Revisi UU terorisme, Komjen Tito minta keamanan nasional diutamakan
Merdeka.com - DPR akan merevisi Undang-Undang Terorisme yang berlangsung sejhak beberapa waktu lalu, yang salah satu isinya memperpanjang penangkapan penahanan dari empat bulan menjadi enam bulan. Dalam masa penahanan enam bulan, diisukan titik kritis di mana jika seorang yang ditangkap belum memiliki status tersangka.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Tito Karnavian mengungkapkan, harus disesuaikan dengan apa yang ada di lapangan yakni antara civil liberty atau national security.
"Dalam hal ini, kita harus melihat pendapat masyarakat dahulu, kemudian dari pansus menilai. itu kemudian menjadi fenomenal antara civil liberty dengan national security yaitu kebebasan individu, kebebasan masyarakat dengan national sekurity. Itu merupakan bukan yang dikompensasi, harus ada yang dikorbankan," kata Tito saat ditemui, Selasa (19/4).
-
Siapa yang diprioritaskan BNPT? Pemerintah memprioritaskan penanganan penyintas bukan hanya dari aspek fisik, melainkan juga psikis dan keberlanjutan finansial.
-
Kenapa TNI menganiaya KKB? 'Karena ada informasi dari masyarakat yang menyatakan akan adanya pembakaran Puskesmas di Omukia Kabupaten Puncak. Nah kemudian terjadilah tindakan kekerasan ini,' sambungnya.
-
Kenapa TNI harus dijaga dari pengaruh partai politik? Pelihara TNI, pelihara angkatan perang kita, jangan sampai TNI dikuasai oleh partai politik manapun juga. Ingatlah, bahwa prajurit kita bukan prajurit sewaan, bukan prajurit yang mudah dibelokkan haluannya. Kita masuk dalam tentara karena keinsyafan jiwa dan sedia berkorban bagi bangsa dan negara.
-
Kenapa TNI harus netral di Pilkada? Harga mati bahwa TNI itu netral, sehingga seluruh prajurit TNI, khususnya dari matra darat itu diminta menjaga netralitas, termasuk saat menggunakan medsos untuk lebih berhati - hati dan bijak,' tegas mantan Danrem 152 Baabullah itu.
-
Siapa yang memimpin Kopassus di Timor Timur? Kisah ini Disampaikan Jenderal (Purn) Agum Gumelar Saat itu Agum masih berpangkat perwira menengah dan bertugas di Timor Timur tahun 1982. Dia memimpin Komando Pasukan Sandi Yudha (kini Kopassus).
-
Siapa yang memimpin pasukan TNI dalam Operasi Trikora? Mayjen Soeharto menjadi Panglima Komando Mandala dalam Operasi Trikora tahun 1962.
Tito mengungkapkan, kalau nasional sekuriti ternyata dianggap lebih penting karena ancaman yang tinggi, maka mau tak mau akan mengorbankan civil liberty meskipun sedikit. Namun ketika civil liberty aman dan damai, tidak ada serangan maupun dari analisa intelijen tidak akan terjadi gerakan-gerakan apapun yang berujung pada serangan teror.
"Nah sekarang kita lihat nilai, ini ada kasus Thamrin, ada serangan di Lahore, Istanbul, kemudian ada orang Uighur di Poso. Di Poso ada dinamika seperti itu, kemudian ada jaringan kemarin yang akan menyerang macam-macam ada di Bali segala macam, yang ratusan orang yang diancam, mereka kembali melakukan ancaman, silakan dinilai," ungkapnya.
"Masyarakat silakan menilai, DPR silakan menilai, apakah pendulumnya sudah harus masuk kepada lebih perlindungan keamanan nasional atau tidak. Kalau dianggap itu, berarti civil liberty harus dikorbankan sedikit di antaranya dengan menambah masa penangkapan penahanan, why not? Tapi kalau dianggap aman, sudah enggak perlu revisi dan lainnya enggak apa-apa juga, tapi kalau ada apa-apa ya tanggung jawab. Intinya kita kan kepentingannya untuk masyarakat bersama," tutupnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
TNI sudah melakukan reformasi internal, baik dari segi struktur, doktrin hingga kultur atau budaya.
Baca SelengkapnyaRomo Magnis mengingatkan, bahwa Presiden adalah penguasa atas seluruh masyarakat. Karena itu, hal yang harus dituntut kepadanya adalah etika.
Baca SelengkapnyaPenghapusan aturan larangan bisnis, tidak akan mengganggu tugas pokok dari fungsi TNI.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Jenderal Agus Subianto menegaskan Revisi (UU) Undang-undang TNI tidak akan menimbulkan dwifungsi.
Baca Selengkapnya"Satpol PP dan Satlinmas jumlahnya sangat banyak, tolong rekan-rekan menjaga integritas," kata Mendagri Tito
Baca SelengkapnyaMoeldoko menyebut, pada zaman dulu TNI memiliki yayasan yang cenderung digunakan untuk alat bisnis. Saat ini hal tersebut sudah tidak ada lagi di TNI.
Baca SelengkapnyaAgus mengungkapkan, saat ini prajurit TNI dibutuhkan di berbagai aspek
Baca SelengkapnyaJokowi meminta TNI AU kuat, namun bukan berarti manakut-nakuti musuh dan perang dengan negara lain.
Baca SelengkapnyaPrabowo menegaskan, beli alutsista hanya untuk memperkokoh pertahanan Indonesia.
Baca SelengkapnyaTNI meyakinkan bahwa penghapusan aturan larangan bisnis ini tidak akan mengganggu tugas pokok TNI.
Baca SelengkapnyaMabes TNI memastikan tetap mengirim personel pengamanan dari Puspom TNI kepada KPK
Baca SelengkapnyaJokowi meminta TNI memberikan pemahamam ke masyarakat bahwa beda pilihan politik dan menang kalah dalam Pemilu adalah hal yang wajar.
Baca Selengkapnya