Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Riset LSI Denny JA: Jika Patuh 5 Hal Ini, Indonesia Bisa Mulai Bekerja di Luar Rumah

Riset LSI Denny JA: Jika Patuh 5 Hal Ini, Indonesia Bisa Mulai Bekerja di Luar Rumah Volume kendaraan pribadi kembali meningkat. ©2020 Merdeka.com/Iqbal Nugroho

Merdeka.com - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil riset mengenai Covid-19. Hasilnya, pada Juni 2020 Indonesia dapat memulai kembali aktivitas bekerja di luar rumah secara bertahap.

"Bulan Juni 2020, secara bertahap, dengan mematuhi lima kisi-kisi, Indonesia saatnya memulai kembali bekerja di luar rumah," ucap Peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman saat jumpa pers hasil riset bertajuk 'Indonesia Bekerja Kembali: Lima Kisi-kisi' melalui telekonferensi, Sabtu (16/5).

LSI Denny JA memberikan lima kisi-kisi sebelum Indonesia bisa kembali bekerja di luar rumah pada Juni 2020. Pertama, kebijakan itu bisa dimulai dari daerah yang mengalami penurunan kasus harian positif Covid-19.

Orang lain juga bertanya?

"Riset LSI Denny JA, yang telah dirilis sebelumnya, menunjukkan bahwa ada empat wilayah yang masuk ke dalam tipologi B (baik). Yaitu wilayah yang tambahan kasus hariannya menunjukkan penurunan dari waktu-waktu meski tak drastis pasca pemberlakuan PSBB," ujar Ikram.

Kisi-kisi kedua yakni warga yang rentan terpapar corona dapat tetap bekerja di rumah. Sementara warga dengan usia tidak rentan diperbolehkan bekerja kembali di luar rumah.

"Data Indonesia menunjukkan bahwa angka kematian akibat virus corona paling tinggi terdapat pada usia di atas 45 tahun. Di kelompok usia ini, hingga saat ini, angka kematiannya mencapai di atas 80% dari total jumlah kematian akibat Covid-19," imbuhnya.

Artinya berdasarkan data, mereka yang usianya di bawah 45 tahun dapat kembali bekerja. Sementara mereka yang usianya di atas 45 tahun, tetap diminta untuk bekerja dari rumah (work from home).

"Pemerintah Indonesia melalui Satuan Gugus Tugas Nasional telah mengumumkan bahwa mereka yang usia di bawah 45 tahun boleh kembali kerja. Imbauan dan kebijakan pemerintah tersebut punya legitimasi data dan keilmuan," ucap Ikram.

Kisi-kisi ketiga yakni warga yang mempunyai penyakit penyerta kronis seperti hipertensi, jantung, paru, diabetes, dan lain sebagainya, dapat tetap bekerja dari rumah selama pandemi corona belum berlalu. Pasalnya, mereka memiliki tingkat kematian paling tinggi bila terpapar Covid-19.

"Artinya pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan mereka yang dibolehkan bekerja di luar rumah adalah mereka yang secara klinis tak punya penyakit penyerta yang kronis. Dan mereka yang pekerja namun punya penyakit penyerta yang kronis, bisa tetap kerja dari rumah," tutur Ikram.

Kisi-kisi keempat yakni memulai gaya hidup baru di era 'new normal.' Artinya bahwa warga diizinkan kembali beraktivitas namun selalu menjaga protokol kesehatan.

"Karena kita 'hidup bersama' virus corona di tengah-tengah kita hingga vaksinnya ditemukan. Aturan social distancing tetap berlaku ketat, menggunakan masker ketika keluar rumah terutama di fasilitas dan transportasi publik, sering mencuci tangan, tak bersalaman dulu dan lainnya. Dunia usaha juga mulai membiasakan diri untuk menggunakan teknologi komunikasi untuk kepentingan bisnisnya," papar Ikram.

Kisi-kisi kelima, semua pihak harus berperan serta, mengambil bagian untuk menjaga agar protokol kesehatan terjaga ketika kembali beraktivitas.

"Tak hanya pemerintah, baik pusat maupun daerah, namun pemimpin dunia usaha, tokoh masyarakat, tokoh agama harus terlibat aktif mengedukasi dan mengawasi warga agar terjaga kesehatan bersama," ucapnya.

Riset LSI Denny JA kali ini dilakukan dengan metode kualitatif yaitu studi data sekunder periode. Tiga sumber data yang digunakan: Data Gugus Tugas, Data Worldometer, dan data WHO.

(mdk/lia)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Di Markas PBB, Mensos Risma Tegaskan Soal Pentingnya Pemanfaatan Teknologi dalam Pengentasan Kemiskinan
Di Markas PBB, Mensos Risma Tegaskan Soal Pentingnya Pemanfaatan Teknologi dalam Pengentasan Kemiskinan

Kemensos mendirikan lebih dari 648 lumbung sosial di seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya
Poltracking Pakai Verifikasi Data 5 Lapis Saat Survei, Ini Daftarnya
Poltracking Pakai Verifikasi Data 5 Lapis Saat Survei, Ini Daftarnya

Poltracking Indonesia mengaku menerapkan proses verifikasi data lima lapis yang ketat saat melakukan survei.

Baca Selengkapnya
LSI Denny JA: 7 Sentimen Positif, 1 Negatif 100 hari Jelang Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto
LSI Denny JA: 7 Sentimen Positif, 1 Negatif 100 hari Jelang Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto

LSI Denny JA menemukan tujuh program yang didukung sentimen positif. Sementara satu program mendapat tantangan signifikan dari publik.

Baca Selengkapnya
IDSurvey Perluas Layanan Pemastian Berstandar Internasional, Wamen BUMN: Penting untuk Keselamatan Bersama
IDSurvey Perluas Layanan Pemastian Berstandar Internasional, Wamen BUMN: Penting untuk Keselamatan Bersama

Secara keseluruhan IDSurvey memiliki 95 titik laboratorium yang tersebar di Indonesia dengan kapabilitas laboratorium.

Baca Selengkapnya
Denny JA Terima Penghargaan, Ungkap Cerita Terkait Survei Pilpres
Denny JA Terima Penghargaan, Ungkap Cerita Terkait Survei Pilpres

Denny JA menegaskan pentingnya data untuk menyusun strategi.

Baca Selengkapnya
Mendagri: Kebijakan Harus Disusun Berdasarkan Teori dan Data
Mendagri: Kebijakan Harus Disusun Berdasarkan Teori dan Data

Mendagri menjelaskan bahwa statistik berperan penting dalam pembuatan kebijakan.

Baca Selengkapnya
Mensos Risma Disebut Sebagai Teman yang Langka dan Membanggakan di Markas Besar PBB
Mensos Risma Disebut Sebagai Teman yang Langka dan Membanggakan di Markas Besar PBB

Hal tersebut disampaikan Emilia Saiz sesaat membuka sidang sesi ke-3 forum pertemuan tingkat tinggi yang digagas PBB

Baca Selengkapnya