Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Rektor Unsoed terpilih janji gandeng KPK wujudkan kampus bersih

Rektor Unsoed terpilih janji gandeng KPK wujudkan kampus bersih Achmad Iqbal (kiri) rektor Unsoed terpilih. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Rektor terpilih Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Achmad Iqbal, akan menggandeng KPK untuk mewujudkan kampus bebas korupsi. Pernyataan tersebut diungkapkan Achmad usai pemilihan rektor yang dilakukan tertutup di ruang rapat senat Unsoed.

"Sesuai dengan visi misi yang saya paparkan sewaktu kampanye, saya akan undang KPK untuk memberikan pendampingan. Agar di kemudian hari tidak ada lagi persoalan yang terjadi di kampus ini," kata Achmad Iqbal, Senin (20/1).

Langkah ini, jelas Achmad, menjadi salah satu momentum untuk mewujudkan Unsoed Bersih yang dicanangkannya. Dia mengatakan, persoalan yang lalu sudah tidak perlu diungkit lagi karena ada proses hukum yang sedang berjalan.

"Ke depan kami ingin Unsoed bersih dari korupsi dan menjadi kampus yang berorientasi sebagai Civic Madani University yang menjunjung etika," jelasnya.

Beberapa waktu terakhir, kampus negeri yang berada di Purwokerto ini menjadi fokus perhatian lantaran Rektor Unsoed sebelumnya, Edy Yuwono, ditahan lantaran diduga terlibat dalam penyalahgunaan dana kerja sama antara kampus tersebut dengan PT Antam. Selain Edy, tercatat 2 pejabat teras lainnya juga ikut ditahan dalam kasus penyelewengan dana sekitar Rp 2 miliar lebih itu.

Terpilihnya Achmad Iqbal sebagai rektor Unsoed dalam pemilihan tersebut cukup mengejutkan berbagai pihak di kalangan civitas akademika. Sebelumnya, saat saringan pemilihan rektor di tingkat senat universitas pada Desember 2013, mantan Dekan Fakultas Pertanian Unsoed ini hanya menempati posisi kedua dengan perolehan sebanyak 15 suara. Perolehan suara terbanyak diberikan kepada calon lain, Masyedi Sumaryadi sebanyak 25 suara, kemudian Haryadi sebanyak 10 suara dan Imam Santoso 2 suara.

Dari jumlah keempat calon, kemudian panitia penyaringan mengajukan tiga nama dengan perolehan suara terbanyak ke Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam proses ini, sesuai dengan Peraturan Kementerian Pendidikan Kebudayaan (Permendikbud) No 33 Tahun 2012 tentang pengangkatan dan pemberhentian rektor, menteri memiliki hak suara sebanyak 35 persen dan senat universitas memiliki hak suara sebanyak 65 persen untuk memilih rektor. Ketentuan ini sesuai dengan pasal 7 huruf e. Dari ketentuan tersebut, Menteri memiliki suara sekitar 25,31 suara yang dibulatkan menjadi 25 suara.

Setelah perhitungan usai pemilihan, Achmad Iqbal berhasil memperoleh 35 suara, Masyedi Sumaryadi 27 suara dan Haryadi sebanyak 10 suara. Direktur Kelembagaan dan Kerjasama Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti), Hermawan Kresno Dwipojono yang hadir dalam pemilihan rektor tersebut mengatakan, ia hanya menjadi delegasi menteri pendidikan dan kebudayaan.

"Kebetulan pak menteri bersama pak dirjen tidak bisa datang, dan beliau mendelegasikan saya untuk hadir dalam pemilihan ini," ujarnya.

Saat dikonfirmasi tentang kemungkinan suara dari menteri yang mengarah pada satu calon, Hermawan mengemukakan, pemilihan ini sifatnya rahasia. (mdk/hhw)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mahfud Dapat Laporan Rektor Diminta Buat Pernyataan Sebut Jokowi Negarawan
Mahfud Dapat Laporan Rektor Diminta Buat Pernyataan Sebut Jokowi Negarawan

Menurut Mahfud, tindakan untuk mengajak sejumlah rektor menyatakan sikap seperti itu adalah perbuatan yang kurang sehat.

Baca Selengkapnya
Rektor UNS Jamal Wiwoho Mengundurkan Diri
Rektor UNS Jamal Wiwoho Mengundurkan Diri

Prof Dr Jamal Wiwoho mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS).

Baca Selengkapnya
Gaduh Pemilihan Rektor Berujung Gelar Guru Besar 2 Profesor Dicabut, Ini Penjelasan UNS
Gaduh Pemilihan Rektor Berujung Gelar Guru Besar 2 Profesor Dicabut, Ini Penjelasan UNS

Rektor memastikan kegaduhan pascapencopotan gelar guru besar 2 profesor tak menggangu proses belajar mengajar.

Baca Selengkapnya
Lakukan Gerakan Kultural Desakralisasi Jabatan Profesor, Begini Sosok Rektor UII Fathul Wahid
Lakukan Gerakan Kultural Desakralisasi Jabatan Profesor, Begini Sosok Rektor UII Fathul Wahid

Selama berada di dunia akademis, Fathul Wahid merupakan seorang peneliti yang aktif.

Baca Selengkapnya
Diduga Lakukan Pelecehan Seksual, Rektor UP Dicopot dari Jabatan
Diduga Lakukan Pelecehan Seksual, Rektor UP Dicopot dari Jabatan

Rektor Universitas Pancasila (UP) inisial ETH dicopot dari jabatannya menyusul dugaan pelecehan seksual yang dituduhkan kepadanya.

Baca Selengkapnya
Profil Mohammad Nasih, Rektor UNAIR yang Jadi Sorotan Usai Pecat Dekan FK
Profil Mohammad Nasih, Rektor UNAIR yang Jadi Sorotan Usai Pecat Dekan FK

Ia dinilai memecat Dekan FK Unair Prof Bus secara sepihak

Baca Selengkapnya
Ini Bunyi Lengkap Petisi Guru Besar UI Tuntut Pemilu Jujur dan Adil
Ini Bunyi Lengkap Petisi Guru Besar UI Tuntut Pemilu Jujur dan Adil

Deklarasi itu bertajuk 'Genderang Universitas Indonesia Bertalu Kembali'.

Baca Selengkapnya
Kompolnas Ungkap Rektor Unimus juga Diminta Bikin Video oleh Polisi
Kompolnas Ungkap Rektor Unimus juga Diminta Bikin Video oleh Polisi

Sebelumnya Rektor Unika diminta mmebuat video apresiasi terhadap pemerintahan Joko Widodo

Baca Selengkapnya
21 Rektor di Solo Raya Deklarasi Pemilu Damai
21 Rektor di Solo Raya Deklarasi Pemilu Damai

Sebanyak 21 rektor universitas negeri dan swasta di Solo Raya melakukan deklarasi pemilu damai.

Baca Selengkapnya
Ramai Kampus Kritik Jokowi, Ini Respons Menko PMK Muhadjir Effendy
Ramai Kampus Kritik Jokowi, Ini Respons Menko PMK Muhadjir Effendy

Ramai Kampus Kritik Jokowi, Ini Respons Menko PMK Muhadjir Effendy

Baca Selengkapnya
Respons Rektor soal Dugaan Korupsi UNS
Respons Rektor soal Dugaan Korupsi UNS

Rektor UNS menegaskan untuk tetap tegak lurus mematuhi hukum yang berlaku.

Baca Selengkapnya
Susul UGM dan UII, Unand Juga Kritik Penyimpangan di Era Pemerintahan Jokowi
Susul UGM dan UII, Unand Juga Kritik Penyimpangan di Era Pemerintahan Jokowi

Civitas akademika Universitas Andalas (Unand) mengkritik penyimpangan di era pemerintahan Jokowi dengan menyampaikan manifesto bertajuk penyelamatan bangsa.

Baca Selengkapnya