Ribuan sopir di Denpasar kembali demo tolak taksi online
Merdeka.com - Ribuan sopir di Bali kembali turun ke jalan. Tuntutan massa masih sama yakni mendesak taksi online yang tersebar di Denpasar segera ditutup.
Aksi ini diikuti oleh ribuan sopir taksi yang tergabung dalam Aliansi Sopir Bali, dipimpin oleh I Ketut Witra. Mereka berkumpul di patung dewa ruci, Kuta, Badung kemudian dilanjutkan ke Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bali, Renon Denpasar.
"Kami sudah melakukan demo ini selama 1 tahun. Kami merasa dicuekin," teriak Witra di lokasi, Selasa (14/3).
-
Dimana warga demo jalan rusak? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Kenapa warga demo jalan rusak? 'Ke mana uang pajak kami? Ke mana uang pajak kami? Bertahun-tahun kami merasakan jalan rusak yang seperti ini,' seru sang orator dalam sebuah video yang diunggah lewat Instagram @merapi_uncover.
-
Siapa saja yang ikut demo? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Siapa yang ikut demo? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Bagaimana reaksi pengendara mobil saat diprotes? Pengemudi mobil itu justru membuka kaca sambil mengeluarkan pistolnya.
Mewakili massa, Witra sesumbar akan terus melakukan aksi hingga tuntutan terpenuhi pemerintah. "Kami taksi konvensional membayar pajak. Sementara mereka tidak. Bila orang Bali sudah turun demo, artinya kami sudah tersakiti," tegasnya.
Massa pun memberikan ultimatum kepada pemerintah untuk bersikap hingga awal April. "Kami beri waktu sampai 1 April 2017. Kami benar-benar merasa di rugikan. Grab dan Uber ini merupakan milik orang asing. Disini kami benar-benar dirugikan dengan seenaknya mereka mengambil penumpang," paparnya.
Usai dari DPRD ribuan sopir taksi konvensional ini akan melanjutkan aksinya ke jalan yang dekat dengan bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
"Kami akan melanjutkan aksi ini lagi di dekat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai yang ada spanduk aplikasi tersebut," pungkasnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi unjuk rasa ini menuntut persoalan mengenai tarif di mana potongan yang dibebankan kepada mitra driver mencapai 20 persen hingga 30 persen.
Baca SelengkapnyaOjol berencana menggelar unjuk rasa pada hari ini soal pemotongan tarif yang dianggap membebankan mitra driver.
Baca SelengkapnyaGrab Indonesia tidak pernah memotong pendapatan Mitra Pengemudi untuk dialokasikan sebagai diskon bagi konsumen
Baca SelengkapnyaAda momen mengejutkan saat bule naik mobil komando lalu berteriak "Ojol sukses"
Baca SelengkapnyaUsai mendengarkan keterangan dari perwakilan Kominfo, massa membubarkan diri dengan tertib
Baca SelengkapnyaMereka memastikan akan tetap bekerja seperti biasa, tidak mematikan aplikasi, agar penumpang tidak dirugikan.
Baca SelengkapnyaRibuan driver ojek online di Kota Batam melakukan aksi mogok dan menggeruduk kantor perwakilan aplikator, Maxim, Grab, dan Gojek.
Baca SelengkapnyaSudah lebih dari enam jam lalu lintas di jalan arteri Kabupaten Bekasi tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.
Baca SelengkapnyaMereka menyuarakan sejumlah tuntutan, salah satunya meminta tarif dan insentif yang layak.
Baca SelengkapnyaKepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan sudah mengomunikasikan tiga hal bersama manajemen TransJakarta dan perwakilan demonstran.
Baca SelengkapnyaDemontrasi berpotensi menghambat pengguna layanan aplikasi karena pengemudi ojol menolak bekerja.
Baca SelengkapnyaRibuan pengemudi ojol menyampaikan uneg-uneg mereka soal kebijakan yang diberlakukan oleh pihak aplikator.
Baca Selengkapnya