Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ribuan masyarakat Tengger di Malang rayakan hari raya Karo

Ribuan masyarakat Tengger di Malang rayakan hari raya Karo Masyarakat Tengger rayakan Hari Raya Karo. ©2015 merdeka.com/darmadi sasongko

Merdeka.com - Ribuan masyarakat Suku Tengger yang tinggal di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang menggelar upacara Hari Raya Karo ke-238. Upacara dipusatkan di tanah pemakaman desa setempat dengan dihadiri oleh seluruh warga bersama anak keturunan.

Hari Raya Karo merupakan cara bagi keturunan Tengger dalam bersyukur atas berkah yang diberikan Tuhan. Perayaan tersebut merupakan bentuk penghormatan kepada para leluhur.

Kegiatan diawali dengan sebuah upacara ritual di rumah kepala desa setempat. Warga yang rata-rata kaum perempuan datang dengan membawa aneka jajanan yang ditata di depan rumah. Acara dihadiri para perangkat desa dengan proses ritual dipimpin oleh seorang dukun desa.

"Ini kita sebut dengan Sedekah Pangonan. Sudah menjadi adat budaya yang dilaksanakan secara turun-temurun," kata Pujianto (42), Kepala Desa Ngadas saat ditemui di rumahnya, Selasa (6/10).

Alam pegunungan Tengger telah memberikan rezeki kepada anak turun Suku Tengger. Sedekah Pangonan ini bentuk rasa syukur kepada alam, tempat mencari rezeki yang dianugerahkan oleh Yang Maha Kuasa.

Jajanan-jajanan yang sudah mendapatkan doa dan mantera dari dukun adat, berikutnya sebagian diserahkan kepada kepala desa. Jajanan tersebut berikutnya dibagikan kepada masyarakat sekitarnya. Sedangkan sebagian lagi akan dijadikan taping atau sesembahan untuk kebun, ternak dan sawah, yang menjadi sumber kehidupan.

Acara dilanjutkan nyadran (ziarah kubur) oleh para perangkat desa ke makam tokoh leluhur desa Ngadas. Ada tiga makam dalam satu cungkup yang dikunjungi yakni Mbah Sedek yang meninggal pada 1824, Mbah Tirun meninggal pada 1831, serta Mbah Asmokerto yang meninggal pada 1970. Sebuah upacara singkat digelar untuk memanjatkan doa, sebelum kemudian menempatkan sesandingan untuk leluhur.

"Dalam sejarahnya desa ini dibuka 1774 oleh leluhur dari Mataram," kata Pujiono.

Seluruh warga desa selanjutnya berduyun-duyun menuju ke tanah makam desa. Warga membawa aneka masakan dalam rantang bersusun yang berisi buah-buahan dan aneka masakan. Satu keluarga berkumpul di makam luluhur masing-masing dengan membawa alas sebagai tempat duduk.

Sebagian membawa payung untuk melindungi diri dari terik matahari. Begitu tiba, sesaat mereka memanjatkan doa, sebelum kemudian mengikuti puncak kegiatan.

Sementara dari rumah kepala desa, beriringan para perangkat dan pemimpin adat berjalan dengan aneka tetabuan. Paling depan, berjalan dua ekor jalan kecak yang bergoyang mengikuti irama tetabuan. Seperti warga yang lain, para rombongan juga melengkapi diri dengan aneka makanan.

Rombongan langsung menuju atas panggung, upacara dimulai dengan dipimpin dukun desa, Sutomo (55) yang didampingi kakaknya, dukun Aman (56). Keduanya memanjatkan mantera-mantera doa sesuai dengan adat. Kekhusyukan doa, membuat masyarakat hening, bahkan hanyut dalam suasana batin masing-masing.

"Semua kebutuhan nafkah telah dicukupi oleh alam Tengger. Sisa dari makanan yang dinikmati di sini sebagian diletakkan di sawah, diberikan kepada ternak. Ini perwujudan terima kasih kepada bumi," kata Dukun Aman usai acara.

Keturunan Suku Tengger tinggal di 48 Desa yang tersebar di 4 Kabupaten, yakni Lumajang, Probolinggo, Pasuruan dan Jember. Sementara warga yang menempati Desa Ngadas berjumlah 498 Kepala Keluarga.

"Semua mengikuti dan menjalankan upacara adat seperti ini. Keturunan Tengger terikat dalam adat budaya, sama-sama memiliki dan sama-sama melestarikan," katanya.

Semua agama tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Suku Tengger. Secara komposisi di Desa Ngadas, hidup berdampingan antara Islam, Budha dan Hindu.

"Adat ini bukan milik agama, agama apa pun berkembang asalkan bisa mematuhi menghormati adat yang ada," ujarnya. (mdk/amn)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Melihat Pelaksanaan Upacara Adat Karo di Pasuruan, Cara Unik Warga Bersihkan Diri dan Lingkungan dengan Rapalan Doa
Melihat Pelaksanaan Upacara Adat Karo di Pasuruan, Cara Unik Warga Bersihkan Diri dan Lingkungan dengan Rapalan Doa

Kawasan Bromo Tengger Semeru tidak hanya memiliki pesona alam yang indah, masyarakat lokalnya juga memiliki kebudayaan yang memesona.

Baca Selengkapnya
Melihat Tradisi Nyadran, Perayaan Syukur Masyarakat Suku Tengger di Lumajang
Melihat Tradisi Nyadran, Perayaan Syukur Masyarakat Suku Tengger di Lumajang

Tradisi ini digelar setiap perayaan Hari Raya Karo yang jatuh pada tanggal 15 bulan Karo dalam kalender Saka.

Baca Selengkapnya
Merawat Tradisi Lebaran di Penjuru Indonesia
Merawat Tradisi Lebaran di Penjuru Indonesia

Tradisi Lebaran bukan cuma soal mudik dan makan ketupat. Di berbagai daerah banyak sekali tradisi dilakukan secara turun temurun dan hanya ada saat Lebaran.

Baca Selengkapnya
FOTO: Perayaan HUT Kabupaten Trenggalek, Warga Antusias Berebut Berkah Tumpeng Raksasa
FOTO: Perayaan HUT Kabupaten Trenggalek, Warga Antusias Berebut Berkah Tumpeng Raksasa

Warga percaya bahwa tupeng raksasa tersebut mengandung keberkahan dan kebaikan di dalamnya.

Baca Selengkapnya
Meriah tapi Sakral, Begini Potret Warga Banyuwangi Gelar Kenduri Massal di Sepanjang Jalan Kampung
Meriah tapi Sakral, Begini Potret Warga Banyuwangi Gelar Kenduri Massal di Sepanjang Jalan Kampung

Tradisi ini dilakukan turun-temurun karena dianggap membawa keberkahan

Baca Selengkapnya
Kreativitas Warga Jateng Rayakan Hari Kemerdekaan, dari Peragaan Kostum Unik hingga Arak Bendera Raksasa
Kreativitas Warga Jateng Rayakan Hari Kemerdekaan, dari Peragaan Kostum Unik hingga Arak Bendera Raksasa

Mereka melakukan itu semua demi memperingati jasa para pahlawan

Baca Selengkapnya
Iraw Tengkayu XII Meriah, Ribuan Warga Saksikan Pelarungan Padaw Tuju Dulung
Iraw Tengkayu XII Meriah, Ribuan Warga Saksikan Pelarungan Padaw Tuju Dulung

Puncak festival Iraw Tengkayu XII Tarakan di kawasan wisata Ratu Intan Pantai Amal berlangsung semarak, Minggu, (8/10) sore.

Baca Selengkapnya
FOTO: Kemeriahan Tradisi Ngarak Perahu yang Sudah Eksis Sejak 1939 Sambut Maulid Nabi Muhammad SAW di Tangerang
FOTO: Kemeriahan Tradisi Ngarak Perahu yang Sudah Eksis Sejak 1939 Sambut Maulid Nabi Muhammad SAW di Tangerang

Tradisi mengarak perahu dan pembagian hasil bumi dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW sudah dilakukan sejak tahun 1939.

Baca Selengkapnya
Melihat Tradisi Unik Sambut Lebaran di Indonesia, Masak Bareng hingga
Melihat Tradisi Unik Sambut Lebaran di Indonesia, Masak Bareng hingga "Perang Meriam"

Setiap wilayah di Indonesia punya caranya masing-masing dalam menyambut Hari Lebaran

Baca Selengkapnya
Meriahnya Ritual Kebo-keboan Alas Malang, Wujud Kekuatan Budaya Banyuwangi
Meriahnya Ritual Kebo-keboan Alas Malang, Wujud Kekuatan Budaya Banyuwangi

Ritual adat Kebo-keboan Alas Malang yang digelar masyarakat Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, Minggu (30/7), berlangsung meriah.

Baca Selengkapnya
Lima Tahun Sekali Kalender Suku Tengger Terdiri dari 13 Bulan, Ini Fakta di Baliknya
Lima Tahun Sekali Kalender Suku Tengger Terdiri dari 13 Bulan, Ini Fakta di Baliknya

Tradisi Unan-unan dirayakan oleh semua orang Tengger baik yang beragama Hindu, Islam, hingga Kristen.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Gunungan Ketupat di Nganjuk, Warga Kompak Sedekah dan Saling Memaafkan saat Lebaran
Mengenal Tradisi Gunungan Ketupat di Nganjuk, Warga Kompak Sedekah dan Saling Memaafkan saat Lebaran

Semua warga tampak semringah mengarak gunungan ketupat keliling kampung

Baca Selengkapnya