Ribuan warga lereng Merapi blokir jalan tolak penambangan pasir liar
Merdeka.com - Ribuan warga lereng Merapi dari desa Hargobinangun, Purwobinangun, Girikerto dan Wonokerto melakukan aksi blokir jalan di pertigaan Candi, Purwobinangun, Pakem, Sleman. Mereka demo di tempat biasa truk-truk penambang pasir melintas, Selasa (17/2).
Mereka menuntut penambangan pasir di pekarangan rumah warga ditutup. Mereka khawatir penambangan dengan alat berat tersebut bisa menyebabkan kekurangan air dan jalan yang merupakan jalur evakuasi rusak. Menurut salah seorang warga, Supraptono penambangan pasir di dekat rumah sudah parah. Meski sudah ada larangan dan tak memiliki izin lagi backhoe dan truk terus hilir mudik di Purwobinangun.
"Dulu di sungai, kemudian dilarang, malah pindah membeli lahan warga dan menambang di situ," katanya.
-
Mengapa warga takut dengan abrasi di Air Manis? 'Takut pasti, namun tempat tinggal tidak ada selain di sini. Kalau pindah, tanah sekarang mahal, makan saja susah,' tuturnya.
-
Mengapa warga khawatir menggunakan air tercemar? Warga tak berani menggunakannya air karena khawatir berpengaruh terhadap kesehatan.
-
Kenapa warga demo jalan rusak? 'Ke mana uang pajak kami? Ke mana uang pajak kami? Bertahun-tahun kami merasakan jalan rusak yang seperti ini,' seru sang orator dalam sebuah video yang diunggah lewat Instagram @merapi_uncover.
-
Apa yang bikin warga resah? Momen teror suara ketuk puntu rumah yang terekam di kamera CCTV ini bikin warga sekitar resah.
-
Kenapa warga takut lewat jembatan rusak itu? 'Takut kalau lewat, gemetar mah ada. Terus harus pegang, takut ke bawah (jatuh) aja ini mah,' terangnya.
-
Dimana warga demo jalan rusak? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
Akibat penambangan liar tersebut lahan produktif menjadi tak bisa ditanami. "Bayangkan ada 500 lebih, tiap hari truk hilir-mudik, ada belasan backhoe. Rusak semua jadinya lahan," ungkapnya.
Tidak hanya kerusakan lingkungan, jalan yang dilalui truk pasir pun rusak parah, berlubang di sepanjang jalan. Ratusan truk lewat juga membuat warga sulit beraktivitas.
"Kita nyeberang jalan saja susah. Air pun juga sudah mulai berkurang. Musim hujan begini, volume sumur berkurang drastis," tandasnya.
Pantauan merdeka.com, saat ini warga masih ramai di pertigaan dusun Candi. Mereka menuntut agar delapan belas backhoe yang ada di desa mereka turun sekarang juga. "Kami sudah lelah ditipu, karena itu kami minta backhoe turun sekarang juga," pungkasnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Budi, salah seorang warga mengaku resah dan khawatir jika ada aktivitas tambang pasir
Baca SelengkapnyaWarga menyebut Peraturan Bupati soal jam operasional truk tambang di wilayah Kosambi sekadar pajangan. Mereka minta pemkab tutup aktivitas tambang.
Baca SelengkapnyaPengendara yang lewat kerap tergelincir karena jalan menjadi kubangan lumpur. Anak-anak sekolah pun terpaksa melepas sepatu saat melintas.
Baca SelengkapnyaSelama ini banyak kendaraan pengangkut logistik dan mobil yang berkepentingan ke lokasi penampungan imigran etnis Rohingya di Kuala Parek.
Baca SelengkapnyaSebelumnya warga sudah sempat memperbaiki jalan tersebut, namun akhirnya rusak kembali.
Baca Selengkapnyaaktivitas pertambangan emas ilegal yang marak di sekitarnya membuat air menjadi keruh pekat dan menyebabkan gatal-gatal.
Baca Selengkapnya4.000 hektare lingkungan yang rusak di Kabupaten Merangin akibat PETI.
Baca SelengkapnyaSudah bertahun-tahun, jalan raya yang kerap dilalui truk-truk tambang di Parung Panjang, Bogor ini mengalami kerusakan parah.
Baca SelengkapnyaAnak-anak terpaksa digendong warga agar sepatu dan baju mereka tidak basah saat melintasi sungai Regoyo.
Baca SelengkapnyaBeberapa batuan seukuran truk menggelinding dari puncak Gunung Merapi dan terdampar di tempat itu
Baca SelengkapnyaBeredar di media sosial, warga ramai-ramai mancing di sebuah kubangan. Terlihat lubang tersebut berukuran cukup besar dan berada di tengah jalan.
Baca Selengkapnya30 penambang batubara ilegal terancam lima tahun penjara.
Baca Selengkapnya