Setelahnya, Harsoyo baru mengetahui bahwa akan ada kunjungan Menristekdikti pada hari Kamis.
"Tidak ada yang tahu saya mengirim surat pengunduran diri sebagai Rektor UII ke Ketua Badan Wakaf. Satu-satunya yang tahu ketika itu hanya anak saya karena kebetulan mendekati saya yang sedang menulis surat tersebut," ungkap Harsoyo.
Harsoyo menuturkan bahwa ketika bertemu dengan Menristekdikti, M. Nasir di Kantor Kopertis wilayah V, Menristekdikti sempat menanyakan tanggung jawab saya sebagai pemimpin. Kemudian saya jawab bahwa saya siap mengundurkan diri sebagai Rektor UII.
"Menristekdikti mengatakan ada dua poin kesalahan saya. Pertama ini kesalahan manajerial sebagai Rektor yang tidak mengantisipasi kegiatan berisiko seperti ini. Kedua karena sebagai Rektor saya tidak mengirim dosen pendamping lapangan untuk kegiatan berisiko seperti itu," papar Harsoyo.
Harsoyo menambahkan pengunduran diri bukanlah upaya melarikan diri dari tanggung jawab. Pengunduran dirinya justru merupakan bagian tanggung jawab moralnya karena tidak bisa menjadikan UII sebagai kampus Islam yang Rahmatan Lil Alamin.
"Saya bertanggung jawab penuh pada setiap proses permasalahan ini. Saya lebih takut pertanggung jawaban di akhirat daripada di dunia," tegas Harsoyo.
Harsoyo meminta semua civitas akademika UII menghentikan semua penggalangan dukungan supaya dirinya tak jadi mundur. Harsoyo mengapresiasi gerakan #saverektorUII meskipun demikian dirinya meminta agar gerakan tersebut tak lagi diteruskan.
"Tak perlu ada petisi atau dukungan. Saya minta berhenti sampai di sini saja. Saya tak ingin dianggap rektor culas. Di depan menteri mengundurkan diri tapi di belakang disangka menggalang dukungan. Saya ikhlas mundur. Saya tidak ingin UII jatuh ke hal yang tak terduga. Terima kasih atas dukungannya yang luar biasa dan kecintaan kepada UII. Saya mundur demi kejayaan UII di masa depan. Mari kita tetap menjunjung tinggi perjuangan UII untuk menjadi kampus yang Rahmatan Lil Alamin," tutup Harsoyo.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bukan karena tidak lulus sidang skripsi, ia menangis karena dosen pengujinya mirip ayahnya yang sudah tiada.
Baca SelengkapnyaPihak keluarga menyebut kasus perundungan di dunia pendidikan pencetak dokter ini sebagai fenomena gunung es.
Baca SelengkapnyaKorban diduga meninggal dunia karena obat penenang. Obat penenang itu disebut disuntikkan sendiri oleh korban ke tubuhnya
Baca SelengkapnyaRektor memastikan kegaduhan pascapencopotan gelar guru besar 2 profesor tak menggangu proses belajar mengajar.
Baca SelengkapnyaPenghentian aktivitas klinis Yan Wisnu Prajoko untuk memperlancar proses investigasi kematian mahasiswi Program Studi Dokter Spesialis (PPDS) Undip Aulia Risma.
Baca SelengkapnyaPolisi menemukan curhatan di sebuah buku harian bahwa korban berniat mundur karena bersinggungan dengan seniornya
Baca SelengkapnyaKeluarga meminta pihak kepolisian mengusut tuntas tragedi tewasnya korban yang secara tak wajar.
Baca SelengkapnyaSelain dugaan perundungan, dr Aulia Risma juga pernah melaporkan beban kerja ke Undip namun tak direspons.
Baca Selengkapnyadr Aulia merupakan mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip) yang dikabarkan bunuh diri akibat bullying
Baca SelengkapnyaBudi mengatakan, peristiwa dokter muda bunuh diri karena dibully senior sebetulnya bukan hanya kali ini saja.
Baca SelengkapnyaTiga korban perundungan PPDS Undip bakal lapor polisi usai ada jaminan pendidikan dari Kemenkes.
Baca SelengkapnyaHeryandi divonis hukuman penjara selama empat tahun enam bulan dalam perkara suap Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Lampung (PMB Unila) Tahun 2022.
Baca Selengkapnya