Ricuh demo mahasiswa di Sumut, Kapolda minta pendemo taat aturan
Merdeka.com - Kapolda Sumatera Utara Irjen Agus Andrianto mengatakan, jika ada masyarakat yang ingin melakukan aksi harus memedomani ketentuan yang ada. Hal itu setelah adanya aksi yang dilakukan oleh sejumlah mahasiswa yang dilakukan di depan gedung DPRD Sumut, Kamis (20/9) lalu.
"Sebenarnya saya sudah beberapa kali memberikan contoh kepada personel (anggota) bahwa unjuk rasa itukan hak, tapi dalam nyalurkan aspirasi harus memedomani ketentuan yang ada. Intinya bahwa sepanjang mereka melaksanakan unjuk rasa di muka umum dengan baik ya kita harus layani," kata Agus di Mapolda Sumatera Utara, Senin (24/9).
Menurutnya, kerusuhan yang terjadi pada Kamis (20/9) lalu itu karena adanya dua pihak yakni satu pendukung pemerintah dan satu lagi yang kontra akan kinerja pemerintah.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Apa yang terjadi pada kerusuhan ini? Dalam peristiwa tersebut, 47 orang Yahudi dan satu orang Prancis terbunuh, banyak yang terluka, dan harta benda dirusak.
-
Dimana kerusuhan terjadi? Prada Triwandi berani mengamankan masyarakat saat terjadi kerusuhan di wilayah Sentani, Kabupaten Jayapura.
-
Di mana kerusuhan terjadi? Kerusuhan anti-Yahudi terjadi pada 7–8 Juni 1948, di kota Oujda dan Jerada, di protektorat Prancis di Maroko sebagai tanggapan terhadap Perang Arab-Israel tahun 1948 yang diikuti dengan deklarasi berdirinya Negara Israel pada tanggal 14 Mei.
-
Siapa yang terlibat keributan? 'Minggu (7/7), terjadi perselisihan antara saudara MK dan DN di salah satu acara hajatan di wilayah hukum Polsek Majalaya,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Siapa yang terlibat dalam perseteruan ini? Keputusan ini muncul sebagai bagian dari perseteruan panjangnya dengan mantan suaminya, Atalarik Syach.
"Kemarin kan karena ada dua pihak, satu pendukung dan satu yang komplain, nah sekarang ini selama saya program 100 hari di Polda Sumatera Utara salah satu permasalahan yang paling pokok adalah masalah kemacetan. Kemacetan ini ternyata banyak faktornya yakni ada terminal bayangan, ada pasar yang ada di jalan kemudian sampai ke bahu jalan, parkir liar yang dilaksanakan preman dan lain sebagainya," ujarnya.
"Ini lah yang sekarang sedang kita tertibkan, dalam pelaksanaannya kami melaksanakan OTT pengurangan pajak restoran, ada kongkalikong antara Dispenda kota Medan dengan wajib pajak. Pada saat penggeledahan ternyata kita tahu bahwa pajak reklame yang targetnya begitu besar itu baru sekitar Rp 3 miliar. Ternyata reklame-reklame di kota Medan banyak. Tentunya dengan kebijakan tersebut, kami minta kepada pak walikota untuk segera perbaiki," sambungnya.
Menurutnya, hukum bukan merupakan satu-satunya alat untuk memasukkan orang ke dalam penjara tapi juga bisa membuat orang menjadi lebih baik. Ia pun meminta kepada Pemkot Medan untuk melakukan perbaikan, supaya semua itu untuk masyarakat.
"Sekarang sudah dirasakan bagian masyarakat baru empat minggu kita kerjakan tentu masyarakat sudah tahu apa. Tentu ini ada pihak yang pro-kontra masyarakat secara umum mungkin mendukung, tapi ada yang punya kepentingan untuk pribadi. Sehingga pada saat satu ada mendukung pemerintah, satu tidak paham menuntut sesuatu, ada penyusup-penyusup kepentingan lokal nah itulah mungkin anggota ini mencegah di tengah," ungkapnya.
"Kemudian yang satu melempar tidak sampai kena anggota yang kiri ngelempar tidak sampai kena anggota, sehingga anggota kalau nyerang yang dukung pemerintah kan enggak mungkin. Nanti dianggapnya rakyat, sehingga yang menjadi sasaran adalah temen-temen, itu adalah langkah untuk melerai. Kebetulan Kasat serse dan Kasat Narkoba juga menjadi korban, artinya bahwa itu bukan sesuatu yang disengaja dan itu juga sudah kita lakukan pemeriksaan juga kepada anggota atau investigasi ke dalam," katanya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Massa menolak Pemilu curang sampai menerobos barikade polisi.
Baca SelengkapnyaLemparan batu, botol, dan benda lainnya sempat mewarnai kericuhan tersebut.
Baca SelengkapnyaKedua kubu awalnya hanya saling beradu argumen, namun situasi kian panas hingga diwarnai lemparan batu dan botol air mineral.
Baca SelengkapnyaDemo ini menuntut DPR agar tidak mengesahkan RUU Pilkada.
Baca SelengkapnyaDi tengah gelombang aksi mahasiswa, Ibu Negara Iriana Jokowi melakukan kunjungan kerja di sejumlah tempat di Kota Makassar.
Baca SelengkapnyaAksi demo di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Rabu (27/3/2024) berlangsung ricuh. Dua kubu massa saling melempar batu dan botol air.
Baca SelengkapnyaMereka sempat meledek massa kontra dengan pemilu yang didominasi dengan orangtua lantaran hanya duduk saja tanpa ada melakukan orasi.
Baca SelengkapnyaDemonstrasi terkait RUU Pilkada di Semarang berakhir ricuh. Puluhan mahasiswa harus dirawat di rumah sakit dan puluhan lainnya ditahan polisi
Baca SelengkapnyaSaling dorong yang terjadi membuat pagar balai kota akhirnya jebol. Sebagian massa tampak masuk ke kompleks balai kota. CCTV, tanaman dan paving block dirusak.
Baca SelengkapnyaSaat massa 02 hendak masuk ke area Patung Kuda yang berada Jalan Medan Merdeka Barat, terjadi pelemparan dari arah pendukung 01
Baca SelengkapnyaPolisi berhasil menguraikan massa melalui pasukan PHH dengan SOP yang ada
Baca SelengkapnyaDelapan mahasiswa yang melakukan demo ditetapkan polisi sebagai tersangka.
Baca Selengkapnya