Ribuan warga Yogyakarta antre kopi gratis di Malioboro
Merdeka.com - Ribuan warga memadati kawasan Jalan Malioboro demi mendapatkan secangkir kopi gratis, Senin (2/10) malam. Banyaknya warga yang datang ini untuk merasakan kopi gratis yang dibagikan di acara Malioboro Coffee Night.
Konseptor acara Malioboro Coffee Night, Anggi Dita mengatakan acara ini diselenggarakan untuk memperingati HUT Kota Yogyakarta ke 261. Selain itu, lanjut Anggi, acara juga digelar untuk memeriahkan hari kopi internasional.
"Kami membagikan 10 ribu cup kopi gratis untuk warga. Acara ini melibatkan kurang lebih 50 tenant kopi," tutur Anggi, Senin (2/10).
-
Mengapa Pesta Rakyat Kopi Gombengsari diadakan? Kami mengadakan festival ini sebagai upaya membantu desa untuk mempromosikan kopi setempat. Agar apa yang telah dilakukan desa lebih dikenal secara luas,“ kata Ipuk.
-
Dimana lokasi Malioboro? Terletak di pusat kota, Malioboro terkenal dengan jalanannya yang ramai dan berbagai toko-toko serta pedagang kaki lima yang buka hingga larut malam.
-
Bagaimana menikmati suasana Malioboro? Pengunjung bisa menelusuri sepanjang jalan Malioboro yang padat dengan menemukan berbagai jenis oleh-oleh, karya seniman lokal, dan jajanan enak.
-
Dimana Pesta Rakyat Kopi Gombengsari diadakan? Desa Gombengsari, Kecamatan Kalipuro dikenal sebagai Kampung Kopi.
-
Siapa yang bisa dapat promo kopi? Hanya dengan menunjukkan tinta ungu di jari sebagai bukti mencoblos, pelanggan dapat menikmati berbagai penawaran menarik, mulai dari diskon hingga gratis minuman.
-
Kenapa Malioboro jadi wisata Jogja terhits? Bukan tanpa alasan kalau Malioboro sering menjadi setting film maupun FTV. Tempat ini memang benar-benar terasa Jogjanya.
Anggi menyampaikan acara Malioboro Coffee Night ini baru pertama kalinya diselenggarakan. Acara dimulai pada Senin (2/10) pukul 22.00 WIB dan akan diakhiri pada Selasa (3/10) pukul 07.00 WIB.
"Kami sengaja memilih Malioboro untuk mengenalkan kopi kepada masyarakat. Di acara ini, masyarakat bisa melihat proses pembuatan kopi dari saat dirosting hingga siap diseduh. Kami ingin mengenalkan proses panjang pembuatan kopi ini agar kopi bisa makin digemari," ucap Anggi.
Anggi menambahkan bahwa Yogyakarta memiliki potensi kopi yang luar biasa. Jumlah toko kopi maupun penikmat kopi di Yogyakarta terus bertambah jumlahnya. Ini, lanjut Anggi, membuktikan bahwa kopi mulai diterima dan menjadi budaya bagi warga di Yogyakarta.
"Potensi ekonomi kopi di Yogyakarta sangat luar biasa. Potensi ini harus bisa ditangkap peluangnya sehingga bisa menggerakkan perekonomian di Yogyakarta," tutup Anggi.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka melakukan long march sejak dari Taman Parkir ABA Yogyakarta hingga Kawasan Titik Nol Kilometer.
Baca SelengkapnyaSembako ini dibagikan Jokowi kepada warga Yogyakarta maupun pelaku ekonomi di kawasan Malioboro.
Baca SelengkapnyaSetiap hari menjelang waktu berbuka puasa, pengurus Masjid At-Taqwa membagikan ratusan paket takjil gratis berupa berbagai macam menu makanan dan minuman.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengunjungi kawasan Malioboro Yohyakarta pada malam akhir pekan sekembalinya dari luar negeri dan Papua.
Baca SelengkapnyaRektor Universitas Islam Indonesia (UII) Fathul Wahid sempat membacakan puisi berjudul 'Sak Karepmu' di depan ribuan massa aksi Jogja Memangg
Baca SelengkapnyaBeragam hiburan dan bazar murah rakyat yang disajikan untuk warga yang hadir.
Baca SelengkapnyaMomen meriah Masjid Jogokariyan saat bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaSejumlah warga yang membawa anak ikut berdesakan dalam antrean pembagian takjil gratis di Pemda Kabupaten Bogor di Cibinong.
Baca SelengkapnyaAda banyak pasar ramadan yang bisa dikunjungi sambil menunggu bedug magrib
Baca SelengkapnyaGerakan ini menginspirasi orang lain untuk ikut berbagi.
Baca SelengkapnyaPromo ini berlaku hanya dengan menunjukkan tinta ungu di jari sebagai bukti mencoblos.
Baca SelengkapnyaSiapa sangka, Jalan Malioboro tempo dulu menyimpan sejuta cerita.
Baca Selengkapnya