Remaja ikut geng motor cuma karena ingin eksis

Merdeka.com - Para remaja yang tergabung dalam geng motor tidak segan mengeroyok dan membunuh lawannya. Macam-macam alasan mereka bergabung dalam geng motor. Namun kebanyakan hanya karena ingin eksis dan diakui dalam pergaulan.
"Mereka anak-anak muda yang butuh penyaluran energi. Mau main bola tidak ada lapangan, mau ke mall tidak ada uang. Rata-rata anggota geng motor ini tidak ada kerjaan," ujar pengamat masalah perkotaan Universitas Trisakti Yayat Supriatna kepada merdeka.com, Selasa (10/4).
Sedangkan motor yang menjadi identitas mereka, hanya untuk mobilitas. Apalagi motor kini bisa dikredit dengan murah. Di atas motor itulah mereka merasa eksis sebagai jagoan.
"Jadilah mereka geng motor. Hanya sebagai identitas kelompok saja. Ada anak punk, anak musik, anak motor," kata Yayat.
Yayat menjelaskan para remaja ini adalah remaja yang gelisah. Mereka terusir dari kehidupan kota Jakarta. Karena itu mereka beraksi saat malam hari, karena saat siang mereka tidak bisa eksis dalam kehidupan nyata. Aksi mereka pun tidak terpuji. Saling bacok atau berkelahi di jalan hingga ada yang tewas.
"Di siang hari mereka kalah. Karena itu mereka beraksi di ruang vakum, saat malam hari. Saat orang-orang normal tertidur," kata pengajar Universitas Trisakti ini.
Yayat menjelaskan menangani masalah geng motor ini tidak bisa hanya mengandalkan kepolisian. Masalah tidak akan selesai hanya dengan memasukkan geng motor ini ke penjara.
"Perlu dibina. diajari keterampilan. Dengan begitu mereka bisa kerja dan punya hal positif untuk dikerjakan," tutup Yayat.
Aksi geng motor terjadi di Pondok Indah, Jakarta Selatan, Jumat (6/4). Satu orang pemuda, Ahmad tewas dikeroyok. Kejadian serupa terulang di Jalan Danau Sunter Utara, Tanjung Priok, Sabtu (7/4). Tiga orang yang menjadi korban geng motor adalah Zaenal (18), Reza (18) dan Soleh (17). Soleh, pelajar kelas 2 SMK tewas. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya