Risma dibela habis-habisan ketika dikabarkan jadi tersangka
Merdeka.com - Calon Wali Kota Surabaya nomor urut satu Tri Rismaharini tiba-tiba dikabarkan menjadi tersangka dalam kasus Pasar Turi. Kabar ini setelah adanya Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan atau SPDP, yang menetapkan Risma sebagai tersangka.
Hal itu diungkapkan oleh Kejati Surabaya. Beberapa orang beranggapan penetapan tersebut semata-mata hanya untuk menjegal Risma di Pilkada 9 Desember 2015 nanti.
Banyak yang merasa heran dan tak terima ketika mendengar kabar tersangka menyeret nama Risma. Mereka pun menunjukkan penolakan isu tersebut dan yakin bahwa Risma seorang politikus yang jujur dan adil, serta pantas maju di pilkada nanti.
-
Kapan Risma mendaftar Pilkada Jatim? Risma melapor dirinya diusung PDI Perjuangan (PDIP) maju dalam pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Timur (Jatim) 2024.'Bu Risma melaporkan kepada Bapak Presiden bahwa beliau dicalonkan oleh partai politik sebagai bakal calon Gubernur dan telah mendaftar ke KPU Provinsi Jatim,' kata Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana kepada wartawan, Jumat (30/8).
-
Siapa saja yang menjadi tersangka? Chandrika Chika dan lima orang rekannya telah resmi dijadikan tersangka dalam kasus penyalahgunaan narkoba.
-
Siapa yang diusulkan untuk Pilkada? Dalam Pilkada 2005, calon kepala daerah diusulkan oleh partai politik atau gabungan beberapa partai politik.
-
Kenapa Risma dipuji? Senyum Risma semakin merekah ketika berfoto bersama temannya saat bertemu di acara resepsi. 5 Gayanya pun masih sangat modis, bukan? Kecantikannya selalu membuat Risma mendapatkan pujian
-
Siapa tersangka kasus korupsi timah? Adapun yang dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan (Kejari Jaksel) adalah tersangka Tamron alias Aon (TN) selaku beneficial ownership CV VIP dan PT MCN.
-
Siapa tersangka korupsi timah? Berikut daftar 16 tersangka korupsi tata niaga timah: 1. Harvey Moeis, perpanjangan tangan PT RBT2. Helena Lim, crazy rich PIK atau Manajer PT QSE3. Toni Tamsil (TT), pihak swasta4. Achmad Albani (AA) selaku Manager Operasional Tambang CV VIP dan PT MCM5. Tamron (TN) alias AN selaku Beneficial Ownership CV VIP dan PT MCM6. EE alias EML selaku Direktur Keuangan PT Timah tahun 2017-20187. MRPT alias RZ selaku Direktur Utama PT Timah tahun 2016-2021 8. HT alias ASN selaku Direktur Utama CV VIP9. MBG selaku Pengusaha Tambang di Kota Pangkalpinang10. SG alias AW selaku Pengusaha Tambang di Kota Pangkalpinang11. RI selaku Direktur Utama (Dirut) PT SBS12. BY selaku mantan Komisaris CV VIP13. RL selaku General Manager PT TIN14. Reza Andriansyah (RA) selaku Direktur Business Development15. Suparta (SP) selaku Dirut PT Refined Bangka16. ALW selaku Direktur Operasional tahun 2017, 2018, 2021 dan Direktur Pengembangan Usaha tahun 2019 s/d 2020 PT Timah Tbk.
Status tersangka tersebut pun menjadi tidak jelas. Polri menyatakan tak benar jika Risma menjadi tersangka.
Berikut mereka yang habis-habisan membela Risma ketika dikabarkan menjadi tersangka:
PDIP sebut sprindik Risma dipolitisir
Ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Surabaya Whisnu Sakti Buana mengatakan, isu yang menyeret nama Risma sebagai tersangka dalam kasus Pasar Turi adalah bagian dari black campaign jelang Pilwali Surabaya."Dari hasil survei internal kita, sudah mencapai 87 persen, makanya kita melihat ini (kabar Risma tersangka) sebagai upaya politik yang cukup membabi butalah. Sudah hilang akal, hingga mempolitisir SPDP itu sebagai surat penetapan tersangka," terang Whisnu di sela acara pembekalan saksi PDIP di Gedung Wanita, Jalan Kali Bokor, Surabaya, Jumat malam (23/10).Whisnu juga mengaku, saat isu ini muncul dia langsung konsultasi ke Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Yan Fitri secara langsung. "Saya juga konfirmasi Kapolrestabes. Beliau menerangkan kalau SPDP ini bukan penetapan tersangka, makanya kalau pemberitaannya penetapan tersangka, ya sangat jauhlah," ucapnya.Saat ini, lanjut politikus yang akrab disapa Mas Inu ini, pihaknya masih melihat 9 Desember sebagai hal yang harus diselesaikan. "Kita melihat Bu Risma jauh dari masalah korupsi dan sebagainya. Ya pastilah, ini saya melihat ini sebagai black campaign yang sangat kejam dalam proses politik," katanya.Pihaknya sangat yakin, SPDP itu bukan masalah apa-apa dan sangat aneh jika diblow-up besar-besaran."Jika di tengah-tengah proses perhelatan Pilkada seperti ini tiba-tiba muncul proses, muncul penyelidikan seperti ini harus diblow-up seperti ini. Di mana-mana, proses penyelidikan seperti ini harus ditahan sampai proses Pilkada selesai. Itu untuk menjaga netralitas dan sebagainya," sambungnya.Wishnu ingin kepolisian dan kejaksaan untuk tetap ikut menjaga netralitas. "Karena kami juga sangat yakin Bu Risma tidak salah apa-apa. Saya yakin, 9 Desember nanti kita akan menang telak," tuturnya.Bahkan, Whisnu juga mengaku pihaknya tidak akan menanggapi isu-isu tersebut. "Ya ngapain harus kita tanggapi. Fitnah seperti ini, kan juga bisa mengurangi dosa kita. Justru kita bersyukur. Ya kita tetap menghormati proses hukum, SPDP itu proses dimulainya penyelidikan, jadi bukan penetapan tersangka," terangnya.
Mendagri bingung beda sikap Kejaksaan & polisi soal Risma tersangka
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengaku bingung dengan kasus pasar Turi yang menetapkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebagai tersangka. Apalagi penetapan tersangka datang dari Kejati Jawa Timur, pihak kepolisian tidak mengakui telah menetapkan Risma."Justru sebagai anggota masyarakat atau sebagai menteri saya menjadi bingung dari penjelasan semua media yang ada, pendapat antara kepolisian dan pendapatan kejaksaan itu berbeda," kata Tjahjo, di Hotel Gran Sahid Jakarta, Sabtu (24/10).Mantan Sekjen PDIP ini menyatakan, sebagai wali kota yang berada di tengah-tengah aturan, Risma wajib membela pengusaha untuk membesarkan investor di kota Surabaya. Di sisi lain, Risma juga diwajibkan untuk perhatikan pedagang kecil."Kalau prosesnya memang benar membela pedagang kecil atau pengusaha kecil atau masyarakat kecil itu yang wajib sebagai wali kota," kata Tjahjo.
Jika Risma tersangka, Ganjar minta Jokowi ingatkan Polri & Kejaksaan
Dijadikannya Tri Rismaharini atau yang akrab disapa Risma sebagai tersangka kasus Pasar Turi menurut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengingkari kesepakatan dalam rapat bersama Presiden Joko Widodo di Istana Negara beberapa hari yang lalu."Sebenarnya kalau rapat dengan Presiden, dengan Kajati, dengan Kapolda di situ ada Jaksa Agung ada juga Kapolri kita sudah bersepakat lho semuanya agar tidak ada anasir-anasir yang akan membunuh kepentingan politik lain," tegas Ganjar Pranowo yang merupakan kader PDI Perjuangan ini usai membuka acara Pameran Produk Inovasi 2015 di Halaman Gedung Lawang Sewu, Jalan Pemuda Kota Semarang, Jawa Tengah Minggu (23/10).Dalam pertemuan tersebut, Ganjar mengingatkan selama ada masalah hukum terhadap calon tidak boleh diganggu selama proses pilkada serentak berlangsung.Seandainya benar Risma dijadikan tersangka maka Jokowi harus mengingatkan kejaksaan dan kepolisian. "Sepakat, selama ada masalah dan berproses hukum dan ada dalam Pilkada tidak boleh diganggu. Maka ini menurut saya pelanggaran pertama yang harus ditertibkan. Maka komitmen politik dari penegak hukumnya mesti diperingatkan," ungkapnya.Ganjar menilai langkah kepolisian dan kejaksaan menetapkan Risma sebagai tersangka mencerminkan dugaan tidak sehatnya perpolitikan."Dan ini, Pak Presiden harus bicara langsung untuk menanyakan langsung pada Kapolri, pada Jaksa Agung komitmen waktu itu yang seluruh Gubernur, Kajati dan Kapolda diundang biar tidak mengganggu. Nanti kalau enggak kan ini akan menjadi alat-alat untuk membunuh lawan politiknya. Itu sangat tidak sehat untuk wilayah politik demokrasi," paparnya.Ganjar pun tidak percaya jika sosok Risma melakukan tindak pidana korupsi. Apalagi, menjelang pilkada ditetapkan tersangka semua orang akan mudah membaca jika ini adalah berbau politis."Apalagi Mbak Risma lah, semua orang akan cukup gampang membaca. Ini politik. Risma itu nggak ada yang nantang! Terus kemudian begitu jalan disetrum di tengah jalan ya nggak lah, nggak lah. Dia orang baik. Bahwa ada kekurangan mana sih yang nggak," tutupnya.
Pedagang Pasar Turi sebut Risma tersangka ulah Bos Gala Bumi Perkasa
Kuasa hukum 7 Asosiasi Pedagang Pasar Turi Penghuni Tempat Penampungan Sementara(TPS), I Wayan Titip, mengatakan penetapan Risma sebagai tersangka diduga ada berbagai upaya tertentu dari Henry J Gunawan selaku pimpinan PT Gala Bumi Perkasa. Diduga ini untuk menjatuhkan calon wali kota incumbent tersebut."Bu Risma tidak mungkin menyalahgunakan wewenangnya menyangkut kasus Pasar Turi," kata Wayan, Jumat (23/10).Sebab, kata Wayan, sebelum Pasar Turi dibangun, termasuk TPS, sudah mendapat restu dari Pemkot Surabaya. Bahkan dana anggaran pembangunan yang diambil dari APBD senilai Rp 18 miliar itu, juga disokong dana dari Pemprov Jawa Timur sebesar Rp 5 miliar."Kan sudah disetujui. Jadi ini akal-akalan kontraktor (PT Gala Bumi) saja. Jadi saya tidak heran kalu ada yang menjatuhkan Bu Risma secara terus-terusan," keluhnya.Justru, Wayan heran dengan Polda Jawa Timur yang tidak segera menangkap Henry J Gunawan, yang sempat dilaporkan pedagang Pasar Turi dengan tuduhan penggelapan uang miliaran rupiah. Dan Henry juga sudah ditetapkan sebagai tersangka."Dia beberapa kali dipanggil, malah mangkir. Henry tidak pernah datang. Kok tidak ditangkap? Saya kuasa hukumnya pedagang. Saya yang menangani kasusnya. Jadi saya tahu semuanya," ketus Wayan.Ingat, imbau Wayan, Henry sudah membawa uang setengah miliaran rupiah milik pedagang yang tinggal di TPS. "Pedagang sudah bayar stand, tapi tidak boleh masuk ke Pasar Turi dan terpaksa tetap tinggal di TPS sampai sekarang. Dan ketika pedagang dibela Bu Risma, justru beliau dikabarkan jadi tersangka. Ini aneh," pungkasnya heran.
PDIP cium aroma politik penetapan Risma tersangka
Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pereira menegaskan penetapan tersangka mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini alias Risma dalam kasus Pasar Turi sarat muatan politis. Pasalnya banyak pihak yang mencoba menjegal Risma untuk kembali maju di Pilkada Serentak 9 Desember nanti."Kami sudah dengar beritanya, tapi DPD PDIP (Surabaya) belum mendapatkan surat tembusan penetapan tersangka, tapi memang ini politis ya. Kita tahu banyak yang mencoba menjegal Bu Risma dari Pilkada, mulai dari calon tunggal waktu itu," kata Andreas saat dihubungi merdeka.com, Jumat (23/10).Atas hal ini, Andreas menegaskan partainya akan memberikan bantuan hukum ke Risma. Pihaknya merasa publik bisa melihat bahwa ini ada permainan."Sambil menunggu informasi pasti dari DPD, tentu kami akan berikan bantuan hukum. Saya kira semua orang bisa lihat ya, ini politis berbagai macam cara dilakukan pihak-pihak tertentu untuk menjegal bu Risma," tukasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Risma masuk dalam bursa calon gubernur DKI Jakarta dan Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaSaid meminta komitmen semua kader dan pengurus DPC PDIP di Jatim untuk bersungguh-sungguh memenangkan Risma
Baca SelengkapnyaHasto Kristiyanto membongkar strategi untuk memenangkan pasangan Tri Rismaharini dan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans di Pilkada Jatim.
Baca SelengkapnyaMegawati disebut memberikan pesan khusus pada seluruh kadernya agar memenangkan pasangan Risma- Gus Hans di Jatim.
Baca SelengkapnyaRisma pun meminta maaf kepada seluruh Anggota Komisi VIII DPR RI yang menjadi mitra kerjanya.
Baca SelengkapnyaMenteri Sosial (Mensos) RI Tri Rismaharini dipastikan maju dalam bursa Pilkada Jawa Timur 2024.
Baca SelengkapnyaKetua Badan Anggaran DPR RI itu meyakini pasangan Risma-Gus Hans akan mendapat mandat dan kepercayaan dari masyarakat Jatim.
Baca SelengkapnyaPDIP akan mengusung Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini sebagai bakal calon gubernur pada Pilkada Jawa Timur
Baca SelengkapnyaSelain Risma, nama Andika Perkasa juga menjadi opsi bagi PDIP di Pilkada serentak 2024.
Baca SelengkapnyaSedih, kalau Jawa Timur sebagai basis santri, tetapi pemerintahannya di obok-obok KPK.
Baca Selengkapnya