Ridwan Kamil Malu Sungai Citarum Kotor Diviralkan Bule
Merdeka.com - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengungkapkan progres penanganan dan kendala yang dihadapi dalam program Citarum Harum. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan percepatan pembenahan harus tetap berjalan.
Ridwan Kamil sebelumnya mendampingi Luhut yang meninjau progres pelaksanaan program percepatan pengendalian pencemaran dan kerusakan DAS Citarum. Beberapa lokasi didatangi, di antaranya, Secaba Rindam III Siliwangi, TPSA Cicabe, Jajaway Cidurian hingga Kantor Satgas Citarum.
Menurut Ridwan Kamil, air adalah simbol peradaban. Artinya, siapa yang merawat air sedang merawaat peradaban yang akan diwariskan kepada generasi selanjutnya. Namun dalam praktiknya, perjalanannya tidak selalu baik.
-
Apa yang dilakukan Ridwan Kamil di Setu Babakan? Tiba di lokasi, RK didampingi Foke langsung mengelilingi Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi dan Museum Betawi.
-
Siapa yang membantu masyarakat di sekitar Sungai Citarum? Indra Darmawan adalah sosok yang berperan penting dalam Yayasan Bening Saguling.
-
Apa yang diserahkan kepada Ridwan Kamil? Hari ini Bang Eki mewakili kawasan dewan adat dari Bamus Betawi menyerahkan satu dokumen rekomendasi tentang bagaimana pelestarian budaya Betawi di Jakarta yang baru, Jakarta yang naik kelas menjadi kota global,' kata RK.
-
Siapa yang mencatut nama Ridwan Kamil? Dilansir dari akun Instagram resminya @ridwankamil, Ridwan Kamil telah membantah dan mengklarifikasi nomer WhatsApp tersebut.
-
Mengapa Ridwan Kamil ingin selesaikan polusi udara? Ridwan Kamil menyampaikan, polusi udara harus diselesaikan. Menurut informasi yang diterima, sebagian besar pasien rumah sakit banyak yang menderita ISPA, salah satu faktornya akibat kualitas udara yang kian memburuk.
-
Siapa ketua tim sukses Ridwan Kamil-Suswono? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus telah menunjuk Ahmad Sahroni sebagai Ketua Tim Pemenangan pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono.
“Alam itu sebenarnya sudah seimbang, cuma sering kali manusia tanpa ilmu memaksakan hidup dengan alam. Bantaran citarum itu daerah banjir sebelum ada manusianya juga dayeuhkolot daerah paling rendah tapi manusia tanpa ilmu memaksanakan diri tinggal di daerah yang basah, akibatnya solusinya jadi mahal seperti ini. Tapi apapun itu, kita yang ditakdirkan oleh Allah SWT dengan jabatan kita selesaikan permasalahan peradaban ini,” ucap dia.
Menurut Ridwan Kamil, adanya Perpres 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum memudahkan proses pengendalian. Terlebih pemerintah daerah bersinergi dengan TNI dan Polri hingga komunitas serta akademisi termasuk media dalam penanganan sungai ini.
“Saya sudah keluarkan SK selama 7 tahun menerjemahkan arahan pak presiden tapi kami melakukan revisi karena anggaran kami dan pusat terrefocusing oleh covid. Jadi intinya ada penyesuaikan target tapi tidak mengurangi subtansinya atau kualitatifnya,” kata dia.
Beberapa poin progres disampaikan oleh Ridwan Kamil kepada Luhut. Di antaranya, kualitas air di Citarum saat awal program ini berjalan poinnya 33,43 atau masuk kategori tercemar berat jorok kotor. Target di tahun 2020 bisa membuatnya menjadi kategori tercemar sedang. Namun, kinerja semua pihak membuat kualitas air di Sungai Citarum menjadi kategori Cemar Ringan.
Saat program ini selesai, ia berharap bahwa mutu airnya sudah masuk kelas 2. Sehingga, ikan-ikan sudah bisa hidup baik, dan manusia bisa berenang di aliran sungai Citarum.
“Kita dibully sungai terkotor di dunia diviralkan sama bule, sedih lah sebagai anak bangsa. kita akan buktikan kita akan undang lagi, kita akan viralkan bahwa bangsa Indonesia kalau kompak tidak bisa dikalahkan,” terang dia.
Capaian selanjutnya adalah targetnya akumulasi di 2021 lahan kritis di dalam dan luar kawasan hutan hanya 15 ribu hektare, namun realisasinya sudah mencapai 26 ribu hektare dan akan terus dilanjutkan hingga 80 ribu hektare.
Dari sisi pengelolaan sumber daya air dan pariwisata, luas volume dan genangan air sudah diselesaikan 90 persen dari target 70 persen. Setidaknya ia meminta di tahun ketiga program berjalan untuk penataan ruang dibantu pemerintah pusat.
Lalu, kendala yang dihadapi adalaha penanganan limbah industri menckup pembinaan baru berhasil menyasar 300 industri dari target 1.100 industri yang perlu dibina. Limbah domestik yang menyangkut teritorial rumah di perkampungan padat, dari 135 ribu ia mengakui keteteran.
“Ini akan kita sempurnakan. kemudian persampahan kita kurang sedikit targetnya terkendali 3.100 ton baru 2.700 ton per hari ini. (Penanganan) kalau bertemu manusia, ada yang mudah mengerti ada yang susah mengerti ngeyel ini ternyata lebih lama dari yang kita teorikan,” jelas dia.
“Idealnya (anggaran yang dibutuhkan) sekitar Rp 34,8 triliun, sebagian besar dari APBN, dari provinsi dan gabungan kab kota. berikut kita lakukan penyesuaian yang sesuai kondisi dan rata-rata karena covid-19,” ucap dia.
“Kami mohon izin ada janji dari PUPPR untuk membolehkan sebagiann titik di bantaran yang lebar khusus untuk fungsi bangunan persampahan, sambil saya titip ke wali kota bupati membantu membebaskan (lahan),” terang dia.
“(saya berharap nanti di Citarum) yang berenang tidak hanya ikan, nanti manusia. Kalau swimable, saya sebagai Dansatgas mungkin akan berenang juga kalau sudah memungkinkan. (dalam prosesnya) ada progres, ada kendala juga saya jujur. Kami ingin buktikan jabar juara lahir batin, citra yang jorok bisa menjadi yang terbersih,” kata dia.
Di sisi lain, Luhut menyatakan bahwa tempat pengolahan sampah terpadu dengan teknologi RDF lebih praktis daripada sistem waste to energy meskipun dalam skala kuantitas sampah baru bisa terolah 200-400 ton. Pengembangan terus dilakukan.
Menurut dia, penting bagi pemkab atau pemkot mengarusutamakan kembali program citarum harum dan menglokasikan anggaran yang memadai untuk rehabilitasi dan revitalisasi untuk DAS citarum.
“Ini harus dimanfaatkan dan pelaksanaannya harus dipercepat, harus terintegrasi dengan pemerintah daerah, terutama terkait penyediaan lahan, kita hampir dua tahun ini menghadapi covid-19. Sekarang sudah membaik, kita harus duduk lagi mencatat dimana yang bisa, sehingga bisa dibuat tempat sampah disana,” tegas dia.
“Memang kita dapat 100 juta USD dari World Bank untuk menata Citarum Harum ini. Penggunanyan juga bagus, kita akan dukung juga dari APBN kegiatan dan program yang optimal haris dipercepat tahun depan. Banyak yang tidak percaya bahwa progres Citarum Harum seperti sekarang. Saya minta Panglima, Pangdam III Siliwangi, di hulu, penanaman sudah dimulai, bekerja lagi kesana cek lagi. Nanti saya, sebelum presiden datang, mau lihat juga,” pungkasnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kondisi Sungai Citarum semakin membaik. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta pemerintah pusat tetap berperan menanggulangi pencemaran di sungai itu.
Baca SelengkapnyaGaya Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengecek program Citarum Harum bersama Kasad Jenderal Maruli Simanjuntak mencuri perhatian.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil bercengkrama dengan warga sambil minum bir pletok, minuman asal khas betawi.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil mengaku tak mau memperdebatkan cara siapa yang paling paten mengatasi masalah sungai di Jakarta.
Baca SelengkapnyaSungai Cileungsi mulai menghitam, mengeluarkan bau tak sedap hingga matinya ikan-ikan di sana diduga disebabkan tercemar.
Baca SelengkapnyaPemerintah diminta tegas terhadap pabrik yang mencemari Sungai Cileungsi.
Baca SelengkapnyaCalon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil berencana membangun Kawasan Ciliwung dengan konsep Pentahelix.
Baca SelengkapnyaCalon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono berencana membangun moda transportasi air (waterway) di sungai-sungai di Jakarta.
Baca SelengkapnyaRiver Way semacam sistem transportasi yang memanfaatkan 13 aliran sungai/kali Jakarta.
Baca SelengkapnyaHal itu setelah dirinya mendapat masukan warga yang ingin ada pengerukan rutin di sungai-sungai seperti era Ahok.
Baca SelengkapnyaDia menyadari meski sudah digagas Sutiyoso dan tak berlanjut, pengembangan angkutan sungai sudah ada.
Baca SelengkapnyaRano menceritakan kisah semasa kecilnya saat tinggal di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat.
Baca Selengkapnya