Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Resmikan Museum Islam, Gus Sholah Cerita NU Pernah Tolak Pancasila

Resmikan Museum Islam, Gus Sholah Cerita NU Pernah Tolak Pancasila Gus Sholah. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Berdirinya Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy'ari yang baru diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, ternyata memiliki cerita lain. Organisasi massa keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU), ternyata juga pernah menolak keberadaan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.

Pengalaman penolakan Pancasila oleh NU ini disampaikan oleh Salahuddin Wahid atau akrab disapa Gus Sholah, Pimpinan Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang. Ia menyatakan, sekitar tahun 1945, NU dan partai-partai Islam kala itu, melakukan penolakan terhadap Pancasila sebagai dasar negara. Untuk mewujudkan penolakan tersebut, NU dan partai Islam pada tahun 1956 hingga 1959, berjuang agar menjadikan Piagam Jakarta, sebagai bagian dari undang-undang dasar Indonesia.

"Tetapi gagal pada saat itu. Baru kemudian, NU menjadi mualaf Pancasila, diikuti oleh Muhammadiyah dan yang lain," ujarnya saat memberikan sambutan dalam peresmian museum, Selasa (18/12).

Berkaca dari kegagalan tersebut, Gus Sholah menyatakan jika sebenarnya Indonesia ini sudah cukup ideal. Sebab, negara ini merupakan perpaduan antara ke Indonesiaan dan ke-Islam-an dalam berbagai bentuk. Termasuk di antaranya, banyak hukum Islam yang sudah diadopsi ke dalam undang-undang.

Oleh karena itu, keberadaan museum ini sesungguhnya juga untuk menghadapi kelompok-kelompok Islam yang berbeda. Kelompok Islam yang memperjuangkan apa yang dulu sudah pernah dilakukan oleh NU, hingga akhirnya mau menerima Pancasila.

"Kita sampaikan ini sebagai bantahan kepada kelompok Islam seperti pengikutnya Abu Bakar Baasyir, Majelis Mujahidin maupun Jaringan Anshorut Tauhid (JAT), dan juga kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)," ujarnya.

Di dalam museum ini, kata Gus Sholah, memberikan informasi mengenai datangnya islam ke nusantara secara damai, tanpa dukungan militer, politik, semata-mata berdakwah, berniaga maupun dengan cara mengawini penduduk lokal. Termasuk bagaimana cerita menyampaikan islam dengan cara yang baik, menghormati budaya, menggunakan medium dakwah seperti wayang, syair dan lain-lain.

"Jadi kalau ada yang mengatakan bahwa Negara Indonesia ini tidak sesuai dengan ajaran islam, toghut, maka kita sampaikan pada masyarakat bahwa itu tidak betul. Bagaimana mungkin negara yang didirikan oleh kelompok-kelompok termasuk di dalamnya kiai, tidak hanya NU, Muhammadiyah, PSII dan lain-lain ikut dalam proses mendirikan Indonesia, dikatakan bertentangan dengan islam, ini tidak betul," tegasnya.

(mdk/eko)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Perbedaan NU dan Muhammadiyah yang Patut Diketahui, Ini Penjelasannya
Perbedaan NU dan Muhammadiyah yang Patut Diketahui, Ini Penjelasannya

Dua organisasi ini dianggap sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia.

Baca Selengkapnya
4 Partai Pemenang Pemilu 1955, Lengkap dengan Sejarah dan Kiprahnya
4 Partai Pemenang Pemilu 1955, Lengkap dengan Sejarah dan Kiprahnya

Merdeka.com merangkum informasi tentang 4 partai pemenang pemilu 1955, sejarah, kiprahnya di dalam dunia perpolitikan.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Gebrak Meja! Gus Choi Blak-blakan: PKB Tak Ada Tanpa PBNU dan Gus Dur
VIDEO: Gebrak Meja! Gus Choi Blak-blakan: PKB Tak Ada Tanpa PBNU dan Gus Dur

Mantan politikus PKB Ahmad Effendy Choirie atau Gus Choi menceritakan kemunculan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Baca Selengkapnya
Begini Potret Naskah Proklamasi Berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) Tahun 1949, Pemberontakan Bersejarah Pasca Kemerdekaan
Begini Potret Naskah Proklamasi Berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) Tahun 1949, Pemberontakan Bersejarah Pasca Kemerdekaan

Naskah proklamasi berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) Tahun 1949 menjadi saksi bisu pemberontakan pasca kemerdekaan Indonesia.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Gus Yahya PBNU Utus Dua Ulama Tuntaskan Masalah dengan PKB Pimpinan Cak Imin
VIDEO: Gus Yahya PBNU Utus Dua Ulama Tuntaskan Masalah dengan PKB Pimpinan Cak Imin

Gus Yahya juga mengatakan pemberian mandat kepada dua orang tersebut lantaran keduanya mempunyai sejarah dalam berdirinya PKB

Baca Selengkapnya
Tak Hanya Mengurus Haji, Ini Fakta Menarik Kementerian Agama RI
Tak Hanya Mengurus Haji, Ini Fakta Menarik Kementerian Agama RI

Berikut beberapa fakta menarik Kementerian Agama RI!

Baca Selengkapnya
Gus Choi: PKB Tidak Ada Tanpa NU dan Gus Dur
Gus Choi: PKB Tidak Ada Tanpa NU dan Gus Dur

Gus Choi secara singkat sempat menyinggung atau mengungkit sejarah berdirinya partai yang kini dipimpin Muhaimin Iskandar.

Baca Selengkapnya
Transformasi Wajah Baru PAN Jelang Pemilu 2024
Transformasi Wajah Baru PAN Jelang Pemilu 2024

Zulhas ingin memperkuat persatuan dengan merangkul semua golongan, termasuk Nadhlatul Ulama (NU).

Baca Selengkapnya
Kisah Mahmud Yunus, Ahli Tafsir Al-Qur'an Asal Minangkabau yang Berjasa Mengembangkan Pelajaran Islam di Indonesia
Kisah Mahmud Yunus, Ahli Tafsir Al-Qur'an Asal Minangkabau yang Berjasa Mengembangkan Pelajaran Islam di Indonesia

Seorang ahli ulama dan tafsir Al-Qur'an ini begitu berjasa terhadap pelajaran Agama Islam agar bisa tercantum di kurikulum nasional.

Baca Selengkapnya
Ini Sosok Pahlawan Nasional Ikut Berjuang di Palestina Sebelum Indonesia Lahir, Berjasa Ikut Rumuskan Pancasila
Ini Sosok Pahlawan Nasional Ikut Berjuang di Palestina Sebelum Indonesia Lahir, Berjasa Ikut Rumuskan Pancasila

Sosok pahlawan nasional yang pernah berjuang bantu Palestina sekaligus merumuskan Pancasila.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Gebrak Meja! Gus Choi Blak-blakan
VIDEO: Gebrak Meja! Gus Choi Blak-blakan "PKB Tak Ada Tanpa PBNU dan Gus Dur"

Gus Choi menegaskan keberadaan PKB karena jasa Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid dan juga Nahdlatul Ulama.

Baca Selengkapnya
4 Partai Pemenang Pemilu 1955, Berikut Sejarah dan Hasil Suaranya
4 Partai Pemenang Pemilu 1955, Berikut Sejarah dan Hasil Suaranya

Pemilu 1955 memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia karena hasil pemilu tersebut menjadi dasar pembentukan negara Kesatuan Republik Indonesia.

Baca Selengkapnya