Ribuan Ekor Ikan Mati di Danau Batur, Petani Rugi Ratusan Juta Rupiah
Merdeka.com - Ribuan ekor ikan yang dibudidayakan warga di keramba jaring apung (KJA) di Danau Batur, Kabupaten Bangli, Bali, ditemukan mati, Selasa (2/3). Akibat kejadian ini para petani diperkirakan mengalami kerugian ratusan juta rupiah.
Berdasarkan data Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli, terdapat 22 orang pembudi daya yang terdampak kejadian ini. Jumlah ikan yang mati mencapai 11.950 Kg, sehingga kerugian diperkirakan sekitar Rp 250 juta. "Harga per kilogram di lapangan untuk ukuran ikan konsumsi Rp 25 ribu," kata I Wayan Sarma Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli, saat dihubungi, Rabu (3/3).
Dia menerangkan, matinya ribuan ikan tersebut diawali perubahan warna air di beberapa titik Danau Batur pada Minggu (28/2) pagi. Sebelumnya, hujan dan angin kencang melanda kawasan itu selama tiga hari berturut-turut, yang menyebabkan peristiwa letupan belerang atau up weiling.
-
Apa penyebab matinya ratusan ribu ikan? Menurut laporan penduduk setempat dan media-media lokal, gelombang panas brutal dan pengelolaan waduk adalah penyebabnya matinya ratusan ribu ikan tersebut.
-
Di mana ikan mati akibat gelombang panas? Foto udara memperlihatkan seorang nelayan mengumpulkan ikan mati akibat pekerjaan renovasi dan kondisi cuaca panas yang sedang berlangsung dari waduk di Provinsi Dong Nai, Vietnam, pada 30 April 2024.
-
Mengapa Ikan Belida terancam punah? Ikan pipih dan unik ini sekarang sudah berkurang populasinya. Bahkan, sudah termasuk jenis hewan yang terancam punah. Hal ini dikarenakan selalu dimanfaatkan secara berlebihan tanpa ada kontrol yang pasti. Otomatis, jumlah ikan ini turun drastis.
-
Siapa yang menargetkan produksi perikanan 24,58 juta ton? Menteri Kelautan dan Perikanan (KP), Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan bahwa target indikator utama dalam produksi perikanan pada rencana kerja pemerintah atau RKP 2025, mencapai 24,58 juta ton.
-
Kenapa terlalu banyak ikan pindang bahaya? Namun, di balik kelezatannya, konsumsi ikan pindang secara berlebihan dapat membahayakan kesehatan. Berikut beberapa bahaya yang dapat ditimbulkan: Hipertensi Kanker Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi ikan pindang yang diolah dengan pengasapan dapat meningkatkan risiko kanker. Proses pengasapan menghasilkan senyawa karsinogenik yang dapat merusak DNA dan memicu pertumbuhan sel kanker. Keracunan Merkuri Ikan pindang, terutama yang berasal dari laut, berisiko terkontaminasi merkuri. Merkuri merupakan logam berat yang dapat merusak sistem saraf dan otak, terutama pada anak-anak dan ibu hamil. Gangguan Pencernaan Konsumsi ikan pindang yang diolah dengan cara diasinkan dan difermentasi dapat meningkatkan risiko gangguan pencernaan, seperti diare dan keracunan makanan. Asam Urat Ikan pindang mengandung purin yang tinggi. Bagi orang yang memiliki kadar asam urat tinggi, konsumsi ikan pindang dapat memperparah gejala asam urat.
-
Siapa yang pernah menjadi korban racun ikan buntal? Pasalnya, berdasarkan informasi Africa Oceans Conversation Alliance, seekor anjing laut terbunuh oleh ratusan ikan buntal di tepi pantai karena gagal napas yang disebabkan oleh serangan ikan buntal.
Letupan belerang yang terjadi menyebabkan bercampurnya semua polutan yang membahayakan kehidupan biota danau serta sulfat dan fosfor yang mengikat oksigen. Akibatnya kandungan oksigen pada air danau sekitar letupan belerang menurun drastis.
Keadaan itu membuat ikan berusaha mendapat oksigen lebih banyak dan muncul ke permukaan. Berbeda dengan ikan yang hidup bebas di danau, ikan yang dipelihara dalam keramba atau jaring terbatasi pergerakannya untuk mendapatkan kualitas air dengan kandungan oksigen yang lebih baik.
"Penyebabnya adalah fenomena up weiling, pengadukan antara air permukaan dengan air bawah danau. Air bawah danau naik dan menimbulkan belerang yang menyebabkan ikan mati," imbuh Sarma.
Dia juga menyampaikan, bahwa fenomena ini terjadi hampir setiap tahunnya di antara Januari dan Februari. "Petani dan petambak ikan di sana mereka sudah familier dengan kondisi seperti itu. Hanya sebelum (terjadi) kita terus mengingatkan kalau bulan Januari sampai Februari ini perkiraan fenomena itu. Sudah mereka hafal oleh karena itu mengatur penebaran," ujarnya.
"Saya sudah memberikan surat edaran bulan Januari yang lalu. Kalau memang perlu dilakukan panen lebih awal, ya lakukan panen lebih awal, untuk mengurangi kerugian. Tapi, mereka spekulasi juga karena memang ini peristiwa tahunan tapi seperti tahun lalu tidak terjadi terlalu besar," sambungnya.
Fenomena itu biasanya akan terjadi sekitar 4 hari. Namun, pada Senin (1/3) kemarin sudah tidak ada semburan belerang. "Sudah mulai normal, karena hujan mulai berkurang dan embusan angin kencang berkurang. Kemarin kita sudah lakukan pendataan dan dua hari yang lalu kita melakukan pengukuran indikator air," ujar Sarma.
Di kawasan itu ada ratusan petani atau pembudi daya yang mengelola 9.300 KJA. Sarma mengingatkan mereka untuk mengikuti prosedur dalam antisipasi bencana letupan belerang atau up weiling. Pembudi daya diimbau menunda menebar ikan dan memberikan pakan ikan secara terbatas atau secukupnya sampai dengan kondisi cuaca lebih baik.
Selanjutnya, kata Sarma, pihaknya melakukan koordinasi dengan instansi terkait termasuk dengan organisasi kelompok masyarakat serta Asosiasi Pelaku Perikanan (APP) untuk membantu menyebarluaskan informasi serta menginformasikan perkembangan di sekitar wilayah danau. "Melakukan pemeriksaan terhadap kualitas air oleh Tim Posikandu Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli di beberapa lokasi letupan belerang," ujar Sarma.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pung menyebut kerugian akibat pencurian ikan atau illegal fishing mencapai Rp3,2 triliun.
Baca SelengkapnyaTotal ada 13 sapi milik warga yang mati secara mendadak.
Baca SelengkapnyaBerton-ton bangkai ikan yang menyelimuti pelabuhan wisata populer di Yunani ini mengeluarkan bau busuk menyengat.
Baca SelengkapnyaViral di media sosial fenomena ribuan ikan berukuran kecil terdampar di bibir Pantai Jimbaran.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem juga membuat petani udang rugi puluhan juta rupiah
Baca SelengkapnyaHama ini menyebabkan para petani kehilangan sawahnya hingga 200 hekatre siap panen.
Baca SelengkapnyaPemerintah harus bisa melakukan revitalisasi seluruh pelabuhan perikanan.
Baca SelengkapnyaBencana banjir bandang di Sumbar menyebabkan puluhan orang meninggal dunia
Baca SelengkapnyaGelombang panas brutal yang melanda Vietnam turut menimbulkan bencana ekologi dengan matinya ratusan ribu ikan di sebuah waduk.
Baca SelengkapnyaHasil tangkapan nelayan Dadap mengalami penurunan drastis akibat gencarnya pembangunan di pesisir utara Jakarta.
Baca SelengkapnyaFenomena El Nino mulai membawa kekeringan di Kabupaten Bekasi. Sebanyak 3.618,5 hektare tanaman padi di wilayah itu terancam gagal tanam.
Baca SelengkapnyaSembilan Kecamatan di Kabupaten Cirebon terdampak banjir setelah hujan deras yang melanda kawasan itu.
Baca Selengkapnya