Revitalisasi Taman Kota di Tangsel Telan Rp15 M, Warga Keluhkan Toilet Rusak dan Bau
Merdeka.com - Revitalisasi kawasan Taman Kota 2 Kali Jaletreng, Tangerang Selatan (Tangsel) menelan anggaran hingga Rp15 miliar. Meski berbiaya besar, ternyata hasilnya belum maksimal. Warga mengeluhkan kondisi toilet yang buruk dan tidak bisa digunakan sebagaimana fungsinya.
"Percuma telan anggaran besar, toilet rusak, bau dan tidak terawat," ungkap warga Tangsel, Rizki ditemui di Taman Kota 2 Kali Jaletreng, Selasa (6/4).
Pantauan di lokasi, taman yang baru diresmikan pemanfaatannya itu oleh Wali Kota Airin Rachmi Diany dan Komisaris Utama PT Garuda Indonesia Triawan Munaf, sangat rapih, cantik dan mewah. Karena seluruh fasilitasnya baru jadi dan tertata rapih.
-
Apa masalah yang ada di Tangsel? Dalam kesempatan ini, Marshel memanfaatkan waktu untuk mengamati berbagai masalah yang ada di Tangsel, yang akan diperbaiki di kemudian hari.
-
Apa yang menyebabkan polusi di Tangsel? Berdasarkan informasi, buruknya kualitas udara di wilayah Kota Tangerang Selatan dipincu oleh tingginya mobilitas transportasi di sana. Belum lagi, masih banyak masyarakat yang membakar sampah rumah tangga sehingga memperburuk kualitas udara.
-
Kenapa polusi di Tangsel lebih tinggi dari Jakarta? Saking parahnya, kualitas udara yang buruk di Tangerang Selatan disebut lebih tinggi dari Jakarta.
-
Kenapa warganet khawatir tentang toilet umum? Konten video ini memicu kekhawatiran di kalangan orangtua mengenai keselamatan anak-anak mereka. Banyak warganet yang merasa merinding saat membaca berbagai pengalaman dari sesama pengguna media sosial mengenai anak-anak di toilet umum.
-
Mengapa Pemprov DKI melakukan revitalisasi taman? Heru menyampaikan, revitalisasi justru dilakukan guna memperindah taman dan gedung TK Gudang Peluru. Warga, kata Heru hanya dipindahkan sementara karena revitalisasi sedang berlangsung. 'Kita memperbaiki taman dan gedung itu supaya lebih bagus. Mereka boleh di situ setelah dirapikan, silakan menjalankan kegiatan belajar mengajar di TK,' ucap Heru.
-
Bagaimana RTH di Jakarta bisa membenahi lingkungan? Program yang ditujukan di setiap kelurahan ini bisa menjadi batu loncatan untuk membenahi dan memperbaiki kualitas lingkungan hidup di kawasan permukiman padat.
Namun sayang, pada sisi toilet, taman yang merupakan hibah fasilitas sosial atau fasilitas umum dari pengembang BSD ini rusak dan tidak terawat sama sekali. Bahkan pada pintu toilet diberi informasi bahwa toilet hanya bisa digunakan untuk buang air kecil.
"Toilet mampet, hanya untuk buang air kecil. Jagalah kebersihan toilet ini," bunyi tulisan dalam kertas selembar yang ditempelkan pengelola toilet.
Terlihat dua bagian toilet yang ada di Taman Kota 2 itu tidak terawat. Bagian pintu plastik pada kedua toilet rusak dan kuncinya merupakan hasil modifikasi penjaga toilet dengan menggunakan paku beton.
Sementara semua sisi lantai luar dan dalam toilet terlihat sangat kusam, di bagian dalam toilet juga terlihat air menggenang di lantai sehingga menyebabkan aroma bau tidak sedap. Sementara pada dinding dalam toilet terlihat bekas sarang laba-laba.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangsel, Aries Kurniawan menegaskan bahwa anggaran revitalisasi Taman Kota 2 Kali Jaletreng tersebut menghabiskan anggaran belanja daerah (APBD) tahun 2020 hingga Rp15 miliar.
Uang warga Tangsel itu, digunakan untuk berbagai keperluan mempercantik dan menambah sejumlah fasilitas di area wisata dan olahraga keluarga bagi masyarakat umum itu.
"Kita lihat ada tandon mini, jogging track, pagar pengaman sungai, playground, lapangan Gate Ball, fitnes outdoor, rumah panggung, taman bunga, skate park, amphiteater, musola, toilet, area parkir. Itu yang sudah ada dan penambahan dari anggaran tahun lalu," kata Aries usai peresmian taman Kali Jaletreng Senin kemarin.
Selanjutnya, atau pada tahap II pembangunan Taman Kali Jaletreng, akan dilanjutkan sampai kawasan Sekolah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendikia.
"Tahun kemarin Rp 15 miliar, tahun ini 13 atau 14 miliar rupiah. Jembatan tembus jalan kaki. Ini tahap ke dua sampai Insan Cendekia," katanya.
Diterangkan dia, nantinya pengelolaan kawasan olahraga dan rekreasi terbuka tersebut, akan dikomersialisasikan dengan melibatkan pihak ketiga atau swasta.
"Ada suatu masukan, nanti apakah akan dikelola oleh ada pihak ke tiga yang menata dan memelihara. Konsepnya nanti akan dibahas bersama BPKAD (Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah)," terang Aries.
Menurut dia, dalam pengelolaan kawasan tersebut, bisa dilakukan penunjukan langsung oleh Pemerintah atau melalui mekanisme lelang.
"Mau 5 tahun atau 20 tahun, karena kalau 5 tahun bisa penunjukan langsung dan kalau 20 tahun harus lelang. Tujuannya nanti agar ada pemasukan PAD (pendapatan asli daerah) nanti kita lihat kelayakan penetapan tarif dan sebagainya. Tapi nanti konsepnya oleh BPKAD," ucap Aries Kepala Dinas PU Tangsel.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Calon wakil gubernur Jakarta Rano Karno bicara mengenai masalah-masalah di wilayah Jakarta yang perlu diselesaikan.
Baca SelengkapnyaRumah warga dibongkar dalam proyek pembangunan jalan provinsi di IKN.
Baca SelengkapnyaFasilitas maupun rumah warga yang rusak akibat pembangunan itu harus segera diperbaiki atau diganti dalam waktu singkat.
Baca SelengkapnyaProyek bendungan itu sempat mangkrak diduga karena kontraktornya tidak dibayar.
Baca SelengkapnyaHari ini, Tangsel ada di urutan dua dari sepuluh daerah dengan tingkat polisi tertinggi.
Baca SelengkapnyaBanjir melanda kota Depok sejak sore hingga menjelang malam.
Baca SelengkapnyaAlex meminta masyarakat bersabar menunggu kinerja tim penyelidik yang tengah mengumpulkan bukti.
Baca SelengkapnyaSebanyak 1.687 warga atau 600 KK di Perumahan Garden City, Kelurahan Gebang Raya, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang terdampak banjir.
Baca SelengkapnyaSampah plastik, sisa makanan, dan berbagai limbah rumah tangga lainnya menghambat aliran air di Kali Jatibaru.
Baca SelengkapnyaSudah lebih dari satu tahun, sampah di TPA Cipayung yang overload longsor dan menimbun sebagian badan Kali Pesanggrahan.
Baca SelengkapnyaBanyak rumah di kompleks tersebut sangat tidak terurus. Tak sedikit bangunan yang hancur karena tidak berpenghuni.
Baca Selengkapnya