Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

RI Punya Cadangan Tembaga Terbesar, Jokowi Minta Dimanfaatkan untuk Kemakmuran Rakyat

RI Punya Cadangan Tembaga Terbesar, Jokowi Minta Dimanfaatkan untuk Kemakmuran Rakyat Jokowi groundbreaking smelter PT Freeport di Gresik. ©istimewa

Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia masuk dalam kategori 7 negara yang memiliki cadangan tembaga terbesar di dunia. Dia meminta, sumber daya itu digunakan untuk kemakmuran rakyat.

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat melakukan groundbreaking Pembangunan Smelter PT Freeport Indonesia, KEK Gresik, Jawa Timur.

"Negara kita Indonesia memiliki cadangan tembaga yang sangat besar, sangat besar. Ini yang banyak kita enggak tahu," ungkapnya dalam siaran youtube sekretariat presiden, Selasa(12/10).

Orang lain juga bertanya?

Sebab itu, Jokowi meminta agar potensi tersebut harus dimanfaatkan. Terutama kata dia bisa menciptakan nilai tambah untuk negara.

"Potensi yang sangat besar ini kita manfaatkan sebaik-baiknya, sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Dengan menciptakan nilai tambah yang setinggi-tingginya," bebernya.

Jokowi meminta, potensi tersebut jangan sampai hilirisasinya berada di negara lain. Sehingga nilai tambah bisa dinikmati sendiri bukan untuk negara lain.

"Ini jangan sampai kita memiliki tambang, kita memiliki konsentrat, smelternya, hilirisasinya di negara lain. Seperti yang dikatakan pak menteri ada di Spayol, Jepang. Nilai tambahnya berarti mereka," bebernya.

Smelter PT Freeport Buka Lapangan Pekerjaan

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi berharap dengan adanya groundbreaking pembangunan smelter PT Freeport Indonesia, KEK Gresik bisa membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat. Khususnya di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

"Kita ingin nilai tambah itu ada di sini tadi disampaikan pak menteri bahwa ini dalam masa konstruksi saja akan ada 40 ribu tenaga kerja yang bisa bekerja. Artinya terbuka lapangan pekerjaan ini akan banyak sekali di kabupaten Gresik dan di Provinsi Jawa Timur, belum nanti kalau sudah beroperasi," kata Jokowi.

Dia menegaskan menciptakan lapangan pekerjaan adalah gol terpenting. Sehingga masyarakat dan bangsa Indonesia bisa semakin mandiri dan maju.

"Saya berharap kehadiran PT Freeport Indonesia di kawasan ekonomi khusus di Gresik ini akan menjadi daya tarik bagi industri-industri lain untuk masuk ke KEK gresik ini khususnya industri turunan tembaga, untuk ikut berinvestasi di sini," bebernya.

Sementara itu Jokowi juga mengatakan pemerintah akan terus memberikan dukungan penuh. Sehingga iklim investasi semakin baik. Dia pun menjelaskan pemerintah akan mendung infrastrukturnya, kemudahan dan kepastian berusaha.

"Kita dukung, kemudian ketersediaan SDM sesuai dengan kebutuhan industri juga nanti pemerintah provinsi, Pemerintah Kabupaten juga ikut mendukung agar KEK gresik ini semakin maju dan Indonesia akan semakin diminati sebagai tujuan investasi," pungkasnya.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Ingin Negara Lain Bergantung ke Indonesia untuk Kebutuhan Produk Tembaga
Jokowi Ingin Negara Lain Bergantung ke Indonesia untuk Kebutuhan Produk Tembaga

Menurut Jokowi, semua produk bahan mentah harus bisa diproduksi di Indonesia

Baca Selengkapnya
Tak Takut Digugat, Jokowi Bakal Setop Ekspor Tembaga dan Timah Mentah
Tak Takut Digugat, Jokowi Bakal Setop Ekspor Tembaga dan Timah Mentah

Pemerintah tengah bersiap menghentikan ekspor bahan mentah tembaga dan timah. Ekspor baru dilakukan setelah dilakukan hilirisasi.

Baca Selengkapnya
Fahri Hamzah Dampingi Jokowi, Ini Penjelasan Istana
Fahri Hamzah Dampingi Jokowi, Ini Penjelasan Istana

Fahri Hamzah juga salah satu tokoh yang sangat mendorong program hilirisasi saat menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI.

Baca Selengkapnya
10 Tahun Memimpin, Jokowi Klaim Sukses Bangun Banyak Smelter, Ambil Alih Freeport hingga Blok Rokan
10 Tahun Memimpin, Jokowi Klaim Sukses Bangun Banyak Smelter, Ambil Alih Freeport hingga Blok Rokan

Jokowi beberkan kesuksesan kebijakannya di bidang energi seperti ambil alih Freepot hingga bangun smelter di Tanah Air.

Baca Selengkapnya
Hilirisasi Diyakini Bawa Untung Besar, Ini Perhitungan Jokowi
Hilirisasi Diyakini Bawa Untung Besar, Ini Perhitungan Jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencatat, dari hilirisasi nikel saja mampu mencapai USD 33,8 miliar atau setara Rp 510 triliun.

Baca Selengkapnya
Jokowi Dorong Hilirisasi Agar RI Tak jadi Bangsa Pemalas: Ini akan Berbuah Manis
Jokowi Dorong Hilirisasi Agar RI Tak jadi Bangsa Pemalas: Ini akan Berbuah Manis

Jokowi tak ingin Indonesia hanya menjual bahan mentah tanpa nilai tambah.

Baca Selengkapnya
Hari Sumpah Pemuda, Jokowi: Kita Memiliki Peluang Mencapai Indonesia Emas 2045
Hari Sumpah Pemuda, Jokowi: Kita Memiliki Peluang Mencapai Indonesia Emas 2045

Jokowi menuturkan SDM disiapkan untuk memasuki pangsa kerja dengan produktif.

Baca Selengkapnya
Jokowi Minta Apindo Manfaatkan Potensi Hilirisasi Kelapa Hingga Rumput Laut
Jokowi Minta Apindo Manfaatkan Potensi Hilirisasi Kelapa Hingga Rumput Laut

Presiden Jokowi meminta kalangan pengusaha membidik potensi dari hilirisasi produk perkebunan dan kelautan.

Baca Selengkapnya
Jokowi Cerita Sempat Dibisiki 'Hati-hati Digulingkan' Saat Ingin Ambil Alih Freeport
Jokowi Cerita Sempat Dibisiki 'Hati-hati Digulingkan' Saat Ingin Ambil Alih Freeport

Jokowi menyebut, Indonesia kini memegang saham 51 persen dari PT Freeport dan ditargetkan akan menjadi 61 persen.

Baca Selengkapnya
Jokowi Perkirakan Negara Untung Rp80 triliun dari Smeltet PT Freeport Indonesia di Gresik
Jokowi Perkirakan Negara Untung Rp80 triliun dari Smeltet PT Freeport Indonesia di Gresik

Jokowi meresmikan smelter PT Freeport Indonesia di Gresik. Biaya investasinya mencapai Rp56 triliun.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Sudah 400 Tahun Kita Ekspor Bahan Mentah, Sejak Zaman VOC
Jokowi: Sudah 400 Tahun Kita Ekspor Bahan Mentah, Sejak Zaman VOC

Kejadian serupa juga terjadi pada tahun 1970 dan 1980, saat komoditas yang dimiliki banyak oleh Indonesia tidak memberikan nilai tambah bagi penerimaan negara.

Baca Selengkapnya