Resmikan Museum Islam, Gus Sholah Cerita NU Pernah Tolak Pancasila
Merdeka.com - Berdirinya Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy'ari yang baru diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, ternyata memiliki cerita lain. Organisasi massa keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU), ternyata juga pernah menolak keberadaan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
Pengalaman penolakan Pancasila oleh NU ini disampaikan oleh Salahuddin Wahid atau akrab disapa Gus Sholah, Pimpinan Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang. Ia menyatakan, sekitar tahun 1945, NU dan partai-partai Islam kala itu, melakukan penolakan terhadap Pancasila sebagai dasar negara. Untuk mewujudkan penolakan tersebut, NU dan partai Islam pada tahun 1956 hingga 1959, berjuang agar menjadikan Piagam Jakarta, sebagai bagian dari undang-undang dasar Indonesia.
"Tetapi gagal pada saat itu. Baru kemudian, NU menjadi mualaf Pancasila, diikuti oleh Muhammadiyah dan yang lain," ujarnya saat memberikan sambutan dalam peresmian museum, Selasa (18/12).
-
Siapa pendiri NU dan Muhammadiyah? Nahdlatul Ulama (NU) lahir pada 31 Januari 1926 di Surabaya. NU didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari untuk menampung gagasan keagamaan para ulama tradisional sebagai reaksi atas prestasi ideologi gerakan modernisme Islam yang mengusung gagasan purifikasi puritanisme. Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 18 November 1912.
-
Siapa yang mendirikan NU dan Muhammadiyah? NU atau Nahdlatul Ulama, didirikan oleh ulama Ahlussunnah wal Jamaah di Surabaya pada 31 Januari 1926. Sementara itu, Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada 18 November 1912.
-
Bagaimana NU dan Muhammadiyah berdampak pada perkembangan Islam di Indonesia? NU dan Muhammadiyah berperan penting dalam sejarah perjalanan negara ini dan berpengaruh besar terhadap perkembangan Islam di Indonesia.
-
Kapan NU dan Muhammadiyah didirikan? NU atau Nahdlatul Ulama, didirikan oleh ulama Ahlussunnah wal Jamaah di Surabaya pada 31 Januari 1926. Sementara itu, Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada 18 November 1912.
-
Kenapa NU didirikan? Organisasi Islam yang didirikan di Surabaya ini bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi.
-
Kenapa NU dan Muhammadiyah ada di Indonesia? Salah satu alasan utama bagi pertumbuhan ini adalah kehadiran dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
Berkaca dari kegagalan tersebut, Gus Sholah menyatakan jika sebenarnya Indonesia ini sudah cukup ideal. Sebab, negara ini merupakan perpaduan antara ke Indonesiaan dan ke-Islam-an dalam berbagai bentuk. Termasuk di antaranya, banyak hukum Islam yang sudah diadopsi ke dalam undang-undang.
Oleh karena itu, keberadaan museum ini sesungguhnya juga untuk menghadapi kelompok-kelompok Islam yang berbeda. Kelompok Islam yang memperjuangkan apa yang dulu sudah pernah dilakukan oleh NU, hingga akhirnya mau menerima Pancasila.
"Kita sampaikan ini sebagai bantahan kepada kelompok Islam seperti pengikutnya Abu Bakar Baasyir, Majelis Mujahidin maupun Jaringan Anshorut Tauhid (JAT), dan juga kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)," ujarnya.
Di dalam museum ini, kata Gus Sholah, memberikan informasi mengenai datangnya islam ke nusantara secara damai, tanpa dukungan militer, politik, semata-mata berdakwah, berniaga maupun dengan cara mengawini penduduk lokal. Termasuk bagaimana cerita menyampaikan islam dengan cara yang baik, menghormati budaya, menggunakan medium dakwah seperti wayang, syair dan lain-lain.
"Jadi kalau ada yang mengatakan bahwa Negara Indonesia ini tidak sesuai dengan ajaran islam, toghut, maka kita sampaikan pada masyarakat bahwa itu tidak betul. Bagaimana mungkin negara yang didirikan oleh kelompok-kelompok termasuk di dalamnya kiai, tidak hanya NU, Muhammadiyah, PSII dan lain-lain ikut dalam proses mendirikan Indonesia, dikatakan bertentangan dengan islam, ini tidak betul," tegasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua organisasi ini dianggap sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang 4 partai pemenang pemilu 1955, sejarah, kiprahnya di dalam dunia perpolitikan.
Baca SelengkapnyaMantan politikus PKB Ahmad Effendy Choirie atau Gus Choi menceritakan kemunculan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Baca SelengkapnyaNaskah proklamasi berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) Tahun 1949 menjadi saksi bisu pemberontakan pasca kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaGus Yahya juga mengatakan pemberian mandat kepada dua orang tersebut lantaran keduanya mempunyai sejarah dalam berdirinya PKB
Baca SelengkapnyaBerikut beberapa fakta menarik Kementerian Agama RI!
Baca SelengkapnyaGus Choi secara singkat sempat menyinggung atau mengungkit sejarah berdirinya partai yang kini dipimpin Muhaimin Iskandar.
Baca SelengkapnyaZulhas ingin memperkuat persatuan dengan merangkul semua golongan, termasuk Nadhlatul Ulama (NU).
Baca SelengkapnyaSeorang ahli ulama dan tafsir Al-Qur'an ini begitu berjasa terhadap pelajaran Agama Islam agar bisa tercantum di kurikulum nasional.
Baca SelengkapnyaSosok pahlawan nasional yang pernah berjuang bantu Palestina sekaligus merumuskan Pancasila.
Baca SelengkapnyaGus Choi menegaskan keberadaan PKB karena jasa Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid dan juga Nahdlatul Ulama.
Baca SelengkapnyaPemilu 1955 memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia karena hasil pemilu tersebut menjadi dasar pembentukan negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baca Selengkapnya