Reshuffle, ICW minta Jokowi ganti Jaksa Agung dan Menkum HAM
Merdeka.com - Isu reshuffle kabinet jilid dua dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo makin santer dalam sepekan ini. Ada beberapa pos menteri yang dinilai layak untuk dievaluasi dan dijabat oleh orang baru.
Koordinator Divisi Korupsi Politik ICW, Donal Fariz mengatakan, Presiden Jokowi layak untuk mengevaluasi dan mereshuffle kabinet di kementerian bidang penegakan hukum, yaitu posisi Jaksa Agung dan Menteri Hukum dan HAM.
"Ada dua posisi, satu posisi Jaksa Agung. Kenapa? Ini kan sektor penegakan hukum yang bias kalau Jaksa Agung dari partai politik," kata Donal dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu (7/11).
-
Siapa anggota Paspampres yang terlibat? Dimana dari ketiga tersangka yang ditetapkan hanya ada Praka RM yang merupakan anggota Paspampres.
-
Kenapa Jokowi reshuffle kabinetnya? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle kabinet menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
-
Mengapa Prabowo dituduh melakukan kudeta? Prabowo mengaku kerap dituduh ingin mengkudeta saat dulu aktif menjadi tentara, namun hal itu ia tidak lakukan.
-
Kenapa DPR apresiasi Jaksa Agung? Komisi III mengapresiasi sikap tegas Jaksa Agung dalam menghadapi oknum Kajari yang ditangkap oleh KPK. Semuanya berlangsung cepat, transparan, tidak gaduh, dan tidak ada upaya beking-membeking sama sekali, luar biasa. Memang harus seperti ini untuk jaga marwah institusi dan kepercayaan masyarakat. Kejagung harus selalu zero tolerance terhadap oknum!
-
Siapa yang Hendarman Supandji tunjuk sebagai Jaksa Agung? Hendarman ditunjuk oleh Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat Jaksa Agung menggantikan Abdul Rahman Saleh.
-
Apa saja yang sedang digodok Prabowo untuk kabinet? 'Dari Gerindra sudah ada nama-namanya. Tapi mohon maaf belum bisa di publikasi. Ya kan itu dinamis masih dalam penggodokan,' kata dia.
Bukan tanpa sebab, posisi Jaksa Agung layak untuk dilakukan pergantian oleh Presiden. Apa yang dilakukan Jaksa Agung HM Prasetyo yang notabene berasal dari Partai NasDem riskan selalu mengundang polemik.
"Benar pun yang dilakukan Jaksa Agung, karena dia ada latar belakang parpol pasti dianggap tidak benar," tegasnya.
Kedua, lanjut Donal, Presiden Jokowi juga layak untuk melakukan reshuffle di Kementerian Hukum dan HAM yang saat ini dijabat oleh Yasonna Laoly, menteri yang berasal dari PDI Perjuangan.
"Baru jadi menteri sudah atur pembebasan bersyarat di era Menteri Amir. Yasonna tidak lagi menggunakan PP pengetatan bebas bersyarat," tegasnya.
Donal mencontohkan dua kasus calon kepala daerah yang tersangkut kasus hukum tetapi maju dalam pilkada serentak yaitu di Boven Digul, Papua dan Kota Manado.
"Ini ironis, kalau ada pengetatan bebas bersyarat pasti keduanya tidak akan mencalonkan," ucapnya.
Selain itu, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly juga dinilai tak mematuhi Presiden Jokowi. Terlihat ketika Presiden menginstruksikan untuk menunda pembahasan revisi UU KPK tetapi Yasonna justru memasukkan usulan revisi UU KPK dalam Prolegnas 2015.
"Kemudian soal Kemenkum HAM terkait polemik pengangkatan Kapolri. Jadi soal etik dan kebijakan jadi fokus evaluasi Menkum HAM," tandasnya. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi mengatakan, bila ada kebutuhan perubahan kabinet, dirinya akan melakukan reshuffle.
Baca SelengkapnyaMeski tak membenarkan isu tersebut, Jokowi menyebut reshuffle bisa dilakukan apabila dibutuhkan.
Baca SelengkapnyaHasto mengatakan, seharusnya Presiden Jokowi berjanji di hadapan rakyat.
Baca SelengkapnyaPPP pesimis Presiden Jokowi akan melakukan reshuffle kabinet di akhir 2023.
Baca SelengkapnyaNasDem menilai perombakan kabinet merupakan hak prerogatif presiden.
Baca SelengkapnyaBeredar kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal melakukan perombakan kabinet atau reshuffle dalam waktu dekat.
Baca SelengkapnyaKetua Harian DPP Partai Gerindra itu menegaskan, perihal reshuffle menjadi kewenangan Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi dikabarkan bakal melakukan reshuffle kabinet pada Senin 19 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaHasto menyampaikan, hal serupa juga telah disampaikan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Hari Ulang Tahun PDIP beberapa waktu yang lalu.
Baca SelengkapnyaApakah soal kinerja atau unsur subjektif politis. Namun Djarot berkeyakinan, jawabannya adalah yang kedua.
Baca SelengkapnyaReaksi Dingin Puan Ditanya Isu Manuver Jokowi Rebut Kursi Ketum PDIP
Baca SelengkapnyaSelain empat menteri, Jokowi dikabarkan juga akan melantik dua kepala badan di Istana besok.
Baca Selengkapnya