Retakan Baru Gunung Anak Krakatau, BMKG Minta Masyarakat Tetap Waspada
Merdeka.com - Badan Meteorologi, klimatologi dan Geofisika (BMKG) menemukan retakan baru di Gunung Anak Krakatau. Masyarakat diminta untuk waspada saat berada di 500 meter dari sekitar pantai.
"Sehubungan adanya paparan dari kepala BMKG terkait ditemukan retakan baru pada Gunung Anak Krakatau, dan jika ada potensi tentu harapannya tidak seperti kemarin," kata Prakirawan BMKG Klas I Serang Trian Asmarahadi saat dikonfirmasi, Kamis (3/1).
Ia menuturkan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengingatkan kepada masyarakat agar tetap waspada dalam menghadapi potensi bencana, terkait tsunami baik di Banten dan Lampung akibat aktivitas gempa tektonik maupun vulkanik.
-
Kapan Gunung Krakatau meletus? Letusan dahsyat Gunung Krakatau terjadi pada 27 Agustus 1883.
-
Kenapa BMKG minta warga waspada? Akibat prediksi itu masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaannya.
-
Apa yang harus dilakukan jika gunung berapi meletus? Setelah letusan terjadi, langkah-langkah yang perlu dilakukan meliputi evakuasi secepat mungkin, menghindari area yang terkena letusan, menggunakan masker untuk melindungi pernapasan, dan mengikuti petunjuk dari tim penyelamat.
-
Kenapa BMKG meminta nelayan waspada? BMKG lantas meminta para nelayan yang mencari ikan agar waspada karena gelombang tinggi ini berpotensi menimbulkan kecelakaan laut.
-
Bagaimana Gunung Batutara meletus? Letusan tersebut berupa abu vulkanik yang dimuntahkan ke dalam laut maupun letusan asap yang terus terjadi.
-
Apa saja upaya mitigasi bencana gunung meletus? Mitigasi bencana gunung meletus ini dilakukan dalam beberapa upaya, mulai dari pemantauan dan pengataman, pembuatan peta rawan bencana, sosialisasi dan edukasi, serta peringatan dini.
Dikatakan Trian, jangan sampai penurunan aktivitas Gunung Anak Krakatau menyebabkan masyarakat menjadi lengah.
"Namun BMKG mengupayakan agar jika terjadi lagi, BMKG dapat menditeksi kenaikan gelombang lebih awal dengan memasang sensor water level di pulau Sabesi dan PLTU Labuan," lanjutnya.
Sebelumnya Dwikorita Karnawati menyampaikan hasil kajian bahwa retakan muncul setelah gunung mengalami penyusutan, dari sebelumnya 338 meter di atas permukaan laut (mdpl) menjadi hanya 110 mdpl.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gunung Anak Krakatau melontarkan abu dengan tinggi kolom hingga 1.400 meter di atas puncak atau sekitar 1.557 meter di atas permukaan laut.
Baca SelengkapnyaGunung Anak Krakatau kini berada pada status level III atau siaga.
Baca SelengkapnyaPVMBG meminta penduduk di sekitar Gunung Ruang untuk tidak memasuki wilayah radius 6 kilometer dari pusat kawah aktif.
Baca SelengkapnyaNelayan Muara Angke saat ini menghadapi tantangan besar dengan adanya perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaMasyarakat sekitar atau wisatawan diminta tidak mendekati kawasan Gunung Rokatenda.
Baca SelengkapnyaKolom abu teramati berwarna kelabu kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah barat laut.
Baca SelengkapnyaDi Kabupaten Banyumas terdapat beberapa desa yang berjarak cukup dekat dengan puncak Gunung Slamet.
Baca SelengkapnyaGunung Marapi di Kabupatem Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar) kembali erupsi.
Baca SelengkapnyaSaat ini Gunung Marapi berada pada Status Level III (Siaga) dengan rekomendasi.
Baca SelengkapnyaJarak pantai Anyer ke Gunung Anak Krakatau 45-50 Km, dan radius tidak aman akibat erupsi berada di 5 Km
Baca SelengkapnyaGunung marapi saat ini berada Level III (Siaga) dengan rekomendasi tidak berada di radius 4.5 km dari pusat erupsi.
Baca SelengkapnyaDalam 24 jam terakhir sudah terjadi lima kali erupsi ketinggian 1.800 meter hingga 3.000 meter dari puncak Gunung Ruang.
Baca Selengkapnya