Relawan Peduli Tenaga Medis Kecewa Bantuan APD Ditolak Puskesmas Bunta
Merdeka.com - Puskesmas Kecamatan Bunta Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah menolak bantuan (Alat Pelindung Diri) dari relawan peduli tenaga medis Banggai. Hal ini lantas membuat para relawan kecewa.
Relawan telah membagikan APD berupa baju hazmat, masker N-95, dan kacamata safety untuk tenaga medis dan kesehatan di sejumlah puskesmas dan rumah sakit di Banggai.
Namun Kepala Puskesmas Bunta, Viermon Pakaya menolak sumbangan itu. Salah satu relawan, Fahmi Bukalang merasa kecewa.
-
Kenapa warga Baduy menolak dirujuk ke rumah sakit? Mereka menolak dirujuk ke RSUD Banten dengan berbagai alasan. Salah satunya karena takut mengeluarkan biaya perawatan medis cukup besar, karena mereka tidak memiliki BPJS Kesehatan.Alasan lainnya, takut terlalu lama menjalani perawatan medis di RSUD Banten. Apalagi, mereka biasanya lebih pada pengobatan tradisi ritual Kawalu.
-
Bagaimana SalingJaga melindungi relawan? 'Dengan adanya perlindungan dari SalingJaga dari Kitabisa, bisa membantu menjaga semangat perjuangan para relawan dan aktivis perempuan di Indonesia,' kata Fania dalam keterangannya di Jakarta pada Senin, 8 Juni 2024.
-
Apa yang membuat akses kesehatan di Polewali Mandar sulit? Adapun jalan di wilayah tersebut sudah bertahun-tahun mengalami kerusakan sehingga sulit dilalui kendaraan.
-
Siapa yang mengalami masalah kesehatan di Bali? Pongki menjelaskan bahwa keputusan tersebut juga dipengaruhi oleh kondisi kesehatan istrinya. 2 Sophie mengalami masalah kesehatan, namun setelah pindah ke Bali, kesehatannya sangat membaik dan kini sudah pulih sepenuhnya.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Siapa yang disiagakan di pos kesehatan Banyuwangi? Semua layanan kesehatan ini dilengkapi dengan tenaga dokter, paramedis, dan ambulans. Tenaga medisnya diisi oleh dokter dan perawat dari semua rumah sakit dan klinik yang ada di Banyuwangi.
Menurut Fahmi, sebagai pimpinan di Puskesmas tersebut, harusnya Viermon memikirkan keselamatan bawahannya saat bekerja. Kata Fahmi, siapapun yang ikhlas menyumbang bantuan seperti ini harusnya diterima dengan baik.
Padahal Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulteng, mau menerima bantuan dari mereka.
"Ini soal kemanusiaan, mereka tenaga medis dan kesehatan itu garda terdepan, mereka berhadapan langsung dengan pasien, sangat berisiko tertular, toh itu bantuan tidak akan merugikan jika diterima, justru malah akan sangat bermanfaat," ujar Fahmi, Kamis (10/4).
Dia berharap, sebagai seorang dokter dan pimpinan Puskesmas, seharusnya Viermon bersikap profesional dan tidak menghubung-hubungkan penyerahan ini dengan hal lain.
Tim relawan lain, Mahmud Matuliang mengatakan, seharusnya bantuan alat pelindung diri ini diterima dengan baik dan tidak menghubung-hubungkannya dengan politik.
"Kita harus bersatu, bahu membahu mencegah penularan Covid-19 agar tidak ada kejadian positif corona di kabupaten Banggai, sehingga pandemi ini bisa segera berakhir," katanya.
Sementara itu, Viermon tidak mau disebut menolak bantuan ini. Katanya, dia tak mau menerimanya karena belum ada koordinasi dengan Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Banggai. Koordinasi ini diperlukan agar barang yang diterima sesuai dengan standar kesehatan yang ada.
"Harus melalui Dinas Kesehatan. Harus sampaikan dulu, kalau dibilang oke, laksanakan, tinggal menunggu petunjuk. Karena kami satu komando dengan Dinas Kesehatan," katanya.
Selain itu, alat pelindung diri yang ada di Puskesmas ini dianggapnya dalam jumlah yang cukup. Sehingga, dia takut bantuan ini jadi mubazir karena jumlahnya berkelebihan.
"Daripada orang lain tidak dapat, orang lain kekurangan. Jadi bukan ditolak, karena kita kelebihan, apa salahnya kalau dikasih ke tempat yang lain. Jadi bukan ditolak ya," kata Viermon.
Sebelumnya, RSUD Luwuk menerima bantuan alat pelindung diri dari relawan ini. Selain alat pelindung diri, relawan ini memberikan susu kaleng sebanyak 50 karton dan minuman vitamin C 100 botol kepada tenaga medis di RSUD tersebut.
Selain RSUD, relawan ini menyalurkan bantuan ke 29 Puskesmas yang ada di Kabupaten Banggai. Serta, alat kesehatan lain ke masyarakat di 23 kecamatan yang ada di Kabupaten Banggai. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Namun kekecewaan masyarakat muncul ketika bantuan yang mereka terima ternyata barang-barang yang sudah kedaluwarsa.
Baca SelengkapnyaBerbagai penyakit itu timbul setelah warga tidur di luar rumah selama beberapa hari terakhir.
Baca SelengkapnyaPolisi menjelaskan aksi warga itu karena masyarakat menolak desa mereka ditempatkan etnis Rohingya.
Baca SelengkapnyaSalah satu korban gigitan ulat berbisa di Kampung Cibogo Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar, pada bagian tangan kanananya menghitam dan membusuk.
Baca SelengkapnyaPerawat tersebut sempat menyelamatkan diri, meski sudah dalam kondisi terluka.
Baca SelengkapnyaGhufron Mukti mengaku heran kerap disalahkan karena kekurangan obat dan dokter. Padahal, masalah tersebut bukan tanggung jawabnya.
Baca SelengkapnyaPanti asuhan di Musi Banyuasin menjadi korban prank donator saat memberikan bantuan makanan ringan.
Baca SelengkapnyaDPR menyoroti pemecatan 249 nakes Non-ASN di Manggarai dan gagalnya 500-an bidan pendidik gagal jadi P3K
Baca SelengkapnyaSeorang dokter bernama M Ramadhani Soeroso viral di media sosial usai mengkritik manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Pirngadi Medan.
Baca SelengkapnyaPengungsi Rohingya tersebut sebelumnya ditolak ditampung sementara di sejumlah tempat.
Baca SelengkapnyaSeorang dokter bernama M Ramadhani Soeroso viral di media sosial usai mengkritik manajemen RSUD Dr. Pirngadi Medan lantaran ketiadaan stok obat di RS itu.
Baca SelengkapnyaHal ini dilakukan sebab banjir yang ikut melanda rumah sakit tersebut menenggelamkan seluruh areal beserta alat medis yang terdapat di dalamnya
Baca Selengkapnya