Rela hidup susah merawat cucu, Nenek Sati tolak dirawat panti jompo
Merdeka.com - Hidup sebatang kara tak membuat Nenek Sati (80) menyerah pada keadaan. Dia memilih menjalankan aktivitas seperti orang biasa, dan menolak menjadi penghuni panti sosial.
Dia memilih menghabiskan sisa hidunya bersama keceriaan dua cucu kembarnya di kontrakan mereka di Cipinan Muara, Jakarta Timur. Menurut Nek Sati, Lurah Cipinang Muara, Srihastuti, sebenarnya pernah menawarkan untuk dibawa ke panti sosial, tapi dia dengan tegas menolak.
"Kami sudah menyampaikan sama keluarga dan juga nenek, untuk ditaruh di panti sosial biar ada yang urus, tapi nenek justru tidak mau, dia mau tinggal di sini," kata Srihastuti, saat mengunjungi rumah Nenek Sati, Kamis (26/3).
-
Siapa yang dicuci bajunya? Azizah Salsha baru-baru ini menunjukkan kegiatan mencuci pakaian milik Pratama Arhan sendiri tanpa bantuan ART.
-
Bagaimana cara ahli Binatoe mencuci pakaian? Para pekerja pencucian ini biasanya akan merendam pakaian dan kain, lalu menggilasnya dengan tangan. Selepas itu, kain langsung dibanting-banting di atas papan bergerigi untuk membasmi noda yang sulit dihilangkan.
-
Siapa yang mencuci baju di sungai keruh? Abibah mengaku tidak masalah menggunakan air sungai di desanya itu, walau dalam kondisi yang tidak layak.
-
Dimana warga Majalengka mencuci pakaian? Di Desa Bantrangsana, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, musim kemarau turut berdampak, hingga warga terpaksa mencuci pakaian di Sungai Cideres yang keruh.
-
Bagaimana cara tradisi nyedengin baju dilakukan? Saat dibawa, kain akan diukur dan dijadikan pakaian sesuai permintaan. Pelanggan bisa meminta dibuatkan kemeja, kaus sampai celana pendek dan panjang sesuai kebutuhan.
-
Bagaimana cara warga Majalengka mencuci pakaian di sungai? Terpantau di lokasi, sejumlah ibu rumah tangga bergantian mencuci pakaian keluarga mereka karena air di rumahnya sudah tidak bisa mengalir.
Sri mengatakan, sejak ada pemberitahuan soal Nenek Sati yang ditelantarkan keluarganya sambil mengurus cucu, pihaknya sudah turun ke lapangan untuk melihat langsung kondisi sebenarnya.
"Kemarin Pak Camat juga sudah datang, memeriksa kondisi cucu dan nenek ini. Karena terlihat kurang gizi, kami berencana merawat bayi kembar ini sampai sehat, nanti kalau sudah sehat kembalikan ke orangtuanya. Sementara Nenek Sati kami sarankan tinggal di panti sosial, dari pada tinggal di tempat seperti ini," ujar Sri.
Sri melanjutkan, untuk mengambil keputusan tersebut, nantinya pihak RT, RW dan kelurahan, akan memanggil anak-anak Nenek Sati yang juga ayah dari Ojan dan Oji, untuk membicarakan hal tersebut.
"Siang ini kita mau rapat sama keluarga, untuk merekomendasikan nenek di rawat di panti sosial. Biar bagaimana juga kan harus ada keputusan keluarga. Meskipun nenek enggak mau, tapi kan kasihan kalau tinggal di kontrakan seperti ini," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Nenek Sati yang sudah sepuh terpaksa harus mengurus cucu kembar yang ditelantarkan anak kandungnya. Nenek Sati yang sudah bungkuk, coba tetap semangat merawat dan memberikan perhatian pada cucunya. Nenek Sati masih sanggup mencuci pakaian, memasak air dan memandikannya cucunya.
"Nyuci baju, mandiin cucu nenek semua yang ngerjain. Anak-anak nenek mah udah pada berkeluarga semua. Jadi nenek tinggal sendiri, dan ngurus semua sendiri," ucapnya lirih.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kisah pilu nenek berusia 66 tahun hidupi dua cucu seorang diri.
Baca SelengkapnyaKakek bernama Nur ini begitu bersemangat mencari pekerjaan di siang hari yang terik untuk membelikan cucunya hadiah.
Baca SelengkapnyaMomen dokter perempuan saat kunjungi panti ini mencuri perhatian warganet.
Baca SelengkapnyaSiapa sangka, Tri Retno Prayudati atau lebih dikenal dengan nama Nunung pernah hidup susah.
Baca SelengkapnyaSaat menerima nasi bungkus, kakek ini sengaja tak menghabiskan sayur dan lauknya lantaran untuk sang istri di rumah.
Baca SelengkapnyaKesehatan nenek ST (73), menurun akibat kelelahan menghadapi masalah dengan anak angkatnya
Baca Selengkapnya