Replika Kapal Cheng Ho berusia belasan tahun dibongkar
Merdeka.com - Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah, mulai membongkar replika Kapal Cheng Ho di bibir Kali Semarang, Kamis (16/10) sekitar pukul 09.00 WIB pagi tadi. Pembongkaran kapal yang telah berdiri di ruas Jalan Gang Lombok ini bakal dikerjakan hingga dua minggu mendatang.
Pembongkaran replika Kapal Cheng Ho ini melibatkan kendaraan berat macam eskavator dan empat dum truk yang dipakai untuk merobohkan badan kapal dan mengangkut semua material kayu. Pada pagi tadi, aktivitas pekerja teknis dari Dinas PSDA difokuskan pada pembongkaran papan-papan kayu yang menjadi bahan baku replika kapal.
Menurut Kepala Satpol PP Kota Semarang, Endro PM, pendirian replika Kapal Cheng Ho sepanjang 30 meter dan selebar 20 meter itu ternyata melanggar Perda Nomor 5 Tahun 2009 tentang Izin Mendirikan Bangunan dan melanggar Perda Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
-
Kapan obyek vital di Semarang direbut kembali? Tanggal 2 Oktober 1965, seluruh obyek vital di Semarang berhasil direbut kembali.
-
Siapa yang mengeroyok warga di Semarang? Sementara itu, usai kasus sekelompok Bonek mengeroyok warga di Semarang pada Februari 2023 lalu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengundang perwakilan Bonek tiap tribun, Panpel, serta Manajemen Persebaya untuk menjajaki kemungkinan suporter tim Bajul Ijo berbadan hukum.
-
Kapan Semarang jadi kabupaten? Penetapan hari lahir itu didasarkan pada pembentukan daerah itu menjadi kabupaten pada 2 Mei 1547 oleh Raja Pajang saat itu, Sultan Hadiwijaya.
-
Bagaimana Semarang jadi kota besar? Di bawah pimpinan Pandanaran II, daerah Semarang terus berkembang sehingga menarik perhatian Sultan Hadiwijaya dari Kerajaan Pajang.
-
Siapa pemilik bangunan tua di Semarang? Seperti diketahui dari postingan itu, rumah besar tersebut dulunya adalah milik pengusaha sandal merek 'Orie' berdarah Tionghoa, Ong Ing Yip.
-
Siapa yang membangun gedung tua di Semarang? Mengutip YouTube Tri Anaera Vloger, bangunan itu dibangun pada tahun 1911 oleh perusahaan penimbun kayu jati Belanda, de Javasche Bosch Exploitatie Maatschappij.
Pembongkaran ini sudah melebihi batas waktu yang diberikan Pemkot Semarang kepada Yayasan Tay Kak Sie. "Atas dasar itulah, kami akhirnya membongkar replika kapal ini hingga dua pekan ke depan," katanya, Kamis (16/10).
Sementara itu, Staf Tata Air Dinas PSDA Kota Semarang, Sagi, para pekerja kini tengah sibuk mengerjakan pelepasan balok-balok kayu yang dicor semen sebagai penyangga bangunan replika kapal.
"Sejak tadi pagi kami sedang membongkar dek kapal setelah itu baru lantai kapalnya yang terbuat dari cor-coran semen juga akan dilepas semua," kata Sagi, kepada merdeka.com.
Lebih lanjut, Sagi menerangkan, tahap pembongkaran kapal dengan panjang 30 meter dan lebar 20 meter ini akan dikerjakan selama dua minggu ke depan. Hal ini dimaksudkan untuk membersihkan permukaan air Kali Semarang dari bangunan-bangunan permanen.
"Karena kapalnya ini sendiri juga berdiri di atas permukaan sungai. Sehingga, lambat laun mengganggu aliran air sungai. Karena itulah di sini sering banjir. Beberapa warga juga mengeluhkan adanya luapan air sungai akibat sebagian sungainya tertutup replika Kapal Cheng Ho," terang penanggung jawab pembersihan Kali Semarang tersebut.
Lebih jauh, Sagi menyampaikan, pembongkaran Kapal Cheng Ho di Gang Lombok merupakan instruksi langsung dari Wali Kota Semarang Hendar Prihadi. Pemkot, kata dia, sempat ragu membongkar kapal ini karena proses dialog bersama tokoh masyarakat setempat sempat berhenti.
"Kami sempat bertemu dengan pihak Tay Kak Sie. Mereka akhirnya tidak mau membongkar sendiri tapi harus dibantu oleh pendanaan dari kami. Akhirnya, kami mengucurkan biaya Rp 150 juta untuk membongkar Kapal Cheng Ho," kata Sagi.
Seperti diketahui, replika Kapal Cheng Ho sudah berdiri di pinggir Kali Semarang sekitar tujuh tahun silam. Pendirian replika ini awalnya untuk menambah atraksi obyek wisata di Semarang. Makanya, selama ini banyak acara keagamaan khas Thionghoa dipusatkan di situ.
Namun, mulai tahun ini Pemkot memilih membongkar semua badan kapal dengan alasan akan ada normalisasi Kali Semarang. Berkaitan dengan proyek itu, Pemkot kini tengah mengerjakan normalisasi sungai mulai Kali Baru hingga Jalan Bader Bandarharjo. Targetnya, Pemkot ingin merampungkan pengerukan sedimentasi Kali Semarang sampai belakang Gedung Lawang Sewu.
"Total panjang proyek pengerukan sedimentasi sungai hingga belakang Lawang Sewu mencapai puluhan kilometer. Kami saat ini sedang merampungkan 7 kilometer. Kami menargetkan pengerukan sungainya kelar pada 2015 mendatang," tandasnya. (mdk/mtf)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gedung itu terdaftar sebagai situs cagar budaya pada tahun 2020.
Baca SelengkapnyaPembersihan ini menjadi upaya konservasi atau penyelamatan objek cagar budaya yang memiliki nilai sejarah terhadap perkembangan Jakarta.
Baca SelengkapnyaBangunan itu kini direvitalisasi untuk dikembangkan menjadi tempat wisata.
Baca SelengkapnyaJembatan itu merupakan titik tersulit dalam hal perencanaan jalur kereta api milik Perusahaan SDS dari Purwokerto hingga Wonosobo.
Baca SelengkapnyaPuluhan lapak ditertibkan oleh petugas Satpol PP sebagai persiapan proyek pembangunan Tol Semarang-Demak.
Baca SelengkapnyaPernah menjadi stasiun kereta api barang terbesar di Nusantara, kini justru jadi bangunan terbengkalai.
Baca SelengkapnyaRumah singgah Bung Karno di Kota Padang, Sumatera Barat kini telah rata dengan tanah. Pembangunan kembali rumah tersebut belum juga dilaksanakan.
Baca SelengkapnyaKeberadaan bangunan tua itu tersembunyi di balik keriuhan pertokoan di kawasan Kranggan.
Baca SelengkapnyaTugu yang dibangun sejak 1969 itu bakal 'pindahan'. Terimbas proyek PT MRT Jakarta (Perseroda) jalur MRT Fase 2A Bundaran HI-Kota.
Baca SelengkapnyaIni Penyebab Jalan Pasar Kembang di Surabaya Meletus
Baca SelengkapnyaShio Imlek tahun 2024 adalah Naga Kayu yang melambangkan sebuah keberuntungan.
Baca SelengkapnyaWilayah Kelenteng Sam Poo Kong dulunya berada di pinggir laut. Kini jaraknya sekitar 7 km dari bibir pantai
Baca Selengkapnya