Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ritual Nyadran, tradisi Trah Bonokeling menyambut puasa

Ritual Nyadran, tradisi Trah Bonokeling menyambut puasa Ritual Nyadran Pengikut Bonokeling di Banyumas. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Ratusan perempuan nampak bergegas. Puluhan jenis makanan untuk disajikan dalam perjamuan besar sudah harus ditata. Malam semakin larut, sementara para lelaki asyik berdiskusi dan sebagian lagi terlelap dalam tidur.

"Tahun ini upacara adat diikuti oleh 1.235 pengikut Bonokeling," terang Kadus I Desa Pekuncen Kecamatan Jatilawang Banyumas, Sabtu (14/7).

Upacara tahunan menyambut puasa dan sebagai penanda musim tanam ini hanya bisa diikuti oleh trah Bonokeling. Mereka berasal dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Sebagian besar harus berjalan kaki untuk menuju makam Bonokeling. Bahkan jaraknya mencapai 40 kilometer. Mereka berjalan tanpa alas kaki sebagai pertanda keprihatinan.

Setelah semalaman melakukan laku perjanjen, pagi harinya pengikut Bonokeling menuju makam untuk berdoa dan mengajukan permohonan kepada Yang Maha Kuasa. Nampak, asap mengepul tebal. Puluhan laki-laki yang mengenakan ikat kepala batik nampak sedang memasak gulai. Sedangkan kaum perempuan yang mengenakan kemben sebatas dada, hanya duduk menunggu masakan matang.

"Semua dilakukan oleh kaum laki-laki, kaum perempuan dilarang ikut memasak," ujar Sumitro, Ketua Adat Desa Pekuncen Kecamatan Jatilawang Banyumas, saat ditemui Jumat paginya.

Tentu saja, acara masak memasak itu bukan dalam rangka hari ibu atau hari Kartini. Mereka memasak massal untuk persembahan pada acara unggah-unggahan.

Acara ritual yang dilakukan setahun sekali ini digelar oleh ribuan penganut Islam Jawa yang ada di sekitar Banyumas dan Cilacap. Mereka menyebutnya Trah Bonokeling. Hingga saat ini 'kerajaan' Bonokeling

masih tetap terjaga, baik struktur pemerintahan maupun sistem sosialnya.

Ritual unggah-unggahan tersebut merupakan acara puncak menyambut bulan puasa. Meskipun pada awalnya, sebelum Islam datang, acara tersebut dilakukan sebelum masa tanam padi. Peserta ritual berasal dari Banyumas dan Cilacap. Mereka datang ke tempat ritual dengan cara berjalan kaki. Pun saat menuju tempat ritual yang jaraknya bisa mencapai 25 kilometer, mereka dilarang menggunakan alas kaki.

"Ini simbol bahwa manusia harus bersahabat dengan alam, lahir dari tanah dan kembali ke tanah," terang Sumitro.

Djoyosrono (53) pengikut Bonokeling dari Kalikudi Cilacap mengatakan, mereka berangkat dari Cilacap pagi hari. Setelah berjalan hampir enam jam, mereka sampai di tempat ritual.

"Selama dalam perjalanan, kami dilarang untuk berbicara atau tapa bisu," katanya.

Perjalanan jauh tanpa alas kaki ini, kata Djoyosrono, merupakan proses menyucikan diri menjelang bulan puasa. Dari perjalanan tersebut, diharapkan muncul keikhlasan pikir dan perasaan agar dalam menjalankan puasa bisa diterima.

Ritual tahun ini, mereka menyembelih 24 kambing yang merupakan sumbangan dari pengikut Bonokeling. Setelah berdzikir semalaman (dzikirnya menggunakan bahasa Jawa), acara dilanjutkan siang harinya dengan memasak massal.

"Masakan yang telah matang lalu dibawa ke makam Bonokeling untuk didoakan bersama,” terang Kartasari (75) juru kunci makam Bonokeling.

Tidak sembarang orang boleh masuk komplek makam tersebut. Mereka yang boleh masuk harus menggunakan ikat kepala dengan baju berwarna hitam.

Kartasari mengatakan, ritual tersebut merupakan penanda terjaganya warisan leluhur. Meski dia juga tak menolak modernisasi. "Kalau yang sudah tua dan tak sanggup berjalan, boleh naik kendaraan umum," katanya. (mdk/hhw)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengintip Tradisi Bada Riaya, Lebaran-nya Masyarakat Islam Kejawen Bonokeling di Banyumas
Mengintip Tradisi Bada Riaya, Lebaran-nya Masyarakat Islam Kejawen Bonokeling di Banyumas

Pada hari raya Lebaran, mereka tidak melaksanakan salat Idulfitri. Pelaksanaan salat mereka ganti dengan membersihkan makam leluhur.

Baca Selengkapnya
Keseruan Warga Bonokeling Rayakan Perlon Besar, Pertahankan Tradisi Adat Jawa Kuno
Keseruan Warga Bonokeling Rayakan Perlon Besar, Pertahankan Tradisi Adat Jawa Kuno

Suasana guyub rukun terasa saat masyarakat Bonokeling merayakan perlon besar.

Baca Selengkapnya
Sambut Bulan Suci Ramadan, Begini Serunya Tradisi Nyadran Ala Masyarakat Desa di Boyolali
Sambut Bulan Suci Ramadan, Begini Serunya Tradisi Nyadran Ala Masyarakat Desa di Boyolali

Di balik pelaksanaannya, tradisi Nyadran memiliki nilai-nilai sosial budaya yang terkandung di dalamnya.

Baca Selengkapnya
Potret Kawasan Wisata Bromo saat Yadnya Kasada 2024, Warga Tengger Khusyuk Berdoa Tak Terganggu Wisatawan
Potret Kawasan Wisata Bromo saat Yadnya Kasada 2024, Warga Tengger Khusyuk Berdoa Tak Terganggu Wisatawan

Kawasan wisata Bromo ditutup untuk wisatawan mulai 21-24 Juni 2024.

Baca Selengkapnya
Mengenal Ruwahan Tradisi Orang Betawi Jelang Ramadan, Sambut Kedatangan Roh Leluhur ke Rumah
Mengenal Ruwahan Tradisi Orang Betawi Jelang Ramadan, Sambut Kedatangan Roh Leluhur ke Rumah

Ruwahan cukup berbeda dari tradisi penyambutan Ramadan di daerah lain

Baca Selengkapnya
Mengenal Rebo Kasan, Tradisi Doa Bersama yang Merekatkan Kebersamaan Masyarakat Daerah Air Anyir
Mengenal Rebo Kasan, Tradisi Doa Bersama yang Merekatkan Kebersamaan Masyarakat Daerah Air Anyir

Sebuah ritual doa kepada Tuhan sebagai ritual tolak bala yang dilaksanakan setiap bulan Sya'far atau setiap hari Rabu terakhir pada penanggalan Hijriah.

Baca Selengkapnya
Melihat Tradisi Nyadran, Perayaan Syukur Masyarakat Suku Tengger di Lumajang
Melihat Tradisi Nyadran, Perayaan Syukur Masyarakat Suku Tengger di Lumajang

Tradisi ini digelar setiap perayaan Hari Raya Karo yang jatuh pada tanggal 15 bulan Karo dalam kalender Saka.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Papajar, Cara Orang Sunda Sambut Hari Pertama Ramadan
Mengenal Tradisi Papajar, Cara Orang Sunda Sambut Hari Pertama Ramadan

Kenalan lebih dekat dengan tradisi Papajar untuk menyambut bulan suci Ramadan ala masyarakat Sunda.

Baca Selengkapnya
Pemkab Cianjur Siap Pikat Wisatawan dengan Nyalawean, Yuk Kenalan Lebih Dekat dengan Tradisinya
Pemkab Cianjur Siap Pikat Wisatawan dengan Nyalawean, Yuk Kenalan Lebih Dekat dengan Tradisinya

Salah satu keunikan Nyalawean adalah pelaksanaannya yakni setiap tanggal 25 di bulan tertentu kalendrer Islam

Baca Selengkapnya
Penuh Kemeriahan dan Kehangatan, Ini 5 Tradisi Sambut Hari Maulid Nabi di Pulau Sumatra
Penuh Kemeriahan dan Kehangatan, Ini 5 Tradisi Sambut Hari Maulid Nabi di Pulau Sumatra

Intip tradisi sambut hari Maulid Nabi yang berlangsung di Pulau Sumatra setiap tahunnya.

Baca Selengkapnya
Lima Tahun Sekali Kalender Suku Tengger Terdiri dari 13 Bulan, Ini Fakta di Baliknya
Lima Tahun Sekali Kalender Suku Tengger Terdiri dari 13 Bulan, Ini Fakta di Baliknya

Tradisi Unan-unan dirayakan oleh semua orang Tengger baik yang beragama Hindu, Islam, hingga Kristen.

Baca Selengkapnya
Menjaga Tradisi, Begini Suasana Perkampungan Suku Jawa Kuno Kejawen Adat Istiadatnya Masih Kental
Menjaga Tradisi, Begini Suasana Perkampungan Suku Jawa Kuno Kejawen Adat Istiadatnya Masih Kental

Begini penampakan masyarakat Islam Bonokeling di Banyumas Jawa Tengah. Masih memegang kepercayaan Jawa Kuno.

Baca Selengkapnya