Ribut Ahok dan DPRD soal dana siluman dinilai kontraproduktif
Merdeka.com - Aktivis Gerakan Indonesia Bangkit, Adhie Massardi menyebut kisruh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan DPRD DKI Jakarta terkait 'dana siluman' RAPBD 2105 mengindikasikan politik di DKI Jakarta yang kontraproduktif. Hal ini dapat dilihat di silang pendapat dalam mediasi yang digelar Kemendagri yang berujung berbau cacian di antara Ahok dan sejumlah anggota maupun pimpinan DPRD DKI.
"Gejolak politik di DKI membuat kami gerah. Terlihat kontraproduktif. Legislatif dan eksekutif sama. Seharusnya DPRD dan Gubernur buat anggaran yang produktif untuk rakyat," kata Adhie di Cafe Penus, Jl. Cikini Raya, Jakpus, Senin (9/3).
Menurut Adhie, persoalan 'dana siluman' hanyalah masalah kecil, sehingga dapat diselesaikan secara musyawarah antara Ahok dan DPRD DKI. "Kalau setiap eksekutif dan legislatif ada masalah kecil dan di bawah ke ranah publik dapat mencederai demokrasi," lanjut Adhie.
-
Mengapa DPR RI mengajak komitmen bersama? Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin tekankan pentingnya komitmen bersama untuk menjaga perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Asia Tenggara.
-
Apa yang diminta DPR untuk KPK dan Polri? Lebih lanjut, Sahroni tidak mau kerja sama ini tidak hanya sebatas formalitas belaka. Justru dirinya ingin segera ada tindakan konkret terkait pemberantasan korupsi 'Tapi jangan sampai ini jadi sekedar formalitas belaka, ya. Dari kolaborasi ini, harus segera ada agenda besar pemberantasan korupsi. Harus ada tindakan konkret. Tunjukkan bahwa KPK-Polri benar-benar bersinergi berantas korupsi,' tambah Sahroni.
-
Siapa yang diharap DPR bekerja maksimal? 'Pilkada serentak ini pastinya tidak kalah ‘panas’ dari Pemilu kemarin. Dan salah satu ruang pertarungan ide itu adanya di ruang digital, media sosial. Nah peran Polri di sini yaitu memastikan agar tidak adanya hoaks yang dapat memecah belah masyarakat. Konten-konten ujaran kebencian dan fitnah juga harus dipantau. Jangan sampai ada pihak yang sengaja menggiring dan menyesatkan masyarakat. Saya yakin polisi bisa 100% menjaga kondusifitas keamanan sepanjang Pilkada,' ujar Sahroni dalam keterangan (11/9).
-
Bagaimana DPR mendukung kinerja Kejagung? 'Tentunya Komisi III selalu memantau serta mengapresiasi kinerja setiap insan Adhyaksa, di mana pun mereka berdinas. Karena mengemban amanah menjadi penegak hukum itu memang tidak mudah. Pastinya ada berbagai godaan dan rintangan yang terus merintangi kinerja jaksa.'
-
Apa yang diapresiasi DPR dari Kejagung? 'Kasus kakap yang telah diungkap pun nggak main-main, luar biasa, berani tangkap sana-sini. Mulai dari Asabri, Duta Palma, hingga yang baru-baru ini soal korupsi timah. Penerapan restorative justice juga terus meningkat setiap tahunnya. Dan selain itu, penyelenggaraan Adhyaksa Awards 2024 malam ini pun merupakan wujud nyata inovasi yang hebat dari Pak Jaksa Agung, pertama dalam sejarah. Ini bisa jadi daya pacu bagi seluruh jajaran untuk berlomba-lomba meningkatkan prestasi dan melayani masyarakat,' ujar Sahroni
Sementara, di tempat yang sama, Ahli tata hukum negara, Margarito Kamis mengaku akan melawan aktor dibalik 'dana siluman' APBD DKI. Menurutnya, siapapun yang bertindak otoriter mencuri uang rakyat harus dilawan.
"Hanya dalam kerajaan absolut raja sesukanya meminta uang rakyat. Raja ambil uang rakyat tanpa perlu persetujuan rakyat. Dan itu yang harus kita lawan," kata Margarito.
Margarito mengambil contoh runtuhnya sebuah Kerajaan di Eropa berbentuk monarki absolut saat Revolusi Prancis. Menurutnya, era kerajaan absolut di Eropa yang mengambil uang rakyat adalah sebab dari runtuhnya kerajaan tersebut.
"Revolusi Prancis mengubah semua itu. Raja mengambil uang rakyat tanpa perlu persetujuan. Dan itulah yang harus kita lawan," tutur Margarito.
Dari contoh itu, Margarito melihat Ahok dan DPRD DKI sama-sama bermain dalam 'dana siluman ini. Menurutnya, baik APBD dan APBN adalah hak rakyat. Secara konstitusional anggaran yang dikumpulkan dari rakyat tersebut tidak boleh dipakai tanpa persetujuan rakyat melalui wakilnya serta dalam negara demokratis, anggaran tersebut harus dirancang bersama-sama.
"Tidak boleh ada anggaran yang tidak dibicarakan kepada rakyat. Oleh karena itu, proses hukum tetap dilanjutkan dan hak angket juga diteruskan di DPRD sehingga kita tahu di mana pelanggarannya dan negara kita makin baik," pungkasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ledia meminta klarifikasi kepada pejabat anak buah Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, uang yang ada malah dipakai untuk hibah-hibah politis.
Baca SelengkapnyaSekretaris Daerah (Sekda) Bali Dewa Made Indra menanggapi soal ucapan Presiden. Meskipun Presiden tak menyebut spesifik daerah yang dimaksud.
Baca SelengkapnyaUstaz Dasad Latif sindir pemerintah mengenai wajib pajak yang dibebankan kepada rakyat.
Baca SelengkapnyaPDIP menilai dengan bertambahnya jumlah kementerian artinya menambah jumlah anggaran atau tidak efisien.
Baca SelengkapnyaDoli meminta para elite politik jangan menunjukkan sikap perbedaan yang kontras secara terbuka. Agar pemilu bisa berjalan tanpa keterbelahan.
Baca SelengkapnyaDia juga menyoroti potensi tumpang tindih antara kebijakan daerah dan kebijakan pusat.
Baca SelengkapnyaPadahal, sebelumnya jumlah kabinet dibatasi hanya 34 menteri.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengingatkan agar anggaran besar tidak dibagikan ke dinas-dinas terkait
Baca Selengkapnya"Semua dievaluasi kan ada Badan Pembinaan BUMD," kata Heru.
Baca SelengkapnyaAHY mengkritik janji-janji para Capres-Cawapres selama Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaJokowi menyinggung bahwa anggaran tersebut banyak digunakan untuk hibah-hibah yang arahnya ke politik.
Baca Selengkapnya