Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Rizal: Jangan bermental inlender, mudah percaya omongan orang asing

Rizal: Jangan bermental inlender, mudah percaya omongan orang asing Rizal Ramli. ©2015 Merdeka.com/efrimal bahri

Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli menceritakan pengalaman sulitnya menjadi seorang menteri. Menurut dia, duduk di kursi pemerintahan perlu perjuangan keras. Terlebih, Rizal merupakan anak yatim piatu.

"Saya anak yatim piatu, sedih, enggak punya orang tua. Kesusahan itu kita rubah jadi kekuatan. Kita rubah jadi prestasi. Jangan ngeluh, balikan kepahitan itu jadi kekuatan," ucap Rizal saat acara Kompasianaval 2015, tokoh bicara 'Indonesia bermental hebat' di Gandaria City, Jakarta, Minggu (13/12).

Sejak kecil, Rizal mengaku lebih tertarik dengan pelajaran matematika. Sebab, dianggapnya rumus matematika sama halnya dengan memecahkan permasalahan hidup.

"Saya senang sekali pelajaran matematika, kita bisa belajar cari akal untuk menyelesaikan masalah. Semisal, dari 7 langkah jadi 2 langkah. Itu kan ada di pelajaran matematika rumus seperti itu, sama halnya dengan rumus kehidupan," paparnya.

Selain itu, Rizal mengklaim dari kecil sudah terbiasa memecahkan solusi di luar kebiasaan pada umumnya. Dia tidak pernah terkontaminasi dengan pemikiran orang-orang. Dia memiliki cara, ide dan gagasan sendiri untuk menyelesaikan setiap permasalahan.

Menurut dia, setiap orang tidak bisa menjadi juara di semua bidang. Hanya saja, lanjut dia, sebagai seorang mental juara tidak boleh pesimis. Pada kesempatan itu, Rizal menyindir seorang menteri yang lebih percaya kepada orang asing. Namun, dia tidak menyebutkan siapa pihak yang dimaksud.

"Kita merdeka udah 70 tahun. Jangan jadi mental inlender. Jangan mudah percaya omongan orang asing. Karena ada Menteri yang seperti itu. Saya tidak mau sebut namanya," jelasnya.

Rizal mengungkapkan ada 3 faktor yang membuat generasi penerus tidak bisa maju, antara lain, feodalisme. Kedua, lanjut dia, suku dan agama, hal itu menghambat kemajuan Indonesia. Sedangkan yang terakhir, Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN).

"Kadang-kadang kita punya pikiran harus jadi penguasa dulu untuk merubah Indonesia. Enggak bener itu. Kita harus belajar menjadi Indonesia pemenang, jangan kalah mulu. Ini kalah, itu kalah," pungkasnya. (mdk/hhw)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
50 Kata-kata Mutiara Anak Yatim Paling Menyentuh Hati, Berikan Motivasi dan Harapan
50 Kata-kata Mutiara Anak Yatim Paling Menyentuh Hati, Berikan Motivasi dan Harapan

Berikut kumpulan kata-kata mutiara anak yatim paling menyentuh hati selengkapnya.

Baca Selengkapnya