Ribuan ikan di Sungai Serayu mati misterius
Merdeka.com - Ribuan ikan yang berada di sepanjang Sungai Serayu Banyumas mati misterius. Seorang warga pinggir Sungai Serayu, Aris (58), mengungkapkan ikan yang ada di Sungai Serayu tiba-tiba muncul ke permukaan.
"Tadi sekitar jam 9, banyak ikan yang tiba-tiba muncul dalam keadaan sekarat," ujarnya saat ditemui, Minggu (2/2).
Dia mengatakan kemunculan ikan-ikan membuat warga sepanjang Sungai Serayu mengambil ikan tersebut. Aris menjelaskan, ikan tersebut tiba-tiba muncul saat air yang berada di aliran Sungai Serayu berubah warna.
-
Apa jenis ikan yang ditemukan? Ikan berjenis ikan siput 'genus Pseudoliparis' ini ditemukan di kedalaman sekitar 8.336 meter di bawah laut.
-
Gimana mata ikan muncul di jari? Salah satu penyebab utamanya adalah gesekan berulang kali yang terjadi saat menggunakan alat-alat yang memerlukan tekanan pada jari tangan, seperti memegang alat tulis, menekan keyboard komputer, atau menggunakan alat musik seperti gitar atau biola.
-
Siapa yang memberi nama ikan bertaring ini? Tim peneliti internasional yang dipimpin ahli paleontologi dari Universitas Flinders, Dr Brian Choo menamai ikan ini Harajicadectes zhumini.
-
Bagaimana ikan ini menarik mangsanya? Esca ini berfungsi sebagai umpan untuk menarik perhatian hewan laut untuk makanan.
-
Dimana ikan mengerikan itu ditemukan? Ikan yang sangat langka dengan bentuk mengerikan ditemukan terdampar di pesisir pantai selatan Cannon, Negara Bagian Oregon, barat laut Amerika Serikat.
-
Dimana ikan Garra ekor merah ditemukan? Habitat ikan garra ekor merah ini tampaknya terbatas pada bentangan kecil sungai yang melintasi perbatasan antara Thailand dan Myanmar.
"Tadinya air berwarna agak bening, tetapi saat air berubah berwarna coklat tiba-tiba ikan muncul di permukaan," ujarnya.
Aris mengaku, tidak mengetahui penyebab pastinya ikan tersebut. "Saya tidak tahu penyebabnya, mungkin karena adanya longsoran di daerah hulu hingga membuat ikan kehabisan oksigen. Bisa juga karena penyebab lain," jelasnya.
Kepala Seksi pengendalian dan sumber Daya Balai Pengelola Sumber Daya Air (BPSDA) Serayu-Citanduy, Aryono mengatakan hingga kini pihaknya masih memastikan penyebab kematian ikan.
"Belum bisa dipastikan penyebab kematian ikan tersebut. Tetapi, yang jelas kematian ikan terjadi setelah adanya banjir bandang di hulu Sungai Klawing," jelasnya.
Ia menjelaskan banjir bandang pada Sabtu malam (1/2) tidak hanya menyebabkan ribuan ikan mati, tetapi juga pintu intake bendungan Slinga di Purbalingga tidak bisa berfungsi karena tumpukan sampah.
Saat ini BPSDA Serayu-Citanduy sudah mengambil sampel air sungai untuk diteliti lebih lanjut. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berton-ton bangkai ikan yang menyelimuti pelabuhan wisata populer di Yunani ini mengeluarkan bau busuk menyengat.
Baca SelengkapnyaSementara itu, teman Udin sekaligus ojek online, Mumu, menimpali bahwa jumlah ikan yang hanyut mencapai ratusan.
Baca SelengkapnyaIkan-ikan yang bermunculan itu tidak seperti ikan hidup pada umumnya, melainkan dalam keadaan lemas.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah foto Bumi 'Berdarah' yang diabadikan NASA.
Baca SelengkapnyaPemerintah diminta tegas terhadap pabrik yang mencemari Sungai Cileungsi.
Baca SelengkapnyaAir berubah warna dan bau menyengat. Kondisi ini membuat banyak ikan mati dan warga mengalami penyakit gatal.
Baca SelengkapnyaJasad korban ini tidak dibawa ke puskesmas atau RSUD, tetapi langsung dibawa ke rumah duka.
Baca SelengkapnyaNelayan penangkap ikan, Sutrisno, menceritakan kronologi saat proses penangkapan ikan tersebut.
Baca SelengkapnyaGelombang panas brutal yang melanda Vietnam turut menimbulkan bencana ekologi dengan matinya ratusan ribu ikan di sebuah waduk.
Baca SelengkapnyaBerikut penampakan Ikan Pari Jawa yang telah secara resmi dinyatakan punah.
Baca SelengkapnyaBangkai ikan besar ini masih berada di tepi pantai dan menanti tindakan lebih lanjut dari instansi yang berwenang.
Baca SelengkapnyaDi balik eksotisnya Sungai Musi dan Jembatan Ampera, terdapat mitos bagi masyarakat setempat.
Baca Selengkapnya