Respons Imun Penerima Vaksin Covid-19 bisa Diketahui Lewat Uji Kuantitatif Serologi
Merdeka.com - Respons kekebalan tubuh dari seseorang yang telah melakukan vaksinasi Covid-19 bisa diketahui melalui uji kuantitatif serologi. Dokter spesialis patologi dari Siloam Hospitals Purwakarta, Adrian Suhendra menjelaskan bahwa uji serologi kuantitatif merupakan cara medis melalui pengambilan sampel darah yang berfungsi guna mengidentifikasi patogen di dalam tubuh manusia.
"Tujuannya untuk mengetahui dan melihat respons kekebalan tubuh seseorang atau antibodi dari seseorang yang telah mendapatkan suntik vaksin Covid-19," tutur Adrian saat diskusi virtual. Dikutip dari keterangan tertulis yang diterima, Senin (8/3).
Adrian Suhendra menuturkan, uji kuantitatif serologi dilakukan pada laboratorium khusus serologi yang bertujuan membaca hasil pemeriksaan secara kuantitatif. Wujudnya adalah jumlah titer antibodi yang ada di dalam darah.
-
Apa yang diukur oleh tes darah baru ini? Studi yang didanai oleh British Heart Foundation ini menemukan bahwa pasien dengan kadar protein neuropeptida Y (NPY) yang tinggi memiliki kemungkinan 50 persen lebih besar untuk meninggal akibat komplikasi jantung dalam tiga tahun dibandingkan mereka dengan kadar NPY yang lebih rendah.
-
Apa yang diukur dalam data kuantitatif? Jenis data kuantitatif adalah data yang bisa diukur, diberi nilai numerik, dan dihitung.
-
Bagaimana tes sidik jari bekerja? Sidik jari merupakan pola genetik yang terbentuk selama perkembangan janin dan berfungsi sebagai identitas unik seseorang, tetapi tidak ada bukti ilmiah yang mendukung bahwa pola tersebut memiliki hubungan langsung dengan kecerdasan, kepribadian, atau bakat anak.
-
Apa tujuan kuantitatif? Tujuan dari penelitian kuantitatif untuk mengukur dan menguji hubungan antar variabel dengan menggunakan angka dan statistik.
-
Bagaimana cara memperoleh data kuantitatif? Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran dengan menggunakan alat yang objektif dan baku.
-
Bagaimana cara mendapatkan data kuantitatif? Untuk mendapatkan fakta kuantitatif dalam penelitian, peneliti dapat menggunakan beberapa metode yang sistematis dan terstruktur, antara lain: Survei, Eksperimen, Pengamatan Terstruktur, Studi Longitudinal, Analisis Data Sekunder, Tes dan Skala Pengukuran, Observasi Partisipatif.
"Uji tes ini berbeda dengan rapid tes serologi sebelumnya, metode kualitatif, yaitu menunjukkan apakah hasil tes reaktif atau nonreaktif. Intinya adalah metode serologi kuantitatif berfungsi untuk mengecek imun tubuh paska vaksinasi," ungkap Adrian.
Tes kuantitatif serologi menggunakan immunoassay untuk menentukan nilai kuantitatif titer antibodi terhadap protein Spike-Receptor Binding Domain (S-RBD) Covid-19 dalam darah manusia. Metode ini akan membantu memberikan hasil nilai antibodi seseorang secara akurat sehingga pasien bisa mengetahui bagaimana respons imun tubuhnya terhadap Covid-19.
Tes ini termasuk jenis tes imunologi yang bersifat mengavaluasi titer antibodi Covid-19 dalam tubuh seseorang, baik itu pascavaksin Covid-19 maupun kondisi setelah terpapar Covid-19. Karenanya tes kuantitatif serologi berbeda dengan tes kualitatif serologi pada umumnya.
Tes kualitatif serologi bertujuan untuk skrining Covid-19, sementara tes kuantitatif serologi bertujuan mengetahui titer antibodi seseorang terhadap Covid-19 yang ditunjukkan dengan satuan u/mL. Selain itu, tes kuantitatif antibodi juga berguna dalam menilai respons imun humoral seseorang yaitu antibodi terhadap Covid-19 baik pada penyintas Covid-19 maupun pada individu penerima vaksin. Dalam prosesnya, pengumpulan sampel tes kuantitatif serologi diambil dari darah vena dengan waktu proses pemeriksaan adalah sekitar 120 menit.
Pada penerapannya, tes serologi kuantitatif ini ada memiliki tiga kegunaan, yaitu pertama bagi yang telah vaksinasi Covid-19, dapat mengetahui apakah tubuh sudah memiliki imun atau belum memiliki antibodi Covid-19. Kedua bagi penyintas Covid-19 bisa mengetahui apakah serologinya dapat memproteksi dirinya atau masih bisa terkena kembali. Dan ketiga terapi plasma konvaselen, yaitu sebagai pendonor (orang yang sembuh dari Covid-19 dan sudah di uji dengan hasil negatif) bagi penderita/pasien Covid-19.
Adrian Suhendra menambahkan, tes serologi kuantitatif pada umumnya bisa dilakukan secara berkala dan direkomendasikan untuk pasien yang sudah divaksinasi setelah periode 14 hingga 60 hari dari penyuntikan vaksin tahap kedua.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Transfusi darah putih adalah prosedur medis yang melibatkan pemberian sel darah putih dari donor ke penerima untuk mengatasi defisiensi.
Baca SelengkapnyaDengan mengetahui istilah kedokteran, seseorang bisa lebih mudah memahami saat melakukan tes pemeriksaan kesehatan.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru mengungkap penyebab sejumlah orang aman dari Covid-19 tanpa pernah terinfeksi.
Baca SelengkapnyaMetode PCR sebelumnya juga digunakan untuk mendeteksi virus corona.
Baca SelengkapnyaDari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaUji makanan dapat dilakukan dengan berbagai metode, salah satunya adalah pengujian kimia.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaMenurut Lulu Tobing, dengan cara tersebut dapat memperbaiki sel-sel di dalam tubuhnya.
Baca Selengkapnya