Remaja Perempuan di TTS Disekap selama Berhari-hari dan Diperkosa
Merdeka.com - Dua remaja perempuan di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), menjadi korban penyekapan dan pemerkosaan. Selama penyekapan, mereka hanya diberi jatah makan sekali dalam sehari. Ke kamar mandi pun dibatasi, mereka hanya diperbolehkan ke kamar mandi satu kali dalam sehari.
Dua remaja masing masing FEN (14) dan MT (13), warga Desa Oni, Kecamatan Kualin, Kabupaten Timor Tengah. FEN dan MT disekap selama empat hari, bahkan FEN diperkosa sebanyak tiga kali.
Peristiwa yang menimpa dua anak di bawah umur ini terjadi pada tanggal (26/4) lalu, telah diadukan ke Yayasan Sanggar Suara Perempuan (YSSP) SoE.
-
Siapa yang disekap dan diperkosa? Penyidik Satreskrim Polres Lampung Utara, Lampung, segera merampungkan berkas enam tersangka penyekapan dan perkosaan siswi SMP inisial NA (15).
-
Siapa pelaku pemerkosaan? 'Kejadian ini berawal dari kejadian longsor di daerah Padalarang Bandung Barat. Kebetulan keluarga korban ini rumahnya terdampak sehingga mereka mengungsi ke kerabatnya (AR) untuk sementara,' ucap Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto, Selasa (3/9).
-
Kenapa korban disekap dan diperkosa? Setiap informasi dan dugaan terkait keberadaan pelaku, petugas langsung meluncur.'Kami masih terus melakukan pengejaran terhadap keempat pelaku yang belum tertangkap,' kata Umi.
-
Kapan pemerkosaan itu terjadi? 'Keluarga korban direlokasi, namun untuk mempersiapkan tersebut korban masih tinggal dengan pamannya. Pada kesempatan itu pamannya tersebut itu melakukan kekerasan seksual kepada yang bersangkutan itu sebanyak 4 kali. Sehingga mengakibatkan korban hamil dan saat ini korban sudah melahirkan,' kata Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto melanjutkan.
-
Siapa yang menjadi korban perundungan? Apalagi saat berkomunikasi melalui panggilan video, R mengaku pada Kak Seto bahwa ia sering menjadi korban perundungan dari teman-temannya maupun guru.
-
Dimana anak-anak dikorbankan? Sejauh ini, para peneliti baru bisa mengidentifikasi sisa-sisa 64 anak dari total 106 anak yang ditemukan pada 1967, di sebuah tangki air bawah tanah yang dikenal sebagai chultun, di situs Chichén Itzá, Meksiko Selatan.
FEN mengisahkan, dia dan adik sepupunya MT keluar dari rumah di Desa Oni, Kecamatan Kualin sekitar pukul 18.00 WITA ke Kali Oeupun, batas antara Desa Oni dan Tuapakas untuk mandi.
Saat hendak pulang, mereka bertemu dengan pelaku berinisial FB (34), yang mereka tidak terlalu kenal.
Pelaku awalnya mengajak untuk ikut bersamanya ke rumah, namun kedua korban menolak. Pelaku pun marah dan mengeluarkan sebilah pisau, lalu mengancam kedua korban untuk ikut bersamanya jika tidak ingin dibunuh.
"Kami diancam dengan pisau. Dia bilang kalau tidak ikut dengan dia ke rumahnya, maka kami akan dibunuh, akhirnya kami terpaksa ikut karena kami takut," ujar FEN, Jumat (7/5).
Di rumah pelaku di Desa Tuapakas, Kecamatan Kualin, keduanya dikurung dalam kamar kemudian pelaku memperkosa FEN dengan ancaman akan dibunuh, jika korban dan adik sepupunya tidak mau melayani nafsu bejat pelaku.
Awalnya pelaku hendak memperkosa MT, namun dihalangi FEN. FEN tidak tega jika adik sepupunya tersebut diperkosa oleh pelaku.
"Dia juga mau perkosa adik saya (MT) namun saya tidak mau karena adik masih sekolah. Saya rela diperkosa tapi jangan kepada MT, karena dia masih sekolah," beber FEN.
FEN diketahui sudah putus sekolah saat masih di bangku sekolah dasar, karena harus mengikuti kedua orang tuanya yang bekerja sebagai buruh migran di Malaysia.
Di bawah ancaman pisau, korban terpaksa melayani nafsu bejat pelaku. Keduanya disekap sejak Senin (26/4) hingga Jumat (30/4).
Selama disekap, korban FEN diperkosa tiga kali yaitu pada Senin (26/4) malam, Selasa (27/4) malam dan Rabu (28/4) malam.
Setiap kali hendak melakukan aksi bejatnya, pelaku selalu mengancam korban terlebih dahulu. Selama disekap, kedua korban hanya diberikan makan sekali sehari.
Selain itu, kedua korban juga hanya diperbolehkan keluar dari kamar pada malam hari. Itu pun hanya ke WC. Pelaku juga selalu mengawasi kedua korban ketika pergi ke kamar mandi.
"Selama disekap kami hanya berada di dalam kamar. Mau ke kamar WC itu hanya bisa malam hari dan itu dijaga pelaku dengan menggunakan pisau," Cerita FEN.
Keduanya baru dipulangkan Jumat (30/4) subuh dengan cara diusir, dan pelaku berpesan agar kejadian tersebut tidak diberitahukan kepada siapa pun, jika tidak ingin dibunuh.
Selain itu pelaku juga akan membunuh keluarga korban, jika korban berani melaporkan kejadian tersebut. Kedua korban yang ketakutan kemudian berjalan dalam kegelapan menuju jalan raya.
Karena takut pulang ke rumah, kedua korban menumpang sebuah mobil truk menuju ke Kupang dan turun di Kelurahan Oesapa, Kota Kupang.
Kedua korban hendak ke rumah keluarganya di Labat, Kelurahan Bakunase II, Kota Kupang namun tidak mempunyai uang sehingga keduanya kembali menumpang bus, kembali rumah mereka di Kualin.
"Hari Jumat pagi baru pelaku lepas kami. Tapi dia ancam mau bunuh kami kalau lapor kejadian tersebut. Kami sempat ke Kupang karena takut, tapi karena uang habis jadi kami kembali ke Kualin dan melaporkan peristiwa yang kami alami kepada orang tua kami," Ungkap FEN.
Setiba di rumah mereka tidak menceritakan kejadian tersebut karena takut, sehingga sempat berbohong.
Sang ibu, Martha K yang mendampingi mereka mengatakan, keluarga sempat berkumpul dan mencari karena mengira kedua anak tersebut hilang. Jumat (30/4) saat kedua korban kembali ke rumah, korban FEN lemah dan ketakutan.
Martha curiga sehingga melaporkan kepada polisi dan melakukan visum di RSUD Soe, namun hingga kini belum ada hasilnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi penyekapan dan pemerkosaan secara bergiliran selama tiga hari oleh 10 pelaku terhadap siswi SMP di Lampung Utara, Lampung, NA (15), sudah terencana.
Baca SelengkapnyaSelama disekap korban tidak diberi makan dan minum, hanya disuruh menenggak minuman keras
Baca SelengkapnyaRemaja Putri 16 Tahun di Flores Timur Digilir 12 Pria, Seorang Pelaku Berusia Anak-Anak
Baca SelengkapnyaPeristiwa tragis dialami remaja putri berusia 15 tahun asal Timor Tengah Utara (TTU). Dia dicabuli dan disetubuhi 10 pria saat mencari pekerjaan di Kota Kupang.
Baca SelengkapnyaJika korban menolak, pelaku YH mengancam akan mengikat dan membunuh.
Baca SelengkapnyaPelaku telah ditahan oleh polisi. Korban saat ini masih trauma.
Baca SelengkapnyaSeorang siswi kelas satu SMP di Kabupaten Siak digilir 6 remaja pria saat pulang sekolah.
Baca SelengkapnyaKorban dalam keadaan mabuk sempat diinapkan di rumah salah satu pelaku.
Baca SelengkapnyaMiris, Siswi SMA di Tapanuli Tengah jadi Korban Pemerkosaan 10 Laki-laki
Baca SelengkapnyaSeorang siswi SMP di Lampung inisial NA, disekap dan diperkosa secara bergilir oleh 10 pria selama tiga hari.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap dua pemerkosa gadis disabilitas di Makassar. Kasus pemerkosaan ini sebelumnya viral dan disorot Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni.
Baca SelengkapnyaKorban pertama diperkosa beberapa kali oleh para tersangka.
Baca Selengkapnya